Luka Hati Seorang Istri

sesampainya di rumah yang dimaksud Bu Mirah, Ayu segera turun dan melihat keadaan rumah tersebut. Tapi Hatinya merasa agak was - was, karena rumahnya tergolong besar bila hanya ditempati dirinya dengan Sela. Rumah ini mempunyai tiga kamar, ruang tamu, dapur dan kamar mandi yang cukup luas.

"Maaf Bu Mirah, ini terlalu besar buat saya. Takutnya saya gak mampu buat bayar biaya kontrakannya."

Ucap Ayu jujur pada Bu Mirah. Dia tidak mau nantinya akan kesulitan membayar kontrakan jika terus dipaksakan.

"Tidak papa Mbak Ayu, yang penting rumahnya dirawat Saja. Untuk biaya kontrakannya semampunya mbak Ayu saja. Tadi sebelum kesini saya sudah telepon adik saya dan dia setuju kalau rumahnya ditempati mbak Ayu, asal rumahnya dirawat agar tidak cepat rusak nantinya."

"Apa itu benar Bu Mirah?"

Wajah Ayu terlihat senang mendengar kabar dari Bu Mirah, dia tidak menyangka akan mendapatkan kebaikan tak terduga dari orang - orang sekitar yang masih perduli padanya. sebenarnya dia masih punya orang tua tapi memang kampungnya jauh sehingga membutuhkan banyak biaya dan waktu yang untuk sampai dikampung Ayu. Dan untuk saat ini Ayu belum punya biaya untuk pulang kampung menemui orang tuanya. Rencananya dia akan menelepon dan memberitahu mereka setelah mendapat kontrakan baru. Kedua orang tua Ayu bekerja sebagai petani. Mereka mempunyai sebidang tanah yang digarap untuk menyambung hidup.

"Benar mbak Ayu, adik saya sekarang tinggal ikut anaknya dan tidak di izinkan lagi tinggal sendiri. Jadi dia berharap rumahnya ada yang merawat agar tidak cepat rusak."

"Baiklah Bu Mirah, saya mau menempati rumah ini."

"Ini kuncinya mbak Ayu, kalau ada apa - apa hubungi saya saja."

"Terima kasih banyak Bu, aku tidak akan melupakan bantuan Bu Mirah."

"Sama - sama mbak Ayu."

Lalu setelah itu Ayu berpamitan setelah mengantar Bu mirah kembali ke rumahnya. Dia mau langsung pulang ke rumah Ira dan berkemas untuk segera pindah ke rumah kontrakannya. Setelah sampai disana dia langsung menyampaikan maksudnya kepada Ira, dan berpamitan.

Sesampainya di rumah, Ayu segera membersihkan rumah itu dengan dibantu Sela karena memang sudah lama tidak ditempati jadi banyak debu dan kotoran yang menempel. Rumah itu perabotannya cukup lengkap sehingga Ayu tidak perlu lagi membeli peralatan memasak untuk digunakan disana. Setelah seharian membersihkan rumah akhirnya selesai juga. Kini Ayu dan Sela sudah bisa beristirahat dengan nyaman.

***

"Bu, aku sangat malu tadi saat bertemu Ayu di sekolah, dia menghina keluarga kita lagi Bu. Di bilang kita seperti gembel yang selalu meminta - minta uang pada suaminya. Ayu sudah berubah Bu, dia sekarang sudah berani membantah dan melawan kata - kataku."

"Sama mbak, aku juga sangat kesal tadi, gara - gara ibu - ibu yang sok perduli sama mbak Ayu aku dikeroyok omongan mereka yang menyudutkanku sehingga aku gak jadi belanja di mang sayur karena mereka semua membela mbak Ayu. Aku langsung pulang saja tanpa belanja jadinya. Sepertinya keluarga kita jadi bahan gunjingan tetangga gara - gara mbak Ayu Bu."

"Emang bener - bener ya si Ayu itu. Aku pikir setelah Reno menceraikannya kita bisa bebas dari menantu udik itu, tapi malah kita yang sekarang jadi omongan tetangga."

