NovelToon NovelToon
Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Gadis Bayaran Tuan Duren (Duda Keren)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Duda / Romansa-Tata susila
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Aina Cecilia
Seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menjual keperawanannya untuk membiayai pengobatan sang nenek yang tengah terbaring di rumah sakit. Tidak ada pilihan lain, hanya itu satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh saat ini. Gajinya sebagai penyanyi kafe tidak akan cukup meskipun mengumpulkannya selama bertahun-tahun.

Arhan Airlangga
Duda keren yang ditinggal istrinya karena sebuah penghianatan. Hal itu membuatnya kecanduan bermain perempuan untuk membalaskan sakit hatinya.

Apakah yang terjadi setelahnya.
Jangan lupa mampir ya.

Mohon dukungannya untuk novel receh ini.
Harap maklum jika ada yang salah karena ini novel pertama bagi author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GBTD BAB 23.

Selesai sarapan bersama, semuanya berpindah ke ruang keluarga. Aina duduk di samping Arhan, sementara Leona dan Airlangga duduk di hadapan keduanya. Leona memangku cucunya yang kini sudah terjaga.

"Pagi cucu Oma yang paling tampan, kamu sudah bangun ya."

Leona mencubit gemas pipi cucunya, kemudian menciumnya penuh kasih sayang.

"Arhan, Aina, apa kalian belum juga memberi nama untuk cucu Mama?" tanya Leona, dia kebingungan memanggil cucunya dengan sebuah apa.

Arhan dan Aina saling melirik, keduanya saling melempar senyum di wajah masing-masing.

"Belum Ma, tapi kami sudah sepakat dengan satu nama." jawab Arhan, semalam dia sempat berdiskusi dengan Aina.

"Siapa namanya?" sambung Airlangga penasaran.

"Aksa, orang yang selalu jernih air mukanya. Bagaimana menurut Mama dan Papa?" jawab Arhan, kemudian melirik Aina sembari tersenyum kecil.

"Aksa, nama yang bagus. Papa setuju saja. Semoga sifatnya kelak sesuai dengan namanya. Jernih wajahnya dan jernih hatinya. Menjadi kebanggaan bagi keluarga Airlangga."

"Mama juga setuju."

Mereka semua tersenyum bersamaan, bahkan baby mungil itu ikut tersenyum. Seakan dia mengerti dan setuju dengan nama yang diberikan kedua orang tuanya.

"Aksa, kamu ikut tersenyum ya. Cucu Oma memang pintar." Leona terkekeh melihat ekspresi baby mungil itu, lalu mencubit hidungnya gemas.

Aina tak sanggup menahan rasa harunya, dia seperti berada di alam mimpi. Kasih sayang dan kehangatan keluarga Arhan membuatnya merasa dicintai dan memiliki keluarga lagi. Tak terasa bening kristal itu tiba-tiba tumpah membasahi wajah cantiknya.

Arhan menoleh ke arah Aina, dia sangat tau bagaimana perasaan Aina saat ini. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Aina dan membawanya ke dalam dekapan dadanya.

"Jangan menangis Aina! Sekarang kamu tidak sendirian lagi. Ada kami semua bersamamu, kita ini satu keluarga."

Arhan berusaha menenangkan Aina, dia tak sanggup melihat kesedihan di wajah calon istrinya itu. Bagaimanapun keadaan Aina, dia siap mengemban tanggung jawab untuk menjaganya. Menjadikan Aina ratu di dalam hidupnya.

"Kalian terlalu baik, apa aku pantas menerima semua ini?" lirih Aina sembari menelan tangisannya.

"Tidak ada yang tidak pantas, kita diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kekurangan itulah yang nantinya menyempurnakan kita."

Arhan membelai rambut Aina lembut, kemudian mengecup pucuk kepala Aina dengan sayang.

Aina membalas pelukan Arhan, entah kenapa hatinya mulai nyaman berada di sisi pria itu. Aroma tubuh Arhan membuat dadanya bergetar, seakan ada magnet yang menarik dirinya untuk mendekat.

"Sudah, sudah, tidak boleh bersedih lagi! Sekarang kita bahas hal lain saja!"

Airlangga mencoba menengahi, dia tak ingin ada air mata yang tumpah disaat seperti ini. Kebahagiaan keluarganya sudah lengkap, namun masih ada hal lain yang ingin dia pastikan.

"Arhan, Aina jadi kapan rencananya kalian berdua akan menikah? Papa tidak ingin orang lain menggosipkan kalian yang kini sudah tinggal di bawah satu atap."

"Papa akan mengurus segala keperluan untuk pernikahan kalian, lebih cepat lebih baik."

Pertanyaan Airlangga itu tiba-tiba membuat Aina tergugu, dia bingung harus menjawab apa. Wajahnya tampak gelisah dan memerah.

"Pa, kenapa pertanyaannya jadi menekan seperti itu? Kita sama-sama tau kalau Aina baru saja melahirkan, mana boleh menikah dalam keadaan seperti ini."

Leona menyelang perkataan suaminya, dia tak mengerti kenapa Airlangga begitu terburu-buru ingin melangsungkan pernikahan putra semata wayangnya itu.

"Ma, Papa tidak menekan. Maksud Papa kita bisa mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal. Mama pikir persiapan pernikahan akan cukup dalam waktu satu hari saja." Airlangga mencoba menjelaskan.

Aina semakin canggung melihat perdebatan diantara Leona dan Airlangga. Dia masih takut memikirkan hal itu.

"Dua minggu lagi Pa, Arhan rasa itu sudah cukup untuk mempersiapkan semuanya." jawab Arhan menengahi.

