Demand adalah seorang petarung maniak dan menakutkan di sekolah Giulietta. Pertarungan selalu ada di depan mata, tanpa pandang bulu, hanya ada perkelahian baginya. Sebuah geng ataupun seorang individu, yang kuat ataupun yang lemah, yang memiliki kuasa atau tidak, semuanya akan dimusnahkan.
Rekannya Miller sedang diculik oleh sekelompok geng misterius, tanpa ragu Demand datang seorang diri ke markas geng tersebut. Dalam beberapa saat geng itu dibuatnya tak berkutik dan hancur dikalahkan olehnya.
Namun ternyata seorang wanita cantik terlibat dalam masalah itu dan juga sedang disandera, ia bernama Lasiana. Seorang wanita cantik dengan karakter pemalu dan baik hati itu membuat Demand mengalami cinta pandangan pertamanya. Tapi... siapa sangka hal itu akan membawanya kepada kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir Dari Pertarungan
Entah kenapa situasinya menjadi seperti ini, saat ini aku sedang berhadapan dengan Bryan di tengah-tengah, hanya berdua saja. Ya, hanya ada aku, Miller, Adams, Bryan dan para bawahannya. Lalu kemana semua perginya penonton yang sangat banyak itu sebelumnya? Mereka semua di usir atas perintah Bryan.
Sungguh luar biasa aura yang terpancar dari seorang pentolan di sekolah ini, benar-benar mengagumkan. Ehm, bukan berarti aku menginginkan kejayaanku kembali. Aku hanya merasa hal itu benar-benar luar biasa, melalui sudut pandangku, Bryan yang memiliki kekuasaan terbesar di sekolah ini, akan dipandang dengan hormat oleh orang lain.
Itulah yang membuatku merasa kagum, yah ... Walaupun itu adalah hal yang buruk. Oleh karena itu aku ingin mereka menghormati dan dipandang baik oleh orang lain dengan sudut pandang yang berbeda dari Bryan saat ini. Tentu saja setelah aku berhasil mengalahkannya dan menjadi bos di sekolah ini, tidak ... Aku akan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.
Tapi melihat Bryan yang sepertinya sedikit panik dan waspada kepadaku dan Miller karena ulah Miller yang mengejutkan dipertarungannya dengan Adams tadi. Hal itu membuatku menjadi sedikit merasa lega, mungkin aku bisa mengalahkannya sekarang.
"Apa kau takut, Bryan?" Ucapku kepadanya sambil tersenyum menyeringai di hadapannya.
"Apa maksudmu? Apa lagi yang kalian rencanakan" ucap Bryan yang terlihat dari raut wajahnya kalau dia sedang kesal dan waspada terhadapku.
"Yah, itu memang hal yang mengejutkan sih. Hal yang mengejutkan untuk kalian, 'The Grounds' ... " Ucapku sambil berjalan-jalan santai mengelilinginya.
The Grounds, itu adalah nama kelompok mereka, kelompok yang dipimpin oleh pentolan sekolah ini yang tak lain dan tidak bukan adalah Bryan beserta wakilnya Adams, dan para bawahannya yang tentunya juga memiliki kekuatan yang cukup hebat.
Mereka sudah berdiri bersama semenjak SMP, rumor tentang mereka pun sudah menyebar luas. Karena itulah aku tahu tentangnya, sampai suatu hari aku berhasil mengalahkan seluruh anggota kelompok mereka termasuk wakil dan ketuanya. Setelah itu aku adalah orang yang memimpin sekolah ini dan juga kelompok itu, aku mengubah namanya. Nama kelompok itu aku ubah menjadi, "The Death".
"Katakan saja apa yang kau mau!" Teriak Bryan dengan sangat keras dan hal itu membuatku terkejut. Karena sebelumnya aku tidak pernah melihatnya marah seperti itu, sama sekali tidak pernah melihatnya sejak dulu.
