Rachel seorang mualaf mantan kupu-kupu malam dan dinikahi oleh seorang anak ustad, berharap pernikahannya akan membawanya ke surga yang indah.
Namun, ternyata semua tidak seindah yang dia bayangkan. Farhan menikahi Rachel hanyalah untuk menolongnya keluar dari dunia hitam.
Mampukah Rachel bertahan dalam rumah tangga yang tanpa cinta?
Jangan lupa subcribe sebelum melanjutkan membaca.
info tentang novel mama bisa di dapat di
ig reni_nofita79
fb reni nofita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Di Kafe
Farhan memutuskan mengajak Rachel untuk menemaninya ke sebuah kafe yang buka 24 jam. Di sini mereka saat ini berada. Pria itu memesan dua gelas kopi dan sepiring kentang goreng.
"Kenapa aku di bawa ke sini? Bukannya ke hotel? Jika kamu lapar masih bisa pesan di hotel 'kan?" Rachel mengucapkan banyak pertanyaan.
Saat Farhan mengajak dirinya pergi dari klub malam itu, Rachel berharap pria itu akan memyewa jasanya. Melihat perawakannya yang ganteng dan bersih, wanita itu tidak ragu untuk melayaninya.
Sebagai wanita penghibur dan yang menjadi primadona di klub, Rachel tidak mau melayani sembarang pria. Satu lagi syarat mutlak darinya harus menggunakan pengaman. Wanita itu juga takut tertular penyakit kel*min.
"Untuk menemani aku minum kopi," ucap Farhan sambil tersenyum.
"Jadi kamu mengajakku hanya untuk ini? Emang kamu mau bayar aku berapa? Kamu tahu tarifku berapa per-jamnya?"
Rachel bertanya sambil tersemyum miring. Dia tidak menyangka akan semua ini. Wanita itu tidak mungkin membuang waktunya percuma.
"Apa dalam pikiranmu hanya ada uang?" tanya Farhan.
Dia memandangi wajah Rachel. Wanita itu tampak masih muda dan cantik. Sangat disayangkan harus terjerumus di dunia malam, pikir Farhan.
"Tentu saja. Mungkin orang-orang seperti kamu tidak perlu memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang yang banyak, karena uang yang mencari kalian. Kamu juga pasti belum pernah merasakan bagaimana perut ini lapar, sedangkan uang sepeserpun tidak ada. Aku tidak mau merasakan itu lagi, makanya yang ada dalam pikiranku ini uang. Semua juga hanya untuk penyambung nyawa!" ucap Rachel dengan sedikit emosi.
"Jika aku memenuhi semua kebutuhan hidupmu, apakah kau bersedia meninggalkan pekerjaanmu saat ini?" tanya Farhan.
Seditik Rachel terpaku, bingung mendengar ucapan Farhan. Bagaimana mungkin seorang pria yang baru saja bertemu akan mau menanggung hidupnya. Sedikit dibimbangi keraguan, akhirnya Rachel membuka suara.
"Apa kau akan menjadikan aku simpanan?" tanya Rachel.
Farhan tertawa mendengar pertanyaan Rachel. Wanita itu tampaknya masih sedikit polos. Terlihat dari caranya bertanya.
"Aku tidak akan menjadikan kamu simpanan, tapi seorang istri."
Mata Rachel melotot karena kaget. Dia merasa pria di depannya saat ini hanya ingin bermain-main saja. Mana mungkin seorang pria yang terlihat sebagai pria baik-baik akan menikahi dirinya yang hanya wanita malam. Yang lebih mengagetkan lagi, mereka baru bertemu sekali ini saja. Semua ini pasti salah pendengarannya.
"Kamu ingin menikahiku ...?" tanya Rachel untuk memastikan pendengarannya.
"Ya, aku ingin msnikahimu!" jawab Farhan tegas.
"Kamu sadar dengan ucapanmu? Kamu tau 'kan aku ini siapa? Apa kamu tidak akan menyesal nantinya menikahi aku?" tanya Rachel lagi.
"Tidak ...." Kembali Farhan menjawab dengan tegas.
Farhan telah yakin dengan keputusannya. Dia akan menikahi Rachel. Semua ini untuk menolong wanita itu keluar dari dunia hitam. Bagi Farhan, wanita itu tidak pantas berada di tempat seperti yang tadi dia datangi.
Farhan sampai ke klub juga tidak sengaja. Pikiran kacau menuntun dirinya mendatangi tempat yang kata mereka merupakan surga dunia.
"Kamu muslim dan aku non muslim, bagaimana mungkin kita bisa menikah. Lupakan saja!" ucap Rachel.
Wanita itu berdiri dari duduknya. Rachel merasa sia-sia saja kerjanya malam ini. Dari penampilan Farhan tampak seperti seorang sultan. Ternyata dia hanya pria yang banyak omong. Itu yang ada dalam pikiran Rahel saat ini.
"Aku mau pulang saja. Kamu telah menghabiskan waktuku percuma. Perlu kamu tahu, tarifku satu jam itu satu juta. Kamu telah membuang waktuku dua jam. Untung kamu ganteng, jika tidak ... aku pasti telah meminta seseorang untuk menghajarmu!" ucap Rachel sedikit emosi.
Dia melangkahkan kakinya meninggalkan meja tempat mereka minum kopi. Baru beberapa langkah, terdengar kembali suara Farhan.
"Berapa nomor rekeningmu. Kirimkan ke nomor ponselku. Ini kartu namaku," ucap Farhan dengan menyodorkan sebuah kartu.
Rachel berbalik dan langsung mengambil kartu nama itu. Wajahnya tampak gusar.
"Aku serius dengan ucapanku. Kamu bisa memikirkannya satu malam. Besok malam aku datang ke klub untuk meminta jawaban darimu. Namun, kamu harus mengikuti agamaku. Cobalah berpikir dahulu," ucap Farhan sambil memberikan kartu namanya.
Tanpa menjawab ucapan Farhan, Rachel berjalan meninggalkan pria itu. Dia merasa semua ucapan Farhan hanyalah bualan semata.
...****************...