NovelToon NovelToon
Midnight Rain

Midnight Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Kaya Raya / Angst / Romansa / Roman-Angst Mafia
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: AYZY

Pada mulanya, sebuah payung kecil yang melindunginya dari tetesan hujan, kini berubah menjadi sebuah sangkar. Kapankah ia akan terlepas dari itu semua?



Credits:

Cover from Naver

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYZY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Strawberries and Wine

Kami hanya berdiam diri saat duduk berdua di salah satu tempat makan khas Italian. Sebuah pasta untukku dan segelas red wine milik Andrew tersaji di atas meja berbalut kain bewarna putih gading. Andrew memesan steak daging sapi dengan tingkat kematangan medium rare sebagai teman minumnya. Sedangkan aku memasan strawberry juice. Pria itu mengenakan setelan jas formal bewarna hitam lengkap dengan sepotong sapu tangan di balik saku, rambut hitam bergaya comma hairnya itu tertata rapi, dan ada sebuah jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya yang ramping, disempurnakan dengan visual hampir mendekati kata sempurna yang akan membuat orang-orang di sekitarnya tidak bisa untuk tidak melihatnya lebih dari satu kali. Andrew Brandyn Davis — kuakui, dia memang pria yang sangat mengesankan walaupun dia menyimpan terlalu banyak misteri.

Aku cukup terhanyut oleh nuansa romantis ala Italia dengan pemandangan laut biru di balik dinding kaca tepat di sebelah meja ini. Langit di luar sana sudah berubah menjadi gelap semenjak kedatangan kami saat matahari tenggelam. Di antara kami, tidak ada yang memulai pembicaraan. Dia sangat pendiam, jadi aku juga tidak berbicara apapun, aku hanya merasa tidak nyaman dengannya saat ini. Aku dan dia duduk di satu tempat yang sama, hanya berdua. Entah apa kata orang-orang yang melihat kami, penampilanku saja tidak bisa dikatakan setara dengannya. Aku hanya memakai dress jadul bewarna putih dengan motif bunga-bunga, sedangkan dia ...? Bukankah kami terlihat sangat tidak cocok? Aku tahu, tapi aku tidak punya pakaian lain yang lebih cocok selain yang kukenakan hari ini.

Kulihat dia cukup menikmati hidangannya. Meskipun dia hanya diam dan makan dengan tenang, namun ia tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang terlihat seperti memiliki banyak beban pikiran. Hari ini ia tampak lebih tertekan dari pada biasanya. Lihat saja sudah berapa kali ia menuangkan wine kedalam gelas? Berkali-kali, dan itu kurasa bukan penyebab ia mengerutkan keningnya sekarang, aku tahu ia memiliki batas toleransi yang tinggi terhadap minuman beralkohol.

Sejujurnya, semenjak kejadian yang sudah berlalu 5 tahun yang lalu, baik sikapku maupun sikap Andrew berubah. Ia lebih pendiam, sementara aku jauh lebih pendiam lagi karena pada kenyataannya aku sudah mulai merasa takut padanya.

"Kau tidak ingin memesan yang lain?" tanyanya secara tiba-tiba, seketika itu jantungku terasa akan lompat keluar.

Setelah menarik napas, aku menggelengkan kepala, mencoba untuk bereaksi setenang mungkin—fokus memutar garpu dan makan dengan benar. Meskipun sesekali ia bertanya, tetapi nada suaranya begitu dingin.

"Ada apa, apa kau tidak suka dengan hidangannya?"

Aku menggelengkan kepala sekali lagi.

Kudengar ia menghela napas. Setelah itu, tidak ada lagi pertanyaan darinya.

Andrew kembali mengangkat pisau dan juga garpu, mencoba memotong daging di atas piring yang masih utuh itu dengan gerakan terampil. Sedangkan aku mulai mengisap sedotan untuk meminum jus strawberry di dalam gelas kaca.

Malam ini begitu dingin, sedangkan aku hanya memakai selembar pakaian yang tipis. Ya Tuhan, seharusnya aku tadi membawa mantel atau jaket berbulu untuk berjaga-jaga. Tapi, tadi kupikir cuaca tidak akan sedingin itu.

"Mau minum wine?" Ia mengangkat gelasnya padaku.

"Aku tidak bisa—"

"Oh, that's right. Then wear this!"

Andrew meraih coat yang tersampir di belakang kursinya kemudian berjalan ke arahku.

"Ap-apa yang kau lakukan?"

"Kau kedinginan!" ucapnya sembari memakaikan coat panjang miliknya untuk membungkus tubuhku.

Aku sedikit terharu dengan sikapnya yang sangat perhatian. Dan yang terpenting, bagaimana dia bisa tahu aku sedang kedinginan?

Aku menolehkan kepala ke arahnya, dia masih berdiri di sampingku sembari merapikan coat yang aku kenakan, memastikan itu sudah terpasang dengan rapi.

"Stop, Andrew. Thanks!" Aku tersenyum padanya dengan tulus, ia membalasku dengan senyuman tipis sebelum kembali ke tempat duduknya.

"Apa kau tidak melihat ramalan cuaca akhir-akhir ini?"

Aku mendongakkan kepala melihatnya masih menatapku intens.

Aku segera mengalihkan pandangan. "Aku hanya tidak tahu."

"Lain kali pakai pakaian yang seperti biasa kau pakai. Tidak perlu memaksakan diri."

"Itu karena kau mengajakku makan malam di restoran, bagaimana aku bisa memakai pakaian santai?"

