NovelToon NovelToon
SHOTGUN

SHOTGUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Elisabeth Patrisia

Alya Mackenzie Armstrong.

Dia hanyalah gadis berumur 22 tahun yang sudah banyak melewati masa-masa sulit bersama keluarganya. Dia sangat menyayangi keluarganya, terutama adik perempuannya, Audrey.

Hingga suatu saat musuh keluarganya dari masa lalu kembali datang dan menghancurkan semua yang sudah ia lindungi. Ditambah dengan sesuatu mengejutkan yang tak pernah ia ketahui terungkap begitu saja dan menjadi awal kehancuran bagi dirinya.

Apakah Alya masih mampu melindungi keluarganya dari musuh mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elisabeth Patrisia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2nd : Don't Worry

Aletta yang baru saja tiba di rumah memekik terkejut dengan kekacauan yang terjadi. Tanpa menunggu lama, wanita itu mencari kedua putrinya dan langkahnya terhenti saat melihat putri sulungnya yang sedang diobati oleh seorang laki - laki yang merupakan teman dari Alya.

"Ya Tuhan! Apa yang terjadi pada putriku?" ceplos Aletta.

"Maaf, karena saya terlambat menolong Alya" ucap laki - laki itu sambil menundukkan kepalanya.

"Ini semua bukan kesalahanmu, tidak perlu minta maaf" sergah Alya cepat lalu bangkit dari duduknya dan memakai sweater untuk menutupi lengan kanannya yang terluka.

"Mommy tidak perlu khawatir, kami baik - baik saja" jawab Alya santai.

"Tapi, kamu terluka Alya!" Sela Aletta lalu mendekati putri sulungnya dan memperhatikannya dari dekat. Alya hanya tersenyum tipis melihat tingkah Aletta.

"Mommy don't worry! Ini hanya luka kecil. Alya baik - baik saja" tukasnya. Yah luka ini adalah yang pertama sejak lima tahun lalu. Sambungnya dalam hati.

"Aku harus keluarkan Audrey terlebih dahulu" ucap Alya lalu beranjak meninggalkan Aletta dan teman laki - lakinya itu.

"Bagaimana dengan Audrey? Apa dia baik - baik saja?" tanya Aletta sontak menghentikan langkah Alya dan berbalik menghadapnya.

"Audrey baik - baik saja. Dia berada di tempat yang aman" Jawab Alya yakin. "Dan untuk kau. Aku sangat berterima kasih padamu, Calvin" lanjutnya lalu bergegas menuju kamarnya.

Di kamarnya Alya mengganti sweaternya karena ada bercak darah disana. Alya tidak ingin Audrey melihatnya dan sedih jika tahu dirinya terluka. Dengan cepat Alya mengganti pakaiannya dengan sebuah kaos hitam berlengan panjang, yabg bisa menutupi lengannya yang terluka. Setelah itu, Alya menggeser lemari bukunya hingga sebuah pintu terlihat. Alya pun membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam.

"Audrey?!" panggilnya sembari mengedarkan pandangannya ke segala arah. "Audrey?! Where are you?" panggilnya lagi dengan suara yang lebih besar.

"Alya?! Apa itu kau?" seru seorang gadis dari balik sofa yang ada di ruangan itu. Mendengar itu, tak pelak membuat Alya menghela napasnya lega dengan sebuah senyuman manis terukir di wajahnya.

"Yah, ini aku. Come on!" ajak Alya. Sementara, Audrey bangkit dari posisinya lalu berlari dan memeluk sang kakak cukup erat.

"Astaga! Lepaskan! Aku tidak bisa bernapas kalo seperti ini" gerutu Alya lalu melepaskan pelukan sang adik.

"Kau tahu? Aku sangat khawatir denganmu. Aku takut kau akan terluka" cerocos Audrey dengan air mata yang mulai menetes.

"Sudah. Jangan menangis! Aku baik - baik saja" tukas Alya lalu menghapus jejak air mata sang adik dan menarik Audrey keluar dari ruangan itu.

Setelah berhasil keluar, Alya menggeser kembali lemari bukunya lalu berniat meninggalkan kamarnya. Belum sempat ia melangkah, Alya menyadari adiknya terdiam di tempatnya dengan tatapan khawatir mengarah padanya. Alya memegang kedua bahu Audrey lalu menatap tepat ke kedua manik gadis itu.

"Hei! Aku baik - baik saja. Kau tak perlu khawatir" seru Alya berusaha menenangkan sang adik sembari menepuk pelan pipi Audrey yang justru menitihkan air matanya. Melihat itu, Alya pun tak tega dan menghapus air mata Audrey.

"Astaga! Sudahlah! Jangan menangis lagi! Semuanya sudah baik - baik saja" bujuk Alya lalu memeluk Audrey yang terlihat ketakutan.

"Alya! Aku takut... Aku sangat takut."

"Tidak ada yang perlu kau takutkan lagi. Semuanya akan baik - baik saja" ujar Alya sambil mengelus lembut punggung Audrey.

"Aku hanya takut mereka akan datang lagi..."

"Ssstt.. Tidak usah dipikirkan yang penting sekarang semuanya sudah membaik"

Audrey mengganggukan kepalanya dan Alya pun melepaskan pelukannya. Dengan sigap Alya menghapus jejak air mata di wajah sang adik lalu melihatnya dari dekat. Kedua tangan Alya terangkat dan menyentuh kedua sudut bibir Audrey lalu menariknya pelan sampai terbentuk sebuah lengkungan indah.

