Shen Long adalah seorang Pemuda yang paling jenius di Sektenya sekaligus Putra dari Patriak Sekte Naga Langit.
Namun siapa sangka karena kejeniusannya, ada orang yang sangat iri dan memberikan Racun untuk menyumbat Kultivasi Shen Long.
Sejak kejadian itu semua kekaguman orang langsung berubah menjadi kebencian dan menganggap Shen Long sebagai sampah.
Tidak sampai disitu saja, bahkan Pertunangannya dengan Putri dari Kerajaan Ling menjadi berantakan dan berakhir dengan penghinaan.
Dalam keputusasaan Shen Long berniat untuk mengakhiri hidupnya di sebuah Jurang tanpa dasar.
Saat itulah pertemuan singkat antara Shen Long dengan Wanita misterius yang mengakibatkan Shen Long tidak jadi bunuh diri dan Ingin menjadi yang terkuat untuk membalaskan dendam kepada Sekte Naga Langit.
Apakah Shen Long berhasil menjadi yang terkuat dan membalaskan dendamnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Yang Salah
Saat Shen Long menuruni Gunung Kunlun, dia langsung disambut oleh sekelompok hewan roh dimana semua sudah bersiap untuk menerkam Shen Long.
Shen Long yang belum pernah bertarung hidup dan mati, kini langsung berkeringat dingin sambil meningkatkan kewaspadaan.
' Tuan... Sepertinya kamu belum memiliki pengalaman bertarung. Biar aku yang mengusir mereka.' Naga yang memahami situasi tersebut mengeluarkan Spiritualnya membuat Sekelompok Hewan Roh tersebut lari kocar-kacir.
Shen Long memang pernah berlatih, namun itu masih belum cukup jika berhadapan dengan puluhan hewan roh sekaligus.
' Terimakasih Naga.' Shen Long berkata dengan tulus.
' Aku menitipkan Spiritual milikku agar Tuan bisa keluar dari tempat ini. Sekalipun Tuan sudah mencapai Pendekar Bumi tingkat 1, pengalaman Tuan belum cukup. Tuan harus mencari seorang Guru untuk berlatih.' ucap Naga.
' Baiklah Naga. Semoga saja aku bisa menemukan seorang Guru yang bisa mengajariku.' Shen Long membalas pesan jiwa.
' Kalau begitu aku akan beristirahat. Spiritual yang aku berikan kepadamu sangat menguras kekuatanku. Tapi Tuan tidak perlu khawatir, Tidak ada yang berani mendekati Tuan selama tiga hari kedepan. Mungkin aku akan tertidur selama beberapa hari.' Naga memberi pesan jiwa hingga beberapa saat keluar sebuah cahaya dari tubuh Shen Long menyelimuti tubuhnya.
Dengan adanya Cahaya tersebut, Hewan Roh ataupun Hewan Suci tidak ada yang berani mendekati Shen Long sehingga dia bisa melanjutkan perjalanan tanpa gangguan.
Setelah menempuh perjalanan memutar Gunung Kunlun, Shen Long dikejutkan dengan sebuah Goa tersembunyi yang lain membuat dia keheranan.
' Kenapa ada Goa lagi? Apa ada yang salah?' Shen Long membatin dengan rasa penasaran langsung masuk ke dalam Goa tersebut.
Saat berada di dalam Goa, Shen Long tertuju pada sebuah gulungan yang melayang di udara.
Tanpa banyak berpikir, Shen Long langsung mengambil gulungan tersebut lalu membukanya.
" Tinju Naga Penghancur?" Shen Long sontak kaget sambil mencerna serangkaian kejadian saat dia pergi ke Gunung Kunlun.
Shen Long berpikir bahwa telah terjadi kesalahan sehingga dia bisa memasuki Goa tempat Sosok Naga yang sudah mengikat kontrak jiwa dengannya.
