NovelToon NovelToon
Dendam Sang Putri

Dendam Sang Putri

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Transmigrasi ke Dalam Novel / Raja Tentara/Dewa Perang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

“Bang*sat! Aku tak sudi seperti ini!” Teriakan seorang wanita menggema dalam sebuah rungan sunyi yang lembab.


Kedua bola matanya nampak mengeluarkan darah, bau amis menyengat sebagai bumbu pelengkap bertapa mengerikannya tempat tersebut.


Sang Bintang Fajar kini nampak berlumuran darah, dialah Iris. Seorang Putri dari keluarga Kaisar yang saat ini menjabat.


Dia menikah atas dasar cinta, namun cintanya tak semanis dongeng. Kini ‘cinta’ itu telah merampas segala yang dia miliki di dunia ini. Seluruh tubuhnya di pemuhi luka, tanpa mata, dengan lidah terpotong dan anak yang baru dia lahirkan, kini akan di bunuh.


Bagaimana jadinya bila Iris kembali ke masa dia masih bersama keluarganya? Simak kisah lengkapnya sekarang juga!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Di kediaman Duke Latvan, sosok gadis dengan rambut merah nampak berlari dengan  lincah setelah mendengar kabar dari sang Ayah bila calon Nyonya kediaman Duke Latvan ingin mengangkatnya sebagai calon Pelayan pribadi.

"Pah, keberuntungan ku cukup tinggi bukan?" Ucapnya tengil, mengikuti seorang pria di hadapannya yang sangat bermartabat.

"Bersikaplah yang baik, jangan menjadi gadis yang sulit di atur di hadapan Tuan Putri. Haah, aku benar-benar tak mengerti mengapa Tuan Putri mencari mu kali ini." Ucap sang Ayah yang tak lain adalah Kepala Pelayan itu sendiri.

"Hahah, aku juga tidak tahu. Aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya sama sekali." Ucapnya angkat bahu, dia tak ingin memperdulikan persoalan yang sulit semacam itu.

Gadis itu di bawa oleh Kepala Pelayan kedalam ruangan Duke Latvan, nampak Black di sana tengah bergelut dengan banyak dokumen.

"Perkenalkan dirimu." Ucap Black, bahkan gadis itu belum memberi salam.

'Gila, Duke Latvan memang mematikan. Aku harus mengabdi pada mereka, aku tak boleh melewatkan pengalaman berharga ini.' Gumam gadis itu dalam hati.

"Nama saya Alice, saya bermarga sama dengan Kepala Pelayan. Anda dapat mempercayai saya dan saya tidak akan mengecewakan anda." Ucap Alice dengan penuh percaya diri.

"Perhatikan langkah dan gerak-gerik mu, pakai kaos tangan saat bekerja. Karena belati yang baik tak akan memperlihatkan bentuknya." Ucap Black menatap sejenak Alice untuk mengingat wajahnya saja.

Deg!

'Dia bahkan tahu aku bisa menggunakan pedang hanya dengan sekali lihat, astaga.' Gumam Alice lagi dalam hati.

Tok!

Suara ketukan pintu terdengar, dan suara lembut seorang wanita masuk ke dalam telinga Alice kala itu.

"Tuan Duke, saya Iris. Bolehkah saya masuk ke dalam ruangan anda?" Ucap Iris dari luar ruangan, kini suasananya berbeda bahkan Iris nampak sangat terkejut dengan perubahan itu.

Black nampak tersenyum dan wajahnya berseri-seri, langkahnya cepat menuju pintu dan langsung tersenyum menatap wanita di hadapannya. Dengan sekali lihat saja, Alice dapat mengetahui bila Duke Latvan sangat mencintai Tuan Putri Iris.

"Orang yang anda cari ada di dalam, dan kedepannya jangan meminta izin lagi. Ruangan manapun di kediaman ini akan terbuka untuk anda, ya?" Pinta Black menggenggam tangan Iris, dan mengecup punggung tangannya dengan lembut.

Deg!

Jantung Iris seolah berhenti sejenak, dia teringat saat kepala berambut merah itu menggelinding di hadapannya dan berlumuran darah. Tangan Iris gemetaran dan mendekati Alice dengan mata berkaca-kaca.

"Siapa nama anda?" Tanya Iris, namun suaranya terdengar bergetar. Black sadar akan hal itu dan menggenggam tangan Iris dengan lembut.

"Hormat saya kepada Baginda, saya Alice." Jawab Alice, sebagai  calon pelayan dia memang tidak boleh menyombongkan gelar di hadapan calon tuannya, jadi Alice hanya menggunakan nama panggilannya saja.

"Alice, salam kenal. Saya Iris, saya berharap anda mau bekerja sama dengan saya kedepannya." Ucap Iris mengulurkan tangannya, Alice merasa sungkan menggapai tangan Iris namun dia pada akhirnya tersenyum dan menggapai tangan Iris.

"Baik Yang Mulia, saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu anda." Jawab Alice, Kepala Pelayan nampak bangga pada anak nakal satu-satunya itu.

Setelah sang Istri meninggal, Kepala Pelayan  memang tak pernah berniat untuk menikah lagi. Alice selalu berusaha melakukan segala hal nakal untuk mendapatkan perhatian sang Ayah, meski Kepala Pelayan sadar akan hal itu. Namun, dia selalu acuh dan berharap Alice akan lebih dewasa di masa depan.

"Senang bekerja sama dengan anda Lady Alice, saya sebenarnya tak ingin memperlakukanmu sebagai pelayan. Namun, Alice, bisakah anda tidak mempermasalahkan posisi tersebut dan bersahabat dengan nyaman dengan saya?" Alice merasa tersentuh dan mengangguk.

