Emily:Ketika Cinta Harus Memilih

"Bagaimana keadaan anak saya Dokter?," tanya Maya pada dokter Reno yang merupakan dokter keluarga yang memeriksa keadaan Yovan.

"Tuan muda baik-baik saja, mungkin karena dia tidak memakan makanan terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi obat. Tapi mual yang dialami tuan muda mengarah kepada couvade syndrome," jawab dokter Reno membuat Maya membelalakan kedua matanya. Ia tahu apa itu artinya couvade syndrome dan suaminya dulu juga mengalami hal yang sama saat ia hamil Yovan.

Dokter Reno langsung berpamitan setelah memberikan resep obat yang harus ditebus di apotek.

Maya menatap tajam Yovan yang kini berbaring di atas tempat tidur setelah kepergian Dokter Reno. Wanita paruh baya itu mencurigai jika yovan telah menghamili seseorang.

Maya menghampiri Yovan yang sudah membuka matanya."Yovan jawab pertanyaan Mama dengan jujur!. Gadis mana yang sudah kamu hamili?," tanya Maya dengan tatapan yang menusuk. Dia tidak menyangka jika anaknya akan melakukan hal memalukan seperti ini.

"Ma... aku tidak pernah melakukan apapun pada gadis manapun. Mama tahukan jika aku tidak pernah dekat dengan gadis manapun?,"jawab Yovan.

"Lagian atas dasar apa Mama menuduhku menghamili seorang gadis?,"tanya Yovan yang masih merasakan pusing di kepalanya.

"Kamu tahu Yovan, mual yang kamu alami itu adalah couvade syndrome dimana pria akan mengalami mual jika pasangannya tengah mengandung. Makanya Mama tanya sama kamu gadis mana yang kamu hamili?," jawab Maya.

"Ma..aku tidak pernah tidur dengan gadis manapun dan Mama tahu itu. Aku tidak pernah dekat dengan gadis manapun selama ini,"ucap Yovan yang mulai kesal karena Mamanya terus menuduhnya menghamili gadis lain.

"Iya setelah amnesia kamu tidak pernah dekat dengan gadis manapun Yovan tapi sebelum kecelakaan itu terjadi kamu pernah dekat dengan Emily. Apakah pernah terjadi sesuatu antara kamu dan Emily saat kalian masih berpacaran?,"tanya Maya dengan tatapan penuh selidik.

"Aku tidak tahu Ma dan aku tidak ingat. Mama tahu kan jika aku mengalami Amnesia dan aku tidak mengingat apapun Ma setelah kecelakaan itu terjadi,"jawab Yovan.

Maya memijat kepalanya yang terasa berdenyut ia yakin kepergian Emily ada hubungan dengan hal ini. Dan semoga saja apa yang dicurigai nya tidaklah terjadi. Tapi Maya yakin apa yang dialami Yovan ini benar-benar menguatkan jika anaknya ini sudah menghamili seseorang.

"Yovan Mama mau tanya sama kamu sampai mana pencarian kamu tentang Emily?," tanya Maya.

Yovan menggeleng pelan."Aku belum punya waktu untuk mencarinya Ma,"jawab Yovan.

"Ya ampun Yovan...Mama minta kamu mencari Emily tapi kamu mengabaikan permintaan Mama. Dan Mama tidak mau tahu kamu harus menemukan Emily dalam waktu 1 bulan ini jika kamu tidak kunjung menemukannya kamu lihat saja akibatnya," ucap Maya yang mulai kesal pada anaknya lalu meninggalkan kamar anaknya itu begitu saja.

Yovan mendudukkan tubuhnya dan bersandar di kepala tempat tidur. Pria itu Tengah berpikir bagaimana caranya ia menemukan Emily dalam waktu 1 bulan ini sementara dia tidak tahu ke mana Emily pergi.

***

Sementara itu di Jerman Bastian meminta orang kepercayaannya terus memperluas pencarian putrinya. Ini sudah empat bulan berlalu, ia kembali kehilangan jejak putrinya. Pria paruh baya itu baru saja satu minggu yang lalu pulang dari Indonesia mencari keberadaan putrinya tapi hasilnya tetap nihil. Bahkan dia sudah meminta bantuan kepada Dion untuk mencari keberadaan Emily tapi ia tidak bisa menemukan di mana anaknya itu berada.