" Apakah Biksu Tang Min telah keliru dalam memberikan petunjuk?" Shen Long bergumam sambil memperhatikan gulungan yang ada di tangannya, dimana memperlihatkan beberapa gerakan bergambar manusia berkepala botak.
Dengan keyakinan yang kuat, Shen Long langsung berlari dari Goa tersebut berniat untuk meninggalkan Gunung Kunlun secepat mungkin.
Beruntung saja dengan bantuan Spiritual Naga, semua Hewan Buas yang ada di tempat itu selalu menghindar dari Shen Long.
Tiga hari tiga malam berturut-turut Shen Long terus berlari hingga langkah kakinya mulai melambat karena sudah kehabisan tenaga.
Pada saat itu juga Shen Long benar-benar sudah keluar dari Hutan dan kini menyandarkan tubuhnya di sebuah pohon yang cukup besar di pinggir jalan untuk memulihkan tenaga.
" Haaahh... Syukurlah... Sepertinya aku telah mencuri Harta yang berharga milik orang lain. Aku harus menyembunyikan hal ini dari Naga. Semoga saja Naga belum bangun." Shen Long dengan napas terputus-putus karena sudah berlari siang dan malam.
Shen Long yang sudah tidak bertenaga dan kelaparan, kini hanya meratapi nasibnya berharap agar ada sebuah keajaiban.
Dengan tekad yang kuat, Shen Long mencoba mengingat beberapa gerakan yang ada pada gulungan tersebut dan membaca beberapa bagian di dalamnya.
" Tinju Naga Penghancur ini akan lebih kuat jika memiliki Roh?" Shen Long mengerutkan kening sambil berpikir dengan Naga yang ada pada tubuhnya.
Setelah mengingat semua isi dari gulungan tersebut, dengan sekuat tenaga Shen Long merangkak menuju ke arah semak-semak dan mengubur gulungan tersebut agar tidak diketahui oleh siapapun.
Beruntung Shen Long adalah sosok yang jenius, sehingga dia dapat menghapal semua yang ada pada gulungan itu.
Dengan kejeniusannya itu juga Shen Long dengan cepat berasumsi bahwa Naga yang ada padanya sekarang hanya sebuah keberuntungan.
Shen Long yakin bahwa suatu saat pasti akan ada orang yang berkunjung ke puncak gunung Kunlun.
Setelah mengubur gulungan itu, Shen Long kembali merangkak sekuat tenaga menuju Pohon yang sebelumnya berusaha untuk memulihkan diri.
" Ya Dewa... Baru saja aku menghilangkan racun yang ada di tubuhku, penderitaan apa lagi yang aku dapatkan?" Shen Long berusaha menahan rasa lapar membuat matanya berkunang-kunang hingga beberapa saat mulai gelap hingga jatuh pingsan.
Saat itu juga cahaya yang melindungi tubuhnya mulai pudar hingga menghilang.
Setelah beberapa saat terlihat tiga sosok yang melewati jalan setapak itu dimana tempat Shen Long sedang pingsan.
" Saudara... Siapa yang ada di balik pohon itu?" Tanya salah satu pemuda sambil menunjuk ke arah Shen Long.
" Sebaiknya kita kesana! Mungkin orang itu dihadang oleh Perampok." ucap yang lain.
" Mmm." Ketiga Pemuda itu mengangguk lalu berjalan mendekati pohon tempat Shen Long berada.
Setelah sampai di tempat tersebut, salah satu Pemuda langsung memeriksa keadaan Shen Long.
" Bagaimana Saudara He? Apa dia masih hidup?" Tanya salah satu pemuda bernama Jin Jierui.
" Dia masih hidup, Aku rasa dia hanya pingsan karena kelaparan." Sosok pemuda itu bernama Jin He menggelengkan kepala sambil menatap ke arah perut Shen Long yang mengecil.
" Sebaiknya kita bawa Pemuda ini ke Sekte. Haaahh... Pemuda ini begitu menyedihkan." Salah satu pemuda bernama Jun Yun menggelengkan kepala.