"Apa, dua minggu?" Mata Aina membulat mendengar itu.

"Iya, dua minggu. Kenapa, apa kamu keberatan?" tanya Arhan dengan tatapan tak biasa.

"Bukankah itu terlalu cepat," jawab Aina sembari menautkan alisnya.

"Mama setuju dengan Arhan," sambung Leona.

"Papa juga setuju," tambah Airlangga.

Aina terdiam tanpa kata, apa lagi yang bisa dia ucapkan kalau semuanya sudah setuju seperti ini.

"Kamu juga setuju kan sayang?" tanya Arhan sembari menoleh ke arah Aina.

"Terserah Abang saja, apa lagi yang bisa aku katakan?" jawab Aina menurut.

"Loh, kok terserah sih? Kesannya kamu seakan terpaksa menerima pernikahan ini." ucap Arhan.

"Aku ikut Abang saja."

"Pa, Ma, Aina izin ke kamar dulu ya."

Aina bangkit dari duduknya dan berjalan menuju anak tangga. Hatinya masih ragu menerima Arhan sebagai suaminya.

Di dalam kamar, Aina memilih duduk di depan jendela yang terbuka lebar. Udara pagi yang sejuk membuat hatinya merasa sedikit tenang.

Aina terpaku di dalam pemikirannya sendiri, bukannya dia tidak ingin menikah dengan Arhan. Tapi batinnya benar-benar takut menghadapi kenyataan ini.

Dalam diamnya itu, tiba-tiba Arhan muncul dan memeluknya dari belakang. Sontak saja Aina terperanjat kaget dibuatnya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Arhan, kemudian menikmati aroma tubuh Aina yang menggoda.

Arhan mencium rambut Aina dan berakhir di tengkuknya yang putih mulus.

"Bang, apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan aku!" pinta Aina dengan wajah memerah. Dadanya bergetar hebat menerima sentuhan itu.

"Biarkan seperti ini sebentar! Abang suka dengan aroma tubuhmu ini." jawab Arhan, suaranya terdengar berat.

Aina menelan ludahnya kasar, dia tak bisa bergerak sebab pelukan Arhan menempel terlalu erat di punggungnya.

"Jika boleh memilih, Abang ingin pertemuan kita diawali dengan cara yang lain. Cara yang indah, bukan seperti saat itu." Arhan menopang dagunya di pundak Aina.

"Tapi kita tidak bisa memutar waktu dan mengulangnya kembali." Arhan menghela nafas dan membuangnya kasar.

"Apa kamu tau apa yang membuat Abang yakin dengan ini? Kenapa Abang ingin sekali menikahi mu?" tanya Arhan.

Aina menggelengkan kepalanya pelan, dia tidak tau jawaban dari pertanyaan yang Arhan lontarkan untuknya.

"Karena kamu sangat istimewa. Kamu memang bukan wanita pertama untuk Abang, tapi Abang tau kalau Abang adalah pria pertama untuk kamu."

"Dulu Abang membayar mu hanya demi kesenangan satu malam. Sekarang, tolong izinkan Abang membayar mu seumur hidup."

"Karena Abang lah yang pertama mendapatkannya, biarkan Abang juga yang memilikinya." Arhan kembali menciumi tengkuk Aina dan berakhir di leher jenjangnya.

Aina bergeming sembari menutup matanya perlahan, sentuhan bibir Arhan dan hembusan nafasnya membuat Aina tak sanggup berkata-kata.

Sesaat suasana di kamar itu menjadi hening tak bersuara, Arhan terbuai menikmati wanginya aroma tubuh Aina. Sementara Aina mulai hanyut dalam sentuhan lembut itu.

Keduanya seperti magnet yang tarik menarik satu sama lain. Namun Aina tak menyadari apa-apa tentang perasaannya sendiri.

1
Nayan Tanjung
buat arahan menjauh SJ...trus dpt cewek lembut n baik hati
Nayan Tanjung
mals bacax klo Aina bgt trus...egois
Nora♡~
lanjut ke bab2 seterusnya...
Zurita Fanani
Luar biasa
Sastri Dalila
👍👍👍
Nova Angel
keren
Dwi Estuning
Thor...tikus kecil...sgt tdk mendidik...bisa diganti...yg lain
Taufik Hidayat
kok didramatisir kayak sinetron..pertama gak ketemu2 si arhan dg aina..kedua masak gak ada feeling dr arhan kl itu anaknya
Chen Aya
baru mampir udah bikin mewek thor
Katherina Ajawaila
norak aina, lagunya malah kaya yg di pela2
Katherina Ajawaila
Aina sok kepede an, coba kalau bener kejadian. nyam2 loh di tinggal gitu aja. 😖
puji puput
seru.....ditunggu kelanjutan kisahnya.../Smile/
Nova Angel
keras kepala sih
Nova Angel
org jgn ambil kesimpulan gitu dl itu kan cuma masa lalu laki lo
Ananda Muthaharoh
lbih baik yg jadi istri si arhan sinayla aja, sikapnya dewasa, walau dia juga anak yg tertindas sm keluarganya, tp sikap nayla mencerminkan kedewasaan, ga kaya si aina, egois bin nyebelin.
Ananda Muthaharoh
si aina ini mesti dikasih jaran goyang kali ya biar dia lulut sm si arhan, kasian babang arhan pnya istri egois.
Nova Angel
mampus lo🤣🤣
Nova Angel
gila yg nyiksa ny bunuh kesel bgt
Nova Angel
jgn sampe celaka thor
Puji Utami
lama2 ga suka tokoh Aina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!