NovelToon NovelToon
Devia Pura Pura Amnesia

Devia Pura Pura Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Identitas Tersembunyi / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: si ciprut

Lanjutan Liontin
Kisah Dari putri Daniella Anderson. Devia Ganendra Abraham.

Devia selalu mendapatkan perlindungan dari kakak kakaknya yg protektif.
Hingga Devia merasa tidak bebas. Karena pengawasan dari kakak kakaknya, Davin dan Devan.

Suatu ketika ia mengikuti kegiatan arung jeram. Dan Devia hanyut, kemudian ditolong seseorang. Dan Devia pura pura amnesia, agar bisa bebas dari kakak kakaknya yg protektif tersebut.

Devia terjebak pernikahan dengan salah satu keluarga ningrat. Karena yg menolongnya adalah salah satu abdi dalem yg sudah pensiun.

Bagaimana kelanjutannya?
Apakah Devan dan Davin juga mengajak Duel adik iparnya itu.
Ataukah menerima begitu saja.

Dan bagaimana sikap Devia yg memang sengaja menerima Satria sebagai suaminya.

ikuti kisah Devia Pura Pura Amnesia

si©iprut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Devia

" Kau sudah sadar nak?"

Seorang perempuan tua, berdiri disamping tempat tidur. Menatap gadis yang belum lama ia temukan dalam keadaan pingsan. Ia menemukan gadis itu dipinggir sungai, setelah hujan reda. Ia dibantu dua orang gadis tetangganya untuk membawa pulang ke rumah. Sebuah rumah sederhana tempat bernaungnya seorang diri saat ini.

Nenek tersebut hidup seorang diri. Sebab dahulu dengan suaminya tidak ada anak yg menemani. Suaminya telah meninggal dunia. Kini menikmati sisa hidupnya ditempat ini

Gadis yg berada di tempat tidur itu hanya mengerjapkan matanya. Wajah yg cantik dan rambut panjangnya yg lurus, hidung yg bangir, dan di bola matanya ada perbedaan satu sama lain. Satu warna kebiruan dan satunya lagi warna hitam. Dan gadis itu tak lain adalah Devia Ganendra Abraham. Saat ini usianya sudah 21 tahun. Dan bulan depan berusia 22 tahun.

Badan masih lemah, bahkan ingatannya pun belum sepenuhnya kembali. Kemudian mengangguk kecil menjawab pertanyaan nenek tua di sampingnya.

" Syukurlah, badan kamu juga sudah mulai membaik" Ucap perempuan tua itu kembali, kemudian ia duduk disamping gadis yg ditemukan. Mengambil kain yg ditaruh di kening Devia. Kain untuk mengompres semalam, ternyata sangat ampuh untuk meredakan panas pada tubuh gadis yg ia temukan.

" Nama nenek Welas, nenek menemukanmu di pinggir sungai. Apakah kamu mengingat sesuatu?" tanya nenek Welas, kemudian berusaha membangunkan gadis yg ia temukan untuk duduk. Kemudian nenek Welas memberinya teh hangat kepada Devia, untuk melegakan kerongkongannya yg kering.

Devia hanya menggelengkan kepala. Sebab kesadarannya pun belum pulih benar. Walaupun badan sudah mulai segar di pagi ini. Namun matanya masih berkunang kunang, karena cahaya matahari yg lolos masuk ke kamar di pagi hari ini.

Braaaaaakkk....

Pintu rumah di buka dengan kasar oleh dua orang gadis seusianya. Tampak keduanya tersengal, mungkin berlari untuk menuju rumah nenek Welas.

" Sudah sadar nek?" tanya gadis satu yg baru datang, gadis manis berkulit sawo matang, berjaket levis , serta topi terbalik, datang menghampiri Devia yg duduk di tempat tidur. Devia bersandar dengan dinding pagar bambu. Dan gadis kedua berambut bondol seperti preman jalanan. Kulitnya sedikit gelap turut serta duduk disebelah gadis yg baru sadar dari pingsannya. Wajahnya manis membuat orang terkesima. Hanya satu kekurangannya, ia suka dengan rambut seperti saat ini.