Ketiga Pemuda itupun membawa Shen Long menuju ke Sekte mereka yaitu Sekte Seribu Pedang.
...----------------...
( Wihara Cahaya Budha )
Terlihat beberapa sosok yang sedang berkunjung ke tempat itu yang terlihat berpakaian seperti seorang bangsawan.
" Biksu Tang Min... Sudah lama aku tidak berkunjung ke tempat ini." Pria Bangsawan memberi hormat sambil melirik ke arah ruangan khusus untuk berdoa.
" Amitabha... Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk berkunjung ke Wihara Cahaya Budha. Tuan pasti banyak pekerjaan sehingga tidak sempat kesini. Aku ingat lima tahun yang lalu Tuan memberikan beberapa bahan makanan ke Wihara ini." Biksu Tang Min menyapa ramah kepada sosok tersebut.
" Baiklah Biksu Tang Min.... Aku tidak bisa terlalu lama disini, tapi sebelumnya aku ingin berdoa. Mohon Biksu Tang Min tidak keberatan." Pria Bangsawan mengutarakan tujuannya.
" Amitabha... Silahkan Tuan! Wihara Cahaya Budha memang diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin berdoa." Biksu Tang Min menuntun kedua Sosok itu menuju ruang Doa lalu membuka pintu tersebut.
Setelah berada di ruangan tersebut, wajah kedua sosok Pria itu langsung berubah memerah padam saat memperhatikan sesuatu yang mereka cari sudah tidak ada di bagian sudut tempat menyimpan gulungan Doa.
" Amitabha... Ada apa dengan Tuan? Apa ada yang salah?" Biksu Tang Min memperhatikan raut wajah kedua Pria tersebut langsung berubah.
" Ah... Tidak ada Biksu Tang Min. Kami hanya penasaran karena ruang Doa ini seperti baru dirubah." ucap Salah satu Pria Bangsawan.
" Amitabha... Benar Tuan... Tiga bulan yang lalu kami membersihkan tempat ini, karena sudah banyak menyimpan gulungan Doa. Jadi aku meminta kepada para Biksu Muda yang lain untuk membakar gulungan Doa yang sudah usang. Kami juga harus berdoa sebelum membakar gulungan itu." Biksu Tang Min berkata jujur.
" Kalau begitu, aku pamit dulu. Semoga Doa Tuan-tuan cepat dikabulkan." Biksu Tang Min menundukkan kepala lalu meninggalkan ruangan tersebut.
Setelah Biksu Tang Min sudah keluar dari ruangan tersebut, kedua Pria Bangsawan tidak bisa lagi menahan amarah mereka.
Dengan niat membunuh yang begitu kuat, mereka memeriksa semua gulungan yang ada di tempat tersebut.
" Biksu sialan.... Bagaimana bisa Gulungan Peta itu bisa mereka bakar? Hanya dengan Peta itu saja kita bisa mencapai puncak gunung Kunlun tempat Hewan Ilahi itu berada." Pria Bangsawan mengepal tangannya.
" Ketua... Lalu apa yang harus kita lakukan? Kita sudah bersusah payah untuk mengambil gulungan Peta itu dari Kekaisaran Song." ucap Pria yang lain.
" Kita sudah banyak mengeluarkan Harta demi mendapatkan gulungan itu. Kalau begitu aku tidak sungkan lagi. Bakar semua Wihara ini." Pria Bangsawan sangat geram memberi perintah kepada bawahannya.
" Baik Ketua. Tapi kita harus pulang dulu, setelah itu kita akan menghancurkan Wihara Cahaya Budha ini." Kedua Pria itu keluar dari ruangan Doa langsung menuju ke arah gerbang Wihara Cahaya Budha tanpa memperdulikan beberapa sosok yang menyapa ramah mereka.
nih yang salah pepatah atau Shen Long /Shy//Shy//Shy/