Andrew mengangkat sebelah alisnya, "Kau kan bisa menyuruhku untuk memberimu beberapa pakaian yang layak, why do you feel so embarrassed about me? Remember, I'm still your boyfriend!"

"Kau sudah mentraktirku makan malam!"

Andrew menghela napas. "Then what does this have to do with what I said earlier?"

"..."

Aku menelan pasta dengan cepat kemudian meminum jus strawberry nya kembali.

"Stella, jawab pertanyaanku!"

Nada suaranya dinaikkan. Aku sedikit terkejut dengan auranya yang semakin dingin dan menakutkan. Aku menatapnya takut-takut sebelum menjawab, "Andrew, aku memang merasa tidak enak padamu. Jujur saja ...," Aku menundukkan kepala dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapanku, aku tidak mau terlihat lemah seperti ini di hadapannya, akan tetapi aku tidak bisa menyembunyikan semua rasa ketidakpercayaan diriku dengan mudah, "j-jujur s-saja, aku merasa aku tidak pantas bagimu, Andrew! A-aku—"

"Stella, sudah jangan diteruskan, aku tahu ... tapi cobalah untuk terus bergantung padaku, aku tidak masalah...."

Mataku mulai berkaca-kaca, aku meremas kedua lututku sendiri. Aku masih tidak mau melihatnya dengan keadaan seperti ini. "Tidak! Aku akan merasa terbebani jika seperti itu!"

"Apa ada masalah dengan pekerjaanmu? Atau kuliahmu?"

Alih-alih menjawab pertanyaanku, dia justru bertanya hal lain mengenai sesuatu yang memang sedang aku khawatirkan saat ini. Memang, diusiaku yang ke-22 tahun ini, aku baru melanjutkan pendidikanku ke perguruan tinggi. Lima tahun terakhir ini aku sibuk bekerja serabutan untuk mencari uang, dan aku tidak pernah meminta bantuan Andrew mengenai masalah apapun, termasuk masalah finansial.

Hal itulah yang membuatku merasa sangat tidak percaya diri jika sedang bersamanya.

Berbeda denganku, Andrew adalah seorang pria yang sukses diumurnya yang baru memasuki umur 24 tahun. Dia melanjutkan perusahaan ayahnya di bidang properti dengan sangat baik. Karir dan kehidupannya sangat sempurna, sehingga membuat napasku tercekat setiap kali aku melihatnya. Setiap saat, saat aku mendengar kabarnya di surat kabar atau televisi, atau saat aku tidak sengaja bertemu dengannya di suatu tempat bersama dengan rekan-rekan bisnisnya. Di saat seperti itu, aku tidak bisa menyapanya, walaupun aku adalah kekasihnya, aku tidak merasa demikian.

Aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri? Bagaimana aku bisa memiliki pacar seperti dia?

"I'm your lover, Stella! So, ask me for help, I won't know if you just keep quiet!"

"An-drew...."

"Yes, darling?"

Sejujurnya, hatiku berbunga-bunga saat dia memanggilku sayang. Aku merasakan pipiku sedikit menghangat saat dia menatapku dengan penuh rasa kasih sayang seperti saat ini.

Aku memalingkan wajah untuk kesekian kalinya. Oh Tuhan ... mengapa dia sangat tampan? Manik mata hitamnya sangat indah, kulitnya putih dan bersih seperti porselen, hidungnya mancung, alisnya tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal, rahangnya tegas, dan bibirnya ... bibirnya bewarna kemerahan tetapi tampak pucat.

Aku menarik napas dalam, sebelum mengembuskannya kembali. Setelah mengumpulkan keberanian, aku pun menatapnya dengan tegas.

"Aku ingin mengakhiri hubungan ini."

1
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
AYZY: iya, tunggu ya
total 1 replies
N~ma
bagus banget ceritanya
AYZY: /Heart/
total 1 replies
N~ma
updatenya langsung double donk author
leann
bagus banget kak ceritanya 😭😭
leann
/Smile/
leann
kenapa tu bwang
leann
waduh waduh
chaeeryyy
lanjutt
Ayaya38
next
Asma'ul Khusnah
Kpan lagi update kak?
AYZY: sabar sabar, lagi nulis ini
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
kamu bisa jadi lebih baik stella.. tujuan andrew supaya kamu bisa berdiri sendiri..
AYZY: /Facepalm//Grin//Scream/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
ahhh.. lamaaaa...
tapi sukaaa.. gimana dong..
boleh banyak2 dong up nya..
/Kiss//Kiss/
AYZY: sabar sabar sabar
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
laaahh.. kok gitu.. di eksekusi langsung stella nya.. /Chuckle/
AYZY: gua yang deg degan /Drowsy/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
🌸Ar_Vi🌸
rumit keknya ya thor..
saran aja nih.. kalau buat cerita misteri, updatenya sehari 3 x.. supaya pembacanya ga kentang.. /Chuckle//Kiss/
AYZY: lagi sakit kepala 😣😭
🌸Ar_Vi🌸: semangat kakak.. /Applaud/
total 3 replies
🌸Ar_Vi🌸
selowww banget ya ceritanya.../Bye-Bye/
AYZY: wkwk gimana, lanjut nggak
total 1 replies
AYZY
jika kamu tidak akan melakukan apa pun malam ini, bagaimana kalau kamu melakukan sesuatu untukku?
AYZY
kalau aku tak datang siapa yang bisa menggantikanku ya?
AYZY
sepanjang waktu aku menunggumu untuk memintaku ikut denganmu. karena aku hanya ingin mendengarnya darimu
AYZY
Aku baru saja bangun, ada apa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!