Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5.
Davin diam-diam melirik Carla dari kaca spion, ia begitu penasaran dengan perubahan Carla yang tanpa terduga.
Semua penghuni Mansion tahu, kalau Carla sangat mencintai Bastian, dan selalu menempel pada Bastian.
Membuat Bastian kewalahan menghadapi sikap posesif Carla, yang terlalu berlebihan.
Davin ingat satu hari yang lalu, Carla jatuh ke dalam kolam renang, dan pingsan tidak sadarkan diri.
Semua orang menganggap Carla berpura-pura pingsan, untuk menarik perhatian Bastian.
Tapi, setelah sadar dari pingsannya, Carla malah pergi ke luar Mansion untuk jalan-jalan, bukannya menunggu Bastian datang melihat keadaannya, dan menahan Bastian bersamanya, seperti yang biasa ia lakukan.
Carla pura-pura tidak tahu, kalau Davin diam-diam meliriknya dari kaca spion, mungkin merasa heran dengan perubahan dirinya, yang tidak biasanya.
"Aku ingin pergi makan dulu, setelah itu nonton film, lalu ke mall berbelanja pakaian!" sahut Carla sembari melihat pemandangan jalan.
"Baik, Nona!"
Tidak berapa lama mobil merah itu, memasuki area pelataran parkiran, sebuah restoran pilihan Carla.
"Apakah kamu tidak ikut makan?" tanya Carla melihat Davin, tetap berdiri di samping mobil, saat Carla akan berjalan masuk ke dalam restoran.
"Tidak Nona, saya masih kenyang!" jawab Davin menolak tawaran Carla, untuk makan bersama dengan majikannya tersebut.
"A...!" mendadak Carla menutup mulutnya, ia teringat kalau ia telah terlahir kembali.
Pada kehidupan keduanya, ia sudah berjanji tidak akan memaksakan kehendaknya, harus selalu di turuti, dan harus di dengarkan.
"Baiklah!" ujarnya sembari tersenyum.
Carla meninggalkan Davin tetap berada di area parkir. Ia bukan Carla yang dulu lagi. Ia harus membuang sifat egoisnya.
Davin memandang Carla yang memasuki restoran, dengan pandangan yang masih bingung.
"Ada apa dengan Nona Carla? apakah dia jadi amnesia setelah jatuh ke kolam renang?" gumam Davin, merasa aneh dengan perubahan Carla.
Drrrt!
Ponselnya tiba-tiba bergetar.
"Halo?" sahut Davin menerima panggilan pada ponselnya, tanpa melihat siapa yang meneleponnya.
"Kamu bawa kemana Carla! bawa kembali pulang! cepat!! apa kamu lupa, kalau dia masih seorang gadis kecil, yang harus selalu dalam pengawasan ku!!"
Suara teriakan seorang pria dalam ponsel Davin, membuat Davin terkejut bukan main.
"Maaf Tuan, No.. Nona Carla sedang makan, saya akan beritahu padanya, kalau dia sudah selesai makan!" jawab Davin berdiri tegak, seakan pria yang marah dalam ponsel tersebut sedang berdiri di depannya.
"Tidak perlu menunggu nanti, sekarang bawa dia kembali pulang! cepat!!"
"Baik, Tuan!" angguk Davin.
Setelah ponselnya mati, Davin kemudian bergegas masuk ke dalam restoran.
Matanya nanar mencari keberadaan Carla.
"Aneh Tuan Bastian, dia kenapa mendadak jadi peduli dengan Nona Carla? biasanya mau kemana Nona Carla, dia tidak pernah perduli sama sekali" gumam Davin sembari matanya, mencari keberadaan posisi duduk Carla dalam restoran.
Ternyata Carla duduk di bagian privasi, khusus untuk dua orang saja dalam satu meja.
Carla duduk sendirian sedang menyantap makan siangnya.
"Nona.. Nona Carla!" panggil Davin.
"Oh, ternyata kamu mau menemani aku makan, ya?" Carla tersenyum senang melihat Davin, menyusulnya masuk ke dalam restoran.
"Maafkan saya Nona, saya datang ingin membawa anda kembali pulang, Tuan Bastian baru saja menelepon saya, untuk membawa anda kembali ke Mansion!" sahut Davin berdiri jaga jarak dengan Carla.
Carla menghela nafas, mendengar penjelasan Davin, kenapa ia datang menyusul Carla ke dalam restoran.
Tadi Bastian juga meneleponnya, tapi ia tidak menerima panggilan Bastian, sampai ponselnya beberapa kali berdering.
"Kamu duduklah sebentar, temani aku makan!" Carla menunjuk kursi di depannya.
"Tapi, Nona... Tuan Bastian akan marah, jika anda belum kembali pulang ke Mansion!" ujar Davin tidak menuruti permintaan Carla, untuk duduk menemani Nona muda majikannya tersebut.
Carla memandang Davin, "Sebelum menghubungi kamu, Bastian tadi menelepon aku, karena aku tidak menerima panggilannya, ia mencari kamu, jangan khawatir... duduklah, aku sudah tidak tertarik lagi untuk menyulitkan Pamanku itu!" kata Carla dengan nada yang begitu tenang.
Davin tertegun memandang Carla, merasa tidak percaya dengan tutur kata, dan sikap tenang Carla, yang terlihat begitu dewasa.
Davin benar-benar melihat perubahan, yang begitu banyak pada diri Carla.
Bersambung.....