Queena remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA, Ia di buang oleh keluarga nya karna dianggap membawa sial setelah kematian kedua orang tuanya....Namun tiba tiba setelah 11 tahun di telantarkan, tiba tiba keluarga nya memaksa dia menikah karna alasan wasiat dari alm.Orang tua nya....
Vincent pria dewasa berusia 26 tahun, yang memiliki trauma pada kegelapan, tapi dia juga tak bisa tidur nyenyak dengan lampu terang. dia hanya bisa mengandalkan obat tidur setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Dijepang Queena dan Vincent menghabiskan waktu dengan berburu kuliner dan mengunjungi beberapa tempat wisata yang terkenal Disana.
Queena cukup di buat takjub dengan apa yang ia lihat sekarang, Disana sangat bersih sejuk dan tertib. Ia sangat menyukai suasana Disana.
"Sayang, aku mau itu" tunjuk queena pada salah satu makanan.
"Sebentar ya" ucap Vincent lembut, dengan sigap ia membelikan apa yang istrinya ingin kan. Tak tanggung tanggung Vincent membelikan 3 sekaligus agar istrinya merasa puas.
Mereka pun kini kembali kembali ke hotel untuk beristirahat setelah merasa cukup puas.
***
"Sayang, hari sudah malam. Kenapa kamu belum pulang juga?" tanya flora pada kekasih nya itu.
"Sebentar ya sayang, 30 menit lagi aku akan pulang. Muach" ucap Willy dengan lembut, setelah nya ia mematikan sambungan telepon nya.
"Huftttt selalu saja begini, Nasib menjadi orang kepercayaan pak Vincent" gumam flora.
Ia pun memutuskan memasak, untuk makan malam kekasih nya. Kasihan rasanya jika ia tidur terlebih dahulu, karna ia tahu Willy belum makan apapun sejak tadi siang karna sibuk mengurus pekerjaan yang Vincent tinggalkan.
40menit berlalu, flora sudah selesai memasak tepat dengan Willy yang baru saja tiba dirumah.
"Kamu masak?" tanya Willy dengan tatapan berbinar.
"iya dong, aku tahu kamu belum makan. Ayo bersihkan dirimu terlebih dahulu, setelah itu aku akan temani kamu makan" ucap flora.
"Terimakasih sayang" ucap Willy seraya berjalan menuju kamar nya.
Tak berselang lama, Willy selesai membersihkan diri, kini mereka berdua pun makan dengan tenang.
"sayang, masakan mu sungguh lezat, aku menyukai nya" ucap Willy, terlihat ia sangat lahap memakan masakan flora.
"Syukur lah, aku senang mendengar nya. makan perlahan, nanti tersedak"
"hmmmmm" Willy mengangguk, mulut nya sibuk mengunyah makanan lezat yang di buat orang terkasih nya.
______________________________________________
1 Minggu Telah Berlalu, Kini Queena dan Vincent pun memutuskan untuk pulang.
Setiba nya di rumah, mereka tak menemukan flora dan Willy karna hari memang sudah siang, sudah di pastikan mereka berangkat ke kantor.
"Kamu harus kasih bonus tinggi untuk kak Willy, dia pasti bekerja keras untuk mengerjakan pekerjaan mu" ucap queena.
"iya sayang, aku pasti memberiny bonus tinggi. Apa kamu ingin tahu sesuatu?" tanya Vincent.
"Apa itu? Ayolah jangan bikin aku penasaran?" tanya queena dengan nada merengek.
"Aku mendengar dari pelayan disini, Willy dan flora sangat dekat seperti sepasang kekasih. Tapi tolong berpura pura tidak tahu, sampai mereka memberitahu kebenaran nya..oke?" kata Vincent.
"Wahhhh benarkah? Jika benar, aku sangat senang. akhirnya kakak punya pasangan, semoga mereka segera memberitahu kita dan melangsungkan pernikahan" ucap queena dengan semangat.
"iya sayang, doakan yang terbaik untuk kakak mu ya"
Vincent langsung pergi ke kantor, ia tak mau menunda waktu lagi untuk beristirahat. Ia ingin kembali bekerja.
"Hufttttt, suami ku memang gila kerja. Tapi aku beruntung, dia lebih mementingkan aku dari pada pekerjaan nya, xixixiixi" gumam queena.
Queena merebahkan dirinya melihat lihat foto nya kemarin saat berada di Jepang, dan berencana untuk mengupload nya di sosial media milik nya.
"Apa keputusan ku sudah benar? Apa dia tidak akan marah jika mengetahui kebenarannya?" gumam queena. Pasal nya, selama honeymoon di Jepang, Vincent tak menggunakan pengaman ia memerintahkan queena memakai pil KB, tapi queena tak memakan Pill itu.
"Bagaimana jika aku hamil? Bagaimana jika ia tak terima? Apa dia akan membuangku?" sederet pikiran negatif bermunculan di kepala queena.