NovelToon NovelToon
Dendam Gadis Teraniaya

Dendam Gadis Teraniaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pa'tam

Apa salah dirinya? Dia sendiri pun tidak tau. Tetapi dia dibully dan dianiaya hampir setiap hari. Itulah yang terjadi pada seorang gadis yang bernama Mentari.
Dia melapor kepada kepala sekolah, tapi hanya makian dan penganiayaan yang ia dapatkan. Bahkan ia sampai dikeluarkan dari sekolah.
Dalam keputusasaan ia mencoba membunuh diri. Tapi ia urungkan, karena itu percuma saja. Kemudian ia bertekad untuk membalas semua yang mereka lakukan kepadanya.
"Aku akan kembali untuk membalas kalian satu persatu, aku bersumpah akan kubuat kalian menderita," gumam Mentari.
Bagaimanakah cara Mentari membalaskan dendamnya? Penasaran? Ikuti yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mendapat masalah.

.

.

.

Ferdinan mengikuti Mentari hingga kerumahnya. Rumah kecil yang ia beli dengan uang peninggalan orang tuanya. Itupun sudah sangat bersyukur bagi Mentari.

"Ini rumahmu?" tanya Ferdinan. Mentari mengangguk.

"Jelek dan kecil," jawab Mentari.

"Gak apa-apa yang penting ada tempat berteduh," ucap Ferdinan.

"Terimakasih, ya. Sudah mau mengikuti aku sampai sini," ucap Mentari.

"Iya. Sama-sama, aku pulang," pamit Ferdinan.

"Fer!" panggil Mentari. Ferdinan menghentikan langkahnya kemudian menoleh.

"Untuk mu," ujar Mentari. Lalu memberikan kotak berisi kue yang ia bawa tadi.

"Kalau mau, makanlah. Kalau tidak mau, buang saja," ucap Mentari.

"Terimakasih," ucap Ferdinan.

"Aku pulang," katanya berpamitan. Mentari mengangguk.

Setelah itu Ferdinan pun pergi tanpa menoleh lagi. Mentari memilih masuk kedalam rumah.

"Sepertinya dia pria yang baik," gumam Mentari.

Kemudian iapun melaksanakan pekerjaannya, yaitu membereskan rumah dan sebagainya. Baru setelah itu ia mandi dan beristirahat.

Ferdinan tiba di mansion. Ia turun dari motornya yang sudah terparkir.

"Sudah pulang?" tanya Marshanda mamanya Ferdinan.

"Hmmm," jawab Ferdinan.

"Ya sudah langsung mandi sana, setelah itu kita makan," ucap Marshanda.

Ferdinan menyerahkan kotak berisi kue pemberian Mentari. Marshanda pun membukanya.

"Kamu beli, sayang?" tanya Marshanda.

"Seseorang memberikannya kepadaku Ma," jawab Ferdinan tanpa menoleh. Karena ia sudah berjalan menaiki tangga.

Marshanda tersenyum melihat putranya sudah mau berteman dengan seseorang. Karena yang ia tau, putranya sulit sekali bergaul dengan orang lain. Bahkan teman pria sekalipun.

Marshanda mengambil satu dan mencicipinya, "enak."

Satu kata yang keluar dari mulut wanita berusia 38 tahun itu. Tapi bila dilihat dia seperti baru berusia 20an tahun.

Bila ia berjalan dengan putranya, orang mengira bahwa mereka adalah kakak adik.

Ferdinan meletakkan tas miliknya diatas ranjang, ia berbaring sejenak diatas ranjang tersebut. Tangannya ia rentangkan keatas.

"Aneh. Kok aku bisa nyaman bila berdekatan dengannya," gumam Ferdinan.

Oya. Alasan Ferdinan menolak setiap perempuan dekat dengannya. Karena ia mengidap suatu penyakit kulit yang tidak bisa bersentuhan dengan perempuan. Sebab itulah ia menjadi tertutup pada orang disekitarnya.

Ferdinan tersenyum, kemudian secara perlahan-lahan matanya pun terpejam. Sementara sang mama yang sudah menunggu untuk makan pun merasa heran. Karena sudah hampir satu jam Ferdinan belum juga keluar dari kamarnya.

