Gimana rasa nya punya suami brondong, tampan, kaya, baik lagi. Ugh,, pasti klepek-klepek.
Cuma Ayunda yang tau rasa nya. Janda miskin yang beruntung jadi nyonya seorang YouTubers muda.
Walau sedikit Bar-bar,, Ayunda sangat di cintai suami brondong nya.
Julid gak..? Julid dong,, 🤭
Yang lagi bucin,,
Jangan lupa baca novel ini..👌
Cuss,, 💨💨💨💨💨
Jangan lupa,, mampir juga di novel perdana ku.
" Hubungan Rahasia " biar kamu gregetan. 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IKBK ( BAB 27 )
"Istri ku, bangun lah."
Ayu bergidik geli. Bisikan lembut dari Varent menggelitik telinga nya.
"Hoaamh,, masih jam 6 pagi. Aku masih ngantuk."
Tutur Ayu menguap lebar.
Varent mengguncang bahu Ayu pelan.
"Kamu harus bangun, kita akan pulang hari ini."
Ayu tersentak bangun. Ia memandang Varent bingung.
" Pulang ? Kenapa ? Kata mama kita honey moon selama seminggu."
"Ada hal penting yang harus aku urus. Ini menyangkut perusahaan papa ku."
Ujar Varent dengan raut wajah muram.
Ayu tercenung sejenak. Ia tak bisa berkomentar, jika itu menyangkut urusan perusahaan keluarga Varent.
"Baiklah, kalau begitu aku mandi dulu."
Ujar Ayu sembari turun dari ranjang.
"Eits, cium dulu."
Varent menyodorkan pipi nya pada Ayu yang membuat wajah Ayu seketika bersemu merah menahan malu.
"Cup !"
Bibir Ayu mendarat di pipi Varent dengan cepat.
Varent tersenyum ceria. Ia pun membalas kecupan Ayu dengan mencium kening dan ke dua pipinya nya.
Ayu terpaku, ternyata suami brondong nya itu orang yang sangat romantis.
"Udah ah, malu !"
Tutur Ayu menghindar dari kecupan Varent yang bertubi-tubi menghujani wajah nya.
Varent tersenyum cengengesan.
Ia mengejar Ayu yang berjalan menuju kamar mandi.
"Aku ikut."
Ucap Varent genit.
"Ikut ngapain ?"
Mata Ayu mendelik tajam.
"Mandi !"
Sahut Varent cuek ngeloyor masuk kamar mandi.
Sejenak langkah kaki Ayu terhenti.
"Kumat lagi ganjen nya !" Gerutu Ayu kesal.
"Ya udah, kamu duluan mandi."
Celetuk Ayu berbalik tak jadi masuk kamar mandi.
Varent menarik tangan Ayu cepat.
"Kita mandi bareng sayang !"
Rayu Varent.
"Gak ah, malas."
Jawab Ayu enggan.
"Gimana mau punya baby, kalau di ajak suami nolak melulu."
Sindir Varent dengan nada kecewa.
Wajah Ayu seketika memerah. Langkah kaki nya pun berbalik pelan, terpaksa ikut Varent masuk kamar mandi.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Sepulang nya dari Bali, Varent langsung mengantar Ayu pulang ke rumah dan bergegas ke studio milik nya. Ia langsung mengajak Radith berbicara di dalam ruangan pribadi nya.
"Apa yang terjadi Radith ?"
Tanya Varent penasaran.
Ia terpaksa menyudahi bulan madu nya bersama Ayu karna mendapat telpon darurat dari Brian yang memaksa nya untuk kembali ke kota asal mereka secepat nya.
"Acha bikin masalah lagi. Ia berkoar-koar di publik jika Ayu adalah perempuan bayaran yang kamu nikahi secara kontrak dan ia mengaku bahwa dia adalah calon istri mu yang sebenarnya."
Ujar Radith seraya menunjukan sebuah situs di layar ponsel nya.
Mata Varent menyipit memandang layar ponsel Radith. Di sana, terpajang foto mesra nya bersama Acha yang sengaja di posting dari akun Acha di salah satu media sosial.
Dulu Acha tak berani memajang foto mereka berdua di akun sosmed nya. Alasan nya, takut banyak hatter yang meneror akun nya. Tapi sekarang, gadis itu malah nekat memproklamirkan diri nya sebagai kekasih Varent.
Pria tampan itu meraup wajah nya pelan. Acha seakan ingin mengibarkan bendera permusuhan dengan nya. Kalimat-kalimat netizen yang penuh hujatan, tampak di peruntukan pada Varent dan Ayu.
"Om Brian ingin, kamu dan Ayu mengklarifikasi hal ini di publik. Itu sebabnya, kalian disuruh pulang secepatnya."
Radith bergegas mengambil kembali ponsel nya dari tangan Varent saat Varent menyodorkan ponsel itu ke arah nya.
"Aku akan bicarakan dulu dengan Ayu."
Jawab Varent datar.
Ia langsung menatap Radith dengan tajam.
"Sekarang jelaskan padaku, surat kontrak apa yang telah kau buat tanpa sepengetahuan ku ?"
Tanya Varent penuh selidik ke arah Radith.