Nenek Welas mengangguk, kemudian kembali duduk dibangku sebelah ranjang. "Belum lama sadarnya, nenek juga sudah memberi minum. Namun dia belum berkata kata". Sahut nenek Welas. Kemudian menatap kembali gadis yg mereka temukan.

" Saya dimana?" ucap Devia sambil mengerjapkan matanya berkali kali. Gadis yg berambut bondol kemudian menjawab pertanyaan Devia, jika saat ini berada di perkampungan daerah Kulon Progo. Daerah Jogjakarta. Kemudian juga bercerita, jika dirinya serta yg ada ditempat ini menemukan dirinya di pinggir sungai dalam keadaan pingsan.

Sementara Devia kembali menunduk mengingat ingat sesuatu yg terjadi pada dirinya. Ia mengikuti kegiatan dari teman teman kampusnya setelah wisuda. Devia mengikuti arung jeram di daerah Kabupaten Magelang. Kemudian banjir datang tiba tiba membuat dirinya hanyut di kali Progo.

" Nama kamu siapa?, Saya Resti" Ucap gadis satunya yg duduk disebelahnya. " Dan itu yg bondol namanya Mila" ucapnya kemudian.

Plak...

Aduhhhh...

" Hah" Sahut Devia yg ditanya oleh Resti, ternyata baru sadar dari pingsan ia masih bengong dan belum bisa mengerti dengan situasi saat ini. Resti mengaduh, sebab Mila memukul lengannya menggunakan telapak tangan.

" hah heh hah heh, ditanyain kok..pfff astaga !" Celetuk Mila yg berambut bondol. Duduk mengusap kaki gadis yg baru sadar dari pingsan. Kemudian meraih tangannya, kemudian meneliti gelang ditangan gadis yg baru sadar dari pingsan.

Devia hanya menggelengkan kepalanya. Karena masih bingung untuk menjawabnya.

" Kepalanya terbentur batu kali ya nek?, jadi lupa siapa dirinya" ucap Resti yg kemudian menatap nenek Welas disebelahnya.

" Engga tahu kalau itu Res !" sahut nenek Welas sambil mengibaskan pakaian kebesarannya yg dipakai. Nenek welas begitu teduh, apalagi berpakaian syar'i seperti saat ini. Nenek gaul, kalau kata Resti dan juga Mila. Apalagi nenek Welas suka bercanda dengan yg muda muda.

" hah, bisa bisanya Resti bilang gw lupa ingatan. Ok deh gw turutin apa mau Lo" batin Devia itu, kemudian menatap ketiga perempuan disekelilingnya itu.

" Kayaknya namanya sesuai yg di gelang ini deh. Devia.." Ucap Mila sambil memperhatikan gelang Devia kembali.

" Hah!, Devia?" Sahut Devia sedikit tersentak, untuk pura pura tidak mengingat sesuatu. Kemudian menarik tangannya dan memperhatikan gelang yg ia pakai.

" Iya Devia, itu nama kamu kan, oh my?" Tanya Mila untuk memastikan sambil memegang kepalanya sendiri. Sementara Devia menggelengkan kepalanya. Karena ingin mengetahui sejauh mana orang yg menolongnya kali ini. Devia tidak ingin gegabah untuk mengatakan sejujurnya. Sebab, dari penampilan dua gadis di sebelahnya sangat mencurigakan bagi Devia. Karena selama ini memang tidak begitu akrab dengan sesama gadis seusianya.

" Waduh, jangan jangan amnesia!!" Celetuk Resti. Kemudian memperhatikan Devia dengan intensif. Dan kemudian memegang kepala Devia, mencari luka yg menyebabkan Devia lupa ingatan. Memang, di kepala yg tertutup rambut terdapat luka dengan darah yg mengering. Sebagian muka juga lebam, dan mungkin itu akibat diterjang banjir kemarin sore.