Marshanda yang penasaran pun segera kekamar putranya. Marshanda hanya menggeleng kepala saat melihat putranya tertidur tanpa melepas sepatu dan pakaian seragam sekolah.

Marshanda tidak ingin mengganggu pun segera kembali ke meja makan. Tadinya ia ingin makan bersama putranya. Tapi tidak jadi.

Sementara Mentari sedang menemui Bu Aminah untuk melihat jualan kuenya.

"Ehh. Nak Mentari," ucap Bu Aminah.

"Bagaimana Bu? Apa kuenya laku?" tanya Mentari.

"Laku atuh, Nak. Wong kuenya uenak kok," jawab Bu Aminah.

"Alhamdulillah ya Bu," ucap Mentari.

"Iya. Besok dibanyakin ya, Nak. Baru 2 jam saja kuenya sudah ludes semua," kata Bu Aminah sembari menyerahkan uang hasil penjualan kue tersebut.

"InsyaAllah Bu," ucap Mentari.

"Kalau begitu aku mau belanja, Bu," ucap Mentari.

"Silahkan ambil sendiri, kalau tidak cukup uang bisa ngutang dulu," kata Bu Aminah.

Mentari tersenyum. Ia merasa bersyukur dipertemukan dengan orang baik seperti Bu Aminah.

Setelah selesai belanja, Mentari pulang kerumahnya.

Keesokan harinya seperti biasa, Mentari mengantar kue sebelum pergi ke sekolah. Kali ini ia membuat kue lebih banyak dari kemarin. Setelah itu baru ia pergi kesekolah dengan sepeda yang selalu menemaninya kemana-mana.

Sementara di mansion keluarga Prianggoro. Ferdinan sedang sarapan bersama keluarganya.

"Fer, teman kamu beli dimana kue yang kemarin?" tanya Marshanda.

"Dia bikin sendiri Ma," jawab Ferdinan.

"Kue?" tanya Ferdy sang papa.

"Yang semalam Papa makan itu loh," jawab Marshanda.

"Masih ada Ma?" tanya Ferdinan.

"Kalau gak salah masih ada satu didalam kulkas," jawab Marshanda.

Ferdinan pun bangkit dari duduknya dan berjalan kearah kulkas. Ia melihat ada satu potong kue, dan mencicipinya.

"Ternyata memang enak, pantas saja Mama suka. Dan tidak terlalu manis, lumer di mulut," gumam Ferdinan. Lalu melahap habis kue tersebut.

Ferdinan pun berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi kesekolah. Dengan mengendarai motor, Ferdinan menancap gas agar secepatnya tiba di sekolah.

"Lima menit lagi pintu gerbang akan tertutup," gumam Ferdinan saat ia sudah tiba disekolah.

Kebetulan Mentari pun baru selesai menyimpan sepedanya. Beberapa pasang mata melihat keduanya dari kejauhan.

"Kue pemberianmu enak. Terimakasih," ucap Ferdinan saat keduanya ingin masuk.

"Mamaku dan Papaku juga suka," ucap Ferdinan lagi.

"Syukur deh kalau begitu. Aku pikir orang kaya seperti kalian tidak menyukainya," ujar Mentari.

"Awas saja loe cewek miskin," ucap Siska sambil mengepalkan tangannya.

"Bagaimana kalau nanti pulang sekolah kita kerjain dia," usul Aprilia.

"Ide bagus, mari masuk kelas," ajak Siska.

"Dia tidak tahu berurusan dengan siapa?" tanya Priscilla.

"Yang pasti, dia akan mendapat masalah bila berurusan dengan gue," jawab Siska.

Siska tersenyum sinis. Banyak rencana jahat bersarang di otaknya.

Bel sekolah pun berbunyi pertanda akan segera dimulai pelajaran. Siswa siswi segera masuk kedalam kelas masing-masing. Hanya Mentari yang masuk terlebih dahulu.

"Selamat pagi, anak-anak," sapa Bu Fitri.

"Selamat pagi Bu guru," jawab mereka serentak.

"Hari ini kita ujian dadakan," kata Bu Fitri.

"Huuuu" teriak mereka semua. Hanya dua orang yang terdiam, yaitu Ferdinan dan Mentari.

"Jangan bilang kalian tidak belajar," kata Bu Fitri.

"Ibu tidak bilang kemarin-kemarin," ucap siswa 1.