Ini benar-benar aneh dan membuatku berpikir sejak, mungkin saja aku akan mengetahui sesuatu. Mengenai siapa orang yang berani merebut Lasiana dariku di kala kematianku saat itu. Berhubung Miller tidak mengetahui siapa orang yang ku maksud dan dia tidak terlihat akan mengkhianatiku untuk kedua kalinya, maka aku harus ikut mencari tahu.
Walaupun saat ini asumsiku orang yang merebut Lasiana adalah Roy. Karena Roy lah yang merencanakan itu semua, itu yang dikatakan oleh Miller padaku. Tapi tetap saja jika tidak ada bukti aku tidak boleh langsung berpikir dia adalah pelakunya kan. Karena aku merasa ada yang janggal, karena itu aku tidak bisa langsung menyalahkan orang lain begitu saja.
"Bryan ... Pikirkan baik-baik kata-kataku ini ... Aku hanya akan mengatakan hal ini satu kali saja. Apakah kau ingin bertarung denganku atau mengaku kalah dan menyerahkan kekuasaanmu padaku" ucapku dengan menatapnya dengan tatapan yang tajam dan membuatnya terdiam seketika.
Suasana menjadi hening dan tidak ada satupun dari kami yang ada di sini yang akan mulai berbicara terlebih dahulu.
"Gawat, gawat, kenapa bisa begini ... Sebenarnya kalian itu siapa?" Ucap Adams kepada Miller dengan berbisik-bisik.
"Kami? Haha, kau akan mengetahuinya nanti, kawan" ucap Miller dengan senyuman penuh kebanggaan.
Sementara itu, "Aku ... Menyerah" ucap Bryan yang membuat suasana di sini menjadi lebih mengejutkan dan luar biasa.
Sebelum mengatakan hal itu aku sudah mengaktifkan ponselku dan membuka fitur kamera untuk membuat video. Haha, ini sesuai dugaanku, sekarang kau sudah tertangkap dengan kata-katamu itu Bryan. Akhirnya, akulah yang memenangkan pertandingan ini.
Meskipun semua orang yang ada di sini sekarang sedang terkejut dan mulutnya menganga dengan lebar. Aku tidak peduli meski kelompok mereka telah hancur karena kami. Padahal mereka sudah susah payah membangun reputasi mereka, tapi untuk apa reputasi yang dinilai buruk itu.
Mulai sekarang, akulah yang akan memimpin kelompok ini ke depannya dan mereka harus patuh dengan arahanku. Lalu Miller akan menjadi wakil atau tangan kananku, kemudian untuk Bryan dan Adams akan menjadi pelayan kami agar dia tahu siapa yang berkuasa sekarang. Bukan hanya tentang itu saja, hal ini juga agar dia sadar apa yang pernah dia lakukan selama hidupnya menjadi anak nakal.
"Dengan ini ... The Grounds, akan menjadi milikku, dan kalian akan patuh denganku ke depannya" ucapku dengan lantang kepada semua orang yang ada di sini.
"Apa?! Kau juga ingin merebut kelompok yang sudah lama ku bangun?!" Ucap Bryan yang kesal sambil melototiku.
"Tentu saja, dan kau tidak perlu khawatir tentang hal ini. Aku adalah orang baik, dan aku berjanji akan menjaga kalian semua dengan baik" ucapku dengan tatapan yang meyakinkan.
"Tapi kau tidak bisa merebutnya begitu saja! Adams! Aku sudah mengusir semua orang di sekolah, jadi setidaknya meskipun anjing itu mengatakan rahasiamu! Kami akan menjaganya!" Ucap Bryan yang ternyata dia memiliki rencana lain yang berbiat buruk kepada kami.
Hal ini benar-benar di luar dugaanku, tidak ... Seharusnya aku tahu hal ini akan terjadi. Tidak mungkin bagi seorang pentolan sekolah akan menuruti perkataannya begitu saja tanpa melalui pertarungan yang membuatnya kalah. Lalu dia juga memiliki sebuah kelompok yang sudah lama ia bangun reputasinya, tidak heran jika ternyata dia berbohong.