Radith tercekat. Ia tak menduga, Varent secepat itu mengetahui ada nya surat kontrak yang lain.
"Itu, itu perintah Om Brian !"
Sahut Radith gugup.
Varent menyeringai dingin.
"Papa, lagi-lagi papa ikut campur dalam masalah ku. "
Nada bicara nya terdengar gusar dan marah. Tatap mata nya mendelik tajam ke arah Radith yang segera memalingkan wajah nya menutupi kegelisahan hati nya.
"Sekarang berikan padaku surat kontrak itu !"
Pinta Varent mengulurkan tangannya.
" Su-rat ? Surat itu tak ada padaku."
Radith berkilah.
Sikap nya yang tampak gugup dan gelagapan menimbulkan kecurigaan di hati Varent.
"Kau yakin surat itu tak ada padamu ?"
Varent menatap Radith penuh selidik.
"Sumpah, aku tidak bohong. Surat itu sekarang ada di tangan Om Brian."
Wajah Radith seketika berubah pucat pasi.
Sesaat suasana tampak hening mencekam. Varent menatap Radith dengan mata tajam tak berkedip.
"Apa yang papa ku ingin kan dari surat itu ?"
Tanya Varent kemudian.
" Aku tak tahu, Varent. Sungguh !"
Jawab Radith berbohong.
Varent mulai tersulut emosi. Ia yakin Radith menyembunyikan sesuatu dari nya.
"Jangan bohong dith ! Aku tahu kau sengaja disuruh papa untuk memata-matai ku kan ?"
Varent yang sudah mulai naik darah, refleks mencengkram Krah baju Radith kuat.
Radith yang tak sempat mengelak sontak jadi kaget. Raut wajah nya yang putih semakin pucat seputih kapas.
"A-aku tidak bohong Rent !"
Jawab nya terbata-bata.
Varent mendengus kasar dan mendorong Radith kuat melepaskan cengkraman tangan nya.
"Ingat dith, suatu saat nanti jika kamu ketahuan bohong, aku tak kan segan-segan lagi pada mu."
Ujar Varent dengan nada tajam.
Varent tampak sangat marah. Ia pun menyambar kunci mobil nya dan keluar dari ruangan pribadi nya.
BRAK !!!
Bunyi pintu di hempaskan Varent dengan kuat membuat jantung Radith seakan mau copot. Ia hanya mengelus dada nya. Sepeninggal Varent, sebuah senyuman sinis terukir di bibir nya.
"He he he, pelan tapi pasti kau akan kehilangan segala nya Varent. Cinta, ketenaran, keluarga, kekayaan. Semua nya akan musnah dari hidup mu."
Radith tertawa puas dalam hati.
Ia bahagia, melihat sepupunya itu menderita.
Radith merogoh ponsel nya dan menghubungi seseorang via ponsel nya.
"Halo, Acha. Varent dan Ayu sudah kembali dari Bali. Keinginan mu untuk mempercepat bulan madu mereka sudah terwujud. Mungkin dalam waktu dekat ini, Varent akan mencari mu untuk meminta penjelasan perihal postingan mu di sosial media. Jangan lupa, lakukan tugas mu sesuai rencana kita. Jebak dia !"
Ucap Radith via ponsel.
Sementara itu, Acha yang sedang telponan dengan Radith ternyata sedang duduk santai di sebuah bar sendirian.
"Oke, tenang saja. Aku akan membuat nya hidup nya hancur berkeping-keping. Agar dia tahu, bagaimana menderita nya aku."
Suara Acha yang penuh dendam kesumat pada Varent terdengar menyenangkan di hati Radith.
Ia pun segera menutup telpon dari Radith dan mereguk minuman alkohol yang ia pesan dengan pelan. Sorot mata nya tampak hampa menatap kesekeliling. Senyuman penuh arti tampak terukir di wajah nya saat ponsel nya kembali berbunyi.
Ia tersenyum simpul saat mengetahui siapa yang menelpon nya. Varent ! Dia sudah menunggu telpon dari pemuda itu sedari tadi.
"Halo !"
"Dimana kau ?"
Tak seperti biasanya. Nada bicara Varent terdengar agak kasar.
Acha tersenyum hambar.
"Dia memang sudah berubah !" Ada rasa nyeri yang menusuk hati Acha.
"Aku di Bar TRIPLE X."
Jawab Acha singkat.
"Tunggu aku disitu. Aku ingin bicara dengan mu !"
Tutur Varent cepat.
Tut ! Telpon pun ditutup oleh Varent.
Acha tersenyum miring. Ia dan Radith sudah menyiapkan sebuah perangkap untuk Varent.
Rupanya, di belakang Varent mereka telah menjalin kerja sama untuk menghancurkan Varent. Acha yang selalu di tuntut Papa nya untuk menikah dengan Varent ternyata menyimpan rasa sakit hati yang mendalam semenjak Varent memilih untuk menikahi Ayu.
Acha masih tak habis pikir, apa yang membuat perasaan cinta Varent pada nya bisa berubah dalam sekejap. Padahal, selama ini pemuda itu begitu tergila-gila padanya.
"Aku akan membuat mu kembali padaku Varent Dealova !" Desis Acha dalam hati.
.
.
.
BERSAMBUNG