"Haruskah Ibu bilang dulu baru kalian mau belajar?" tanya Bu Fitri.

"Bukan begitu Bu, setidaknya kalau Ibu kasih tau. Kita bisa siap-siap," ucap siswa 2.

"Baiklah, sekarang kalian kerja soalan yang sudah Ibu bagikan, Ibu beri kalian waktu 90 menit dari sekarang," ucap Bu Fitri.

"Baik Bu," jawab mereka serentak.

Mentari pun mulai fokus menjawab soalan yang diberikan oleh Bu Fitri.

"Aku harus semangat," gumam Mentari dengan pelan, agar tidak terdengar murid lain.

Ferdinan sesekali menoleh ke Mentari. Hal itu tidak luput dari pantauan Siska dan kedua temannya.

"Awas saja loe cewek s*alan, akan gue buat loe dikeluarkan dari sekolah ini," batin Siska sambil mengepalkan tangannya kuat dibawah meja.

"Loe sudah menarik perhatian cowok gue, maka bersiaplah untuk menerima balasan dari gue," batin Siska lagi.

Akhirnya Siska tidak fokus dalam pelajaran. Karena di otaknya hanya tersimpan rencana-rencana jahat.

Waktu satu jam sudah terlewati, Siska belum menjawab satupun soalan yang diberikan oleh guru. Hanya karena ia anak pemilik sekolah ini. Jadi tidak ada yang berani menegurnya. Para guru masih sayang dengan pekerjaan mereka.

Mentari sudah selesai menjawab semuanya, sekarang ia ingin menyerahkan kertas jawaban ke meja guru. Di susul oleh Ferdinan yang juga sudah selesai.

Waktu berlalu, hingga kini jam pelajaran sudah usai. Mereka semua bersiap-siap untuk pulang.

Saat tiba di tempat parkir, seseorang memukul Mentari dari belakang. Hingga tidak sadarkan diri.

.

Kalau suka dukung ya. Semoga kalian semua tidak kecewa. Maklum saja aku ini baru belajar.

.

.

.

1
RoSz Nieda 🇲🇾
aku suka baca ❤️
Pa'tam: terima kasih banyak.
total 1 replies
Nur Aliyah Zainal
Luar biasa
Adriana Wiriadinata
bagus kak ceritanya..👍👍
Firman Firman
amin🤲doa yg sama buat athour..
dan terimakasih sudah menghadirkan sebuah novel yg keren ini ,,ttp semangat dan terus berkarya ya athour 💪 semoga athour selalu sehat panjang umur dan rejeki nya selalu melimpah amin 🤲
Firman Firman
astaga gara ulat keket hampir saja pangeran kodok koit 😄🤭
Firman Firman
dasar😡 wanita jlng suruh siapa kmu mau jadi wanita murahan jadi jngn. salahkn. kalau dia menikah dengn pilihan hati nya
Firman Firman
membayangkan nya saja sudah senang dn bahagia pa lagi di dunia nyata ya athour u
Firman Firman
semoga kedepannya kalian juga selalu bahagia 💞💞
Firman Firman
ha ha titisan pangeran kodok akn segera hadir🤗
Firman Firman
badar badar kmu akn merasakan kemarahan singa betina yg haus darah 😡
Firman Firman
lanjut
Firman Firman
astaga 🤦 masih juga ada parasit pantas mntari blum bisa tenang
Firman Firman
knpa ada ja wanita jalang yg suka jadi pnggoda 😄🤭
Firman Firman
jngn di obral di semprot ja pake baigon 😄🤭
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
lnjut,, sselamat babng kodok semoga kalian bahagia mnjadi pasangan yang sakinah mawadah warohmah 🤲amin
Firman Firman
wah wah babng bucin pandai ceramah juga😄🤭GK nyangka pangeran kodok bisa bijak juga dalm bersair
Firman Firman
sebegitu nya tu cewek gimna kalau di dunia nyata ya 😱 untung kecebong mntari lincah dan gesit 😄🤭
Firman Firman
ha ha dasar wanita bar bar kmu salah mengusik singa betina 😄🤭
Firman Firman
ha ha pangeran kodok kan anak sultan 😄🤭bebas ngelakuin pa ja rasain tu sapa suruh ngenggol kecebong nya pangeran kodok 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!