"Jangan menangis lagi! Tersenyumlah!"

Audrey memegang kedua tangan Alya sembari mengganggukan kepalanya.

"Terima kasih karena sudah melindungiku" tutur Audrey dengan suara yang terdengar sangat lembut.

"You're welcome my lil sister" jawab Alya dengan senyuman indah terukir di bibirnya dan satu tangannya terulur untuk mengacak rambut sang adik.

🔫🔫🔫

Di sebuah ruangan dengan cahaya yang minim, terdapat seorang pria tengah duduk di kursi dengan kedua kaki diletakkan diatas meja.

"Apa kalian berhasil melukai putri Jack yang bernama Alya itu?" ceplos pria itu sembari menghisap rokok. Bukannya menjawab, beberapa anak buahnya hanya menunduk pasrah. "Kenapa kalian diam saja?! Jawab!!!"

"Tuan maafkan kami, nona Vivian terluka" jawab salah satu anak buahnya dengan suara yang bergetar.

"APA?! Vivian ikut bersama kalian?!" tegas Carlos.

"I... I... Iya tuan"

"Haishh?!!"

"Tapi, tuan... Nona Vivian memang berhasil melukai gadis itu. Tapi, gadis itu juga menembak nona Vivian dan hampir semua dari kami mengalami cedera pada kedua kaki mereka akibat peluru yang ditembakan oleh Alya" jelas salah satu anak buah pria itu. Tak pelak membuat pria itu menggeram keras dan mendorong mejanya cukup kuat.

"Sialan!!!"

Pria itu bangkit dan hendak meninggalkan ruangan itu.

"Dimana Vivian sekarang?!" ketusnya.

"Nona Vivian sedang menjalani operasi di basement, tuan" kata anak buahnya membuatnya mengepalkan kedua tangan di sisi tubuhnya.

Beraninya kau melukai putriku, dasar bocah sialan!!!

🔫🔫🔫

Jack yang baru saja memarkirkan mobilnya di garasi bergegas masuk ke dalam rumahnya. Saat di depan pintu utama, langkah Jack terhenti saat melihat rumahnya dalam keadaan yang sangat kacau. Matanya membulat saat ia mengingat kedua putrinya yang ia tinggalkan di rumah. Jack pun segera mencari keberadaan kedua putrinya.

"Daddy?!" panggil salah satu putrinya hingga berhasil menghentikan langkahnya saat hendak menaiki anak tangga menuju kamar kedua putrinya.

"Audrey?!" seru Jack lalu beralih memeluk putri bungsunya. Sementara, Alya dan Aletta sedang merapihkan kekacauan yang terjadi hanya tersenyum simpul.

"Alya?! Bagaimana dengan Alya?" ceplos Jack yang mampu didengar sang pemilik nama.

"Aku disini, Dad. Tidak perlu khawatir, Aku baik - baik saja" jawab Alya sembari melambaikan tangannya. Melihat itu pun, Jack menghela napasnya lega. Kedua putrinya dalam keadaan baik.

Audrey pun kembali menghampiri Alya untuk membantu sang kakak. Saat Alya hendak mengangkat sebuah kotak yang terjatuh di lantai, Audrey tak sengaja meremas lengan kanan Alya yang terluka membuat gadis itu meringis.

"Arrghh..." pekiknya.

"Alya, ada apa?" tanya Audrey cemas.

"Ahh... Tidak ada, tanganku sepertinya terkilir" bohongnya lalu pergi menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, Alya membuka bajunya dan menyisakan tanktop putih melekat di tubuhnya. Alya membuka perban yang membalut lukanya, karena darah kembali mengalir akibat Audrey yang tak sengaja meremas lengannya. Alya mengambil first aid kit yang ada di meja kerjanya. Ia pun mengambil kassa dan kapas lalu mulai membalut lukanya sendiri. Walaupun sedikit kesulitan, Alya tetap berusaha hingga lukanya berhasil terbalut sempurna.

Tanpa sepengetahuannya, ada seseorang yang masuk dan berdiri menatap setiap pergerakannya itu dengan tatapan khawatir.

"Alya?! Kau terluka?" 

"Daddy?!"

"Siapa yang berani melukaimu? Katakan!"

"Aku tidak bisa melihat wajahnya."

"Katakan! Siapa mereka?!"

"Mereka... Sepertinya mereka anak buah Carlos."

"Apa?"

"Daddy sudahlah! Yang penting sekarang semuanya baik - baik saja"

Aku berjanji akan memusnahkan siapapun yang berani mengancam kehidupan keluargaku. Aku tidak akan membiarkanmu lolos kali ini, Carlos Hudson!!!

💢💢💢

1
Protocetus
up
Feby Gudu
❤❤❤
Rossy Annabelle
seruuu banget sih🔥next 🤯
Rossy Annabelle
next thor
anggita
Alya... 👌💪
anggita
like👍+☝iklan... semoga sukses novelnya.
Elisapat17: Thank ypu say❤
total 1 replies
anggita
visualisasi tempatnya... bagus👌
ℕaᷡiᷧa᷿᷍℘
keren
Protocetus
Min kunjungin ya novelku, bola kok dalam saku
ATAKOTA_
Kren bgt ceritanya terus berkembang Thor 😊
Elisapat17: Thank you say🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!