"Kita gak boleh Diam saja Bu, nanti mbak Ayu jadi makin senang karena dibela banyak orang."

"Nanti ibu bicarakan dulu sama Reno."

Malam ini Reno langsung pulang ke rumah Bu Retno karena lapar, dia ingin makan disana karena di rumah tidak ada siapapun.

"Bu , aku lapar. Ibu masak apa di rumah?"

"Ibu lagi tidak mask Ren, tadi Mega gak belanja soalnya habis di bully sama ibu - ibu karena mereka belain Ayu yang habis kita usir semalam."

"Maksud ibu? Dari mana tetangga tahu perihal kita mengusir Ayu semalam?"

"Ya dari Ayu lah, memang siapa lagi. Dia menghasut ibu - ibu yang lain untuk benci sama keluarga kita."

Reno sampai mengepalkan tangannya karena tidak terima Ayu melakukan hal itu. Sedangkan Bu Retno merasa puas melihat reaksi Reno. Dia memang sengaja membuat Reno semakin membenci Ayu agar usahanya menjodohkan Reno dengan anak orang kaya berjalan dengan lancar.

"Ya sudah Ren, sekarang kamu beli makanan di luar saja kebetulan ibu juga belum makan, sekalian beliin juga."

"Kita juga belum makan mas, kalau mau beli.sekalian beliin kita ya."

Mega segera menyahut saat menemani Rara bermain. Dia tidak akan menyia - nyiakan kesempatan kalau sudah menyangkut uang atau makanan.

"Iya, nanti aku beliin."

Reno pun berlalu dengan wajah kesal. Tadinya dia datang ingin makan di rumah ibunya karena ingin berhemat. Sejak Ayu tidak ada sudah tidak ada yang mengurus makanannya lagi sehingga dia selalu jajan di luar dan itu cukup boros dan membuat uang Reno semakin menipis. Tapi bukannya bisa makan enak gratis tapi malah kena palak ibu dan adiknya.

Sejak dia tidak memberikan nafkah untuk Ayu, sejak itu pula dia semakin banyak pengeluaran. Dia membayar loundry semua baju - bajunya karena tidak ada lagi yang mencucikannya dan juga biaya makan setiap harinya. Justru uang jatah yang dulu diberikan kepada Ayu tidak cukup untuk kebutuhannya selama satu bulan. Sedangkan ibu dan saudara - saudaranya sering minta uang dengan berbagai alasan. Seperti malam ini yang tadinya ingin menghemat uang tapi malah kena palak ibu dan adiknya.

Tak berapa lama Reno datang dengan membawa makanan Lalu mereka makan bersama dengan lahapnya. Reno membeli ayam bakar untuk makan malam ini.

Setelah selesai makan mereka berkumpul dan mengobrol di ruang tamu.

"Kamu harus secepatnya menggugat Ayu ke pengadilan agar status kalian jelas. Ibu sudah tidak sabar punya menantu baru yang lebih baik dan kaya daripada si Ayu itu Ren."

"Itu gampang Bu, nanti aku bisa langsung masukan gugatan ke pengadilan. Tapi apa ibu tahu sekarang Ayu dan Sela tinggal dimana?"

"Ibu belum tahu dia tinggal dimana, tapi kata kakakmu Sindi, Ayu masih mengantar Sela ke sekolah. Berarti dia masih berada di daerah sini."

"Baiklah kita cari tahu dulu dimana dia tinggal. Setelah itu aku akan mengirim surat gugatan cerai padanya."

"Itu gampang nanti ibu suruh Sindi mencari tahu dimana dia tinggal."

Sebenarnya alasan Reno tidak hanya ingin mengirim surat gugatan cerai pada Ayu, tapi jauh di lubuk hatinya dia merindukan sosok istrinya itu. Sejak Ayu bersikap dingin padanya sampai kemarin dia menalaknya, sebenarnya jauh di dalam lubuk hati Reno merasa sangat kehilangan. Entah kenapa hatinya bimbang dan tidak tenang dengan keputusan yang dia ambil.