"Bastian kamu masih mencari keberadaan Emily?," tanya Mauren pada anaknya yang terlihat sangat kacau. Sepertinya Emily benar-benar melakukan apa yang ia perintahkan.

"Iya Mommy...Sampai detik ini orang kepercayaan kita belum kunjung bisa menemukan keberadaan anakku,"jawab Bastian.

Mauren dan tersenyum misterius."Percayalah suatu saat kamu pasti akan bertemu kembali dengannya. Atau bisa saja kepergian Emily ada hubungannya dengan ibu kandungnya,"ucap Mauren.

"Maksud Mommy apa?," tanya Bastian dengan kening berkerut.

"Bisa saja kan jika ibu kandung Emily kembali menyembunyikan Emily atau meminta Emily menjauh,"jawab Mauren.

"Jika itu benar-benar terjadi. Aku tidak akan pernah memaafkan wanita itu. Dia sudah tega membuang anakku dan memberikannya kepada orang lain dan sekarang dia memintanya pergi menjauh dariku," ucap Bastian dengan rahang yang mengeras.

"Oh ya Bastian kamu sebaiknya memberikan pimpinan perusahaan kamu pada Maxime secepatnya,"ucap Mauren.

"Tidak sekarang Mommy, dia harus benar-benar belajar cara menjalankan perusahaan dengan benar terlebih dahulu. Aku tidak ingin apa yang aku bangun selama ini hancur oleh anak itu,"jawab Bastian.

"Tapi Bastian. Jika kamu tidak memberikannya kesempatan sekarang dia tidak akan pernah mau belajar,"ujar Mauren.

"Maxime harus belajar dari bawah terlebih dahulu bagaimana cara menjalankan perusahaan.Dan sebelum itu dia harus benar-benar berubah dan tidak pernah lagi bermain perempuan dan juga berfoya-foya," jawab Bastian.

"Aku tidak mau Daddy dan aku tidak tertarik dengan perusahaanmu," jawab Maxime tiba-tiba.

"Mommy dengar sendiri bukan jika cucu kesayangan Mommy ini tidak tertarik dengan perusahaanku,"ucap Bastian lalu pergi meninggalkan bumi dan anaknya itu.

Mauren menatap tajam cucu kesayangannya itu."Maxime dengarkan grandma, kamu tidak inginkan semua warisan milik Daddy kamu itu jatuh kepada anak haram itu?. Grandma sudah berusaha untuk mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milik kamu tapi kamu malah menolaknya," ucap Mauren pada Maxime.

"Jangan bilang hilangnya Emily ada hubungannya dengan grandma?," tanya Maxime penuh selidik pada Grandmanya.

Mauren tampak tersenyum miring."Apa alasan kamu tidak mau memimpin perusahaan Daddy kamu?," tanya Mauren mengabaikan pertanyaan cucunya itu.

"Aku tidak secerdas yang Grandma pikirkan dan aku tidak tertarik sama sekali untuk mengelola perusahaan itu. Aku sudah memiliki usahaku sendiri Grandma dan aku tidak membutuhkan perusahaan itu lagi,"jawab Maxime. Pria itu memang memiliki dua buah tempat Club dan juga beberapa tempat kebugaran.

"Tapi--

"Jangan memaksaku grandma,"ucap Maxime lalu berlalu meninggalkan Mauren yang terlihat kesal.

***

Emily menyimpan cek pemberian dari Yudi di dalam dompetnya dan dia tidak berniat untuk mencairkan uang itu. Ia merasa tidak pantas mendapatkan uang sebesar itu dari Dion karena selama ini ia bekerja hanya sebagai pengasuh Arsa dan tidak betul-betul menjadi asisten pribadi Nisa. Dan pesangon sebesar itu sungguh di luar Nalar bagi Emily.

Emil berharap semoga saja Dion tidak mengatakan keberadaannya di negara ini kepada siapapun yang ada di Indonesia. Dia merasa tenang dan tentram tinggal di sini tanpa ada yang mengusiknya. Dan semoga saja kelak ia dan anaknya hidup dengan tenang dan bahagia di sini.

...****************...