"Sebuah kehormatan bagi saya," Ucap Alice menunduk dengan satu tangan kanan di dadan dan tangan kirinya melebarkan rok memberi hormat dengan tulus.

"Hari sudah sangat senja, mari saya antarkan ke Istana. Yang Mulia Ratu juga mengundang saya untuk berkunjung, dan tentu saja Iris ikut." Ucap Black, Iris terkekeh. Sebagai seorang Ibu yang sangat posesif sang Ratu memang sangatlah berhati-hati dalam tindakannya.

"Baik Tuan Duke, hari ini Alice bersiap untuk pindah ke Istana. Besok tolong ke Istana dan tujukan ini pada penjaga." Ucap Iris memberikan sebuah token pelayan emas di sana.

"Pelayan Emas?" Gumam Kepala Pelayan, Pelayan Emas adalah Pelayan tertinggi dalam sebuah kediaman. Seperti Kepala pelayan, Kepala koki dan sejenisnya.

"Alice akan menjadi Pelayan Emas untukku, jadi saya berharap anda tidak keberatan Kepala Pelayan." Ucap Iris, Kepala Pelayan menunduk.

"Sebuah kehormatan besar bagi kami Yang Mulia," Menjadi sosok Pelayan Emas memerlukan waktu yang sangat lama untuk mewujudkannya. Seperti Kepala Pelayan Duke Latvan yang mendapatkan kepercayaan Pelayan Emas setelah bekerja lebih dari 25 tahun.

Iris dan Black akhirnya berlalu dan menaiki sebuah kereta kuda untuk berangkat ke Istana, di perjalanan Iris terkekeh mengingat seorang Alice yang kidal itu.

"Alice menggemaskan sekali, dia bahkan refleks melakukan hormat dengan tangan kidal." Ucap Iris, teringat dengan hormat tulus yang dilakukan oleh Alice.

"Kidal?" Tanya Black, Iris mengangguk membenarkan.

"Alice melakukan salam saja terbalik tangannya," Kekeh Iris, Black mengangguk faham. Nampaknya dia kini menemukan pisau dengan dua mata yang tajam, akan sangat berharga namun juga harus berhati-hati.

"Menurut anda, Yang Mulia Ratu kenapa memanggil saya?" Tanya Black, Iris nampak berfikir. 

"Mungkin dia akan menginterogasi anda dengan segudang pertanyaan, bagaimanapun beliau adalah seorang Ibu." Ucap Iris, Black terdiam.

"Anda sangat mengenali beliau rupanya," Ucap Black mulai berfikir segala pertanyaan yang mungkin di tanyakan oleh Ratu, dia juga mulai berfikir jawaban yang tepat untuk memuaskan rasa ingin tahu sang Ratu.

Sedangkan Iris nampak memperhatikan Black yang serius, Iris tak menyangka bila dirinya akan berjuang dengan pria yang tak pernah dia duga. Namun, takdir memang selalu menyatukan Dewa Perang dan Dewi Penyembuh karena restu dari Raja Dewa.

Deg!

Jantung Iris berhenti sejenak, mata teduh berwarna coklat itu memang berbeda dengan pria waktu itu. Namun ada satu hal yang tertinggal yang belum Iris cari tahu.

"Tuan Duke, saya ingin bertanya. Apa ada sihir hitam yang dapat menggerakkan tubuh seseorang seperti mengendalikan boneka?" Black terperanjat.

"Sihir boneka?" Gumam Black, selama ini Black tak pernah mencari tahu mengenai sihir hitam. Namun Black pernah mendengar mengenai sihir boneka tersebut dari buku novel.

"Haah, sepertinya ada sesuatu yang telah kita lewatkan Yang Mulia." Ucap Black menghela nafas lega namun juga begitu berat.

"Lewatkan?" Iris berfikir, Black mengangguk setuju. Besar atau kecil, pasti ada satu hal yang telah mereka lewatkan, bahkan Iris dapat kembali hidup dan Black melewati lorong dimensi.

.

.

.

Di sisi lain, Lilia nampak memperhatikan wajahnya yang cantik. Dia mengepalkan tangannya dengan kasar, matanya nampak memerah dengan amarah yang meledak-ledak.

"Aku akan melakukan segala cara untuk membalikan keadaan, Putri Iris kau sebaiknya tetap bersembunyi saja seperti sebelumnya!" Ucap Lilia kesal dan dipenuhi dendam.

1
Ani
keren 👍👍👍👍👍👍
Ani
makin kesini makin seru nih ceritanya
lanjut kak Nuah
CaH KangKung,
👣👣
Ani
apakah jika Alice memakan buah dewa tersebut. Alice bisa hamil.. semoga saja
Ani
semoga rencana Black and Aslan yang berhasil
Ani
setidaknya Ailish selamat dari pembunuhan
Ani
gitu toh ceritanya, begitu besar harga yang harus dibayar ya.... semoga setelah ini hanya kebahagiaan lah yang menghampiri mereka...
Shai'er
buah dewa 🤔🤔🤔
Shai'er
seperti itu🥺🥺🥺
Shai'er
😒😒😒😒😒
Shai'er
😱😱😱😱😱😱
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
inikah yang dirumorkan pasangan cinta sejati 🤧🤧🤧
Shai'er
😱😱😱😱😱
Shai'er
tidak ada yang gratis, semu ada bayarannya 🤧🤧🤧
Shai'er
sahhhhhhhh🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Shai'er
sahhhhhhhh🥳🥳🥳
Shai'er
💪💪💪💪💪
Shai'er
waspada
Shai'er
loh.... bukannya udah bebas 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!