Uhuuuukk uhuuuukk.....

Devia terbatuk, karena risih dengan sikap Resti yg memegang kepala, serta meneliti luka luka Devia.

" Waduh nek, matanya juga terbentur batu, jadi memar berwarna biru" Celetuk Resti kembali, sambil menatap bola mata Devia yg sebelah kanan. Terutama karena berwarna biru. Dan mengidentifikasinya sebagai dampak terkena benturan.

" Sialan, ini mata gw asli markonah, memang dari sananya berwarna biru, mirip bunda" Ketus Devia, namun hanya berani dalam hati.

" Dev!, kamu inget engga?, kamu aslinya orang mana?" Tanya Mila memastikan kembali asal muasal Devia yg dihadapannya. Devia mendongak dan menatap Mila, kemudian menggelengkan kepala.

" Wah, beneran ini Jem!, Devia lupa sama dirinya sendiri. Wah harus dibawa kerumah sakit nih!!"

" Bawa rumah sakit emang ga pakai duit apa, Jum!" Sahut Resti dengan panggilan khasnya. Paijem dan Juminten untuk Mila.

" Udah taruh rumah sakit saja, biar polisi yg mencari tahu keluarganya!" ucap Mila, kemudian duduk di bangku sebelah nenek Welas.

Memang, untuk kejadian terdahulu akan selalu lapor perangkat desa maupun pihak kepolisian, jika menemukan orang di pinggir kali. Terutama jika orang tersebut meninggal karena terseret arus derasnya kali Progo.

Kali Progo seringkali banjir akibat dari lahar dingin dari gunung merapi. Dan seringkali merusak lingkungan sekitarnya. Apalagi arus yg mengalir membawa lumpur serta berbagai material dari gunung merapi.

" Biar disini dulu nduk, nenek tidak masalah. Justru kalau dibawa kerumah sakit atau lapor polisi malah bikin ribet. Lapor sana lapor sini, akhirnya kita engga kerja malah ngabisin duit" Sahut nenek Welas, yg memang ikhlas menolong sesama. Terutama Devia kali ini yg mereka temukan.

" Memangnya tidak apa apa nek?" nenek Welas mengangguk, karena memang itu kenyataannya." ya udah aku tak lapor pak Kadus, soale tadi malam sudah tahu. Dan Markonah biar disini" Lanjut Resti yg kemudian berdiri untuk memberitahu pak Kadus.

" Markonah siapa?" Celetuk Devia menatap Resti yg mau pergi. Kemudian mengedipkan matanya berulangkali.

" Ya kamu!, ditanya namanya ga inget. Dipanggil pakai nama Devia cuma hah heh hah heh!, yang bener mana?" Ketus Resti menatap intensif bola mata Devia yg berkedip kedip

...****************...

Hai hai, ini lanjutan kisah Liontin.

Dan kali ini cerita tentang Devia Ganendra Abraham. Putri dari Daniela Anderson Abraham.

Semoga suka ya.

Mohon dukungan 🌹🌹

Like 👍

Subscribe dan Vote ya

Salam

Si©iprut

1
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
Res.. majuuu
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
bukankah
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
pendeknya jan liat aku/Sly/
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
emotnya ngakak 😂😂😂
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
waalaikumsalam
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
kalau?
pada\sama
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
kuli?
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
minta bayaran gagak panggang pake bumbu rujak
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
semapi/Scare/
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
itu gender owow /Scare/
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
oh ternyata Dia penguasanya
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
bukan orang/Scare/
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
aku kok nangkep nya si ini
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
ini batuk nular sampe ke banyak gc lho
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
harus daki gunung nih 🦸‍♀️
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
uang?
orang ya?
ussy kusumawati
jowo alus tenan iki/Shame/
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
serius dong itu kalau sampai lumpuh.. efeknya gak main2
𝕃𝕒𝕕𝕪𝕤𝕥𝕚_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Chuckle//Chuckle/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!