Tapi bagaimana reaksi Adams saat ini?
"Ma-maaf ... Aku tidak bisa ... Aku tidak bisa membiarkan siapapun tahu tentang rahasiaku. Maaf Bryan" ucap Adams yang tidak berani bergerak sedikitpun dan ini pasti di luar dugaan Bryan.
"Apa?! Memangnya seberapa pentingkah rahasia itu? Dan apa kau tidak percaya kepada kami?" Ucap Bryan yang terlihat kecewa kepadanya.
"Bukan begitu, hanya saja, aku benar-benar ingin menjaga rahasia ini" ucap Adams yang tidak berani menatap Bryan karena ia sadar telah membuatnya dan yang lainnya kecewa.
Lalu pada akhirnya Adams tetap tidak akan bertindak sesuai arahan Bryan karena ia takut rahasianya dibocorkan oleh Miller. Padahal dengan jumlah mereka yang saat ini dan juga dengan kekuatan yang mereka miliki. Mereka bisa menghajar kami ramai-ramai dan menyekap kami setelahnya.
Tapi aku tahu sifat mereka saat ini, mereka adalah orang yang cukup baik sebenarnya. Walaupun yang ku maksud adalah mereka tidak sampai membunuh orang atau membuatnya cacat seumur hidup, itulah orang yang cukup baik yang ku maksud.
"Kau benar-benar menyebalkan! Akan ku hajar kau Demand!" Ucap Bryan dengan kesal sembari berlari ke arahku dan bersiap untuk menyerang.
Oh tidak! Aku tidak sempat menghindar atau menangkis serangannya karena terlalu banyak berpikir. Buagh! Tiba-tiba saja seseorang datang dan menahan serangan Bryan.
"Kau?! Apa yang kau perbuat di sini, Roy!" Ucap Bryan yang masih kesal dan marah.
"Hentikan! Adams! Jika kau bisa menghentikan Bryan sekarang, rahasiamu akan tetap aman sekarang. Aku tahu ini pilihan yang sangat sulit bukan" ucap Miller sambil tersenyum lebar dengan wajah yang licik.
Haha, dasar Miller. Meskipun aku tidak tahu apa-apa tentang rahasia itu, setidaknya kau benar-benar membantu untuk hal ini. Kau benar-benar mencoba untuk menghindari pertarungan untuk menyelesaikan masalah, kau benar-benar terbaik Miller.
"Bryan ... Tolong ... Aku" ucap Adams yang pasrah dan tidak bisa apa-apa.
Bryan yang memiliki sifat setia kawan dan tidak tega jika temannya dalam masalah. Akhirnya ia memutuskan untuk benar-benar menyerah kali ini demi menjaga rahasia teman dekatnya sendiri, yaitu Adams. Aku meminta kepadanya untuk membuat video bersujud dan memohon ampun kepadaku yang nantinya akan ku sebarkan ke grup sekolah ini.
"Benar seperti itu, dan pasang wajah memohon" ucapku sambil tertawa kecil.
Lalu pada akhirnya! Pertarungan ini benar-benar di luar dugaan kami. Pertarungan yang seharusnya adu kekuatan malah di menangkan oleh kami hanya dengan kata-kata ancaman yang di mulai oleh Miller. Tidak ku sangka pertarungan ini di akhiri dengan sedikit pertarungan.
The Grounds kembali menjadi milikku dan aku mengubah nama kelompok ini menjadi, "Justice". Nama yang cukup keren bukan untuk sebuah aksi yang akan kami jalani ke depannya. Kemudian setelah aku mengirim video tentang Bryan di grup sekolah, seluruh sekolah telah di buat gempar olehku yang berhasil membuat Bryan memohon-mohon kepadaku.
Yang artinya saat itu juga aku menjadi pentolan baru di sekolah ini yang akan memimpin sekolah ini ke depannya.