Cindra gadis yatim piatu yang dipermainkan takdir, terpaksa menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya; Hafiz, seorang tentara berpangkat letnan satu.
Namun perjalanan rumah tangganya tidak berjalan dengan mulus, dia harus menderita menahan dinginnya hidup berumah tangga.
Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang pria tampan yang mewarnai hari-harinya.
🩷🩷🩷 Happy Reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 ~
'Ada cinta dalam hampaku
harum dupa terhirup jiwaku
waktu semakin sepi, sunyi
beriku luka merah darah.
Kemana jejak perindu kucari
sedangkan wajahmu terpenjara di ingatanku
detakku tak terhitung menunggu'
Ge, aku rindu
Klik' Cindra mengirimkan chat ke nomer Gege. Dia masih berharap suatu saat Gege membalas semua chat yang dikirimnya selama ini
Dia memeluk lukanya sendiri, menumpahkan airmatanya diatas bantal, teringat waktu masih bersama Gege dia selalu menangis di dada bidang sahabatnya itu. Kenyataan kehidupan rumah tangganya tidak sesuai seperti yang dibayangkan, kata-kata dan sikap suaminya yang seringkali membuat hatinya teriris.
Kehidupan rumah tangga yang tidak bisa ia bagi kepada sahabat-sahabatnya di kampung halaman, karena pernikahannya harus ditutup rapat. Ditambah lagi dia harus merasakan sendirian setiap hari di rumah mewah yang seakan menjadi penjara sunyi.
'Jika Tuhan selalu menjaga tanpa jeda, kendati pun saat manusia lebih sering merasa sendirian, semangat Cindra!!' gumamnya.
******
Drrtt... drrttt... drrttt
Suara notif pesan masuk pada sebuah gawai yang sudah lama tergeletak di meja kerja seorang pria dewasa,Ya! Gawai yang dia simpan setelah pemiliknya mengalami kecelakaan dan menyebabkan si empu koma hingga saat ini.
Marcelino baru saja mengisi daya gawai tersebut, sesaat dia melihat sebuah notif pesan masuk, penasaran dibukanya pesan tersebut.
@ Mi Amor 🩷
Nama kontak yang disimpan pada ponsel Gege
'Ada cinta dalam hampaku
harum dupa terhirup jiwaku
waktu semakin sepi, sunyi
beriku luka merah darah.
Kemana jejak perindu kucari
sedangkan wajahmu terpenjara di ingatanku
detakku tak terhitung menunggu'
Ge, aku rindu'
"Mi Amor?" gumamnya
Penasaran dengan si pengirim pesan, dibuka photo profilnya.
"hmm..hanya gambar pemandangan"
Diletakkan kembali gawai Gege di laci meja kerjanya.
"Percintaan anak muda, Ck!!" gumamnya
Marcelino menatap bingkai photo ponakannya yang dia simpan diatas meja kerjanya
"Hi boy! Fan's-mu banyak sekali. Hampir setiap hari ratusan chat masuk ke ponselmu. Pesonamu melampaui pamanmu ini boy!" tersenyum.
*****
POV : Hafiz
Cindra, Setiap apapun caraku untuk menyakitimu, kamu selalu punya cara menyelipkan cinta di hatiku. Kata-kata jawaban darimu selalu menohok hatiku. Kehadiranmu lama-lama menggeser perempuan yang selama ini kudambakan, aku semakin takut menemuimu, bahkan untuk bertatapan langsung di hadapanmu.
'Menurutku mas Roby lebih melindungi daripada suamiku yang sesungguhnya'
kata-kata itu mencabik hatiku. Ingin rasanya kuberi hukuman pada bibir ranummu itu dengan lumatan bibirku, agar kau tidak lagi memuji pria lain di depanku.
Ahh kamu sekarang memanggilku Tuan, panggilan itu seakan memberi jarak yang terlalu jauh antara aku denganmu. Kamu bukan asistenku Cindra, kamu permaisuriku.
Aku harus melepaskan Roby, Asisten setiaku karena terbakar api cemburu. Takkan aku biarkan pria lain mendekatimu, walaupun untuk sekedar melirik wajahmu.
Cindra, aku punya hobi baru sekarang, untuk sekedar melepas penat dari segudang aktivitas adalah memantau monitor CCTV dimana peran utamanya adalah kamu
Wajah mungil dengan tubuhmu sekecil itu mampu mengalihkan duniaku.
*****
Ting tong ting tong
"Siapa ya" jawab Cindra pada monitor
"Permisi non, saya Nani. Tuan meminta saya bekerja disini sebagai ART"
Ceklek..
"ART Bu? Apa ibu tidak salah alamat?" "Tuan siapa yang meminta ibu kesini?"
"Tuan Zay, non"
"Sebentar ya Bu, saya make sure dulu"
"Iya non, silahkan"
'Tuan ada yang datang katanya ditugaskan jadi ART di rumah ini, apa benar?' namanya Nani' klik Cindra mengirim pesan
'Iya benar' balas Hafiz
'Cik! Bales gitu doang. Dasar Freezer!' Cindra menggerutu
Cindra melangkah keluar mengajak Bu Nani masuk
"Bu Nani, silahkan masuk"
"Panggil saya bibi aja, non" pinta Nani
"Ahh ga apa-apa Bu, saya jadi merasa punya ibu" jawab Cindra
"Terserah non aja deh" Nani mengangguk
"Non, mau saya masakin apa?" tanya Nani
"Ga usah Bu, aku baru aja selesai masak. Yuk kita makan bareng Bu. Kebetulan aku belum sarapan" ajak Cindra
"ahh jangan non, biar saya masak sendiri. ART dilarang makan makanan tuan rumah non"
"Disini ga berlaku seperti itu Bu, saya bosan makan sendirian Bu Nani. Saya senang kalau masakan saya dimakan orang lain"tersenyum tulus
"Ayo kita makan Bu"
"Iya non"
"Oiya Bu Nani, aturan kerja disini apa sudah diberitahu oleh Tuan?"
"Sudah non, sy disuruh tinggal disini. Saya diberi libur sebulan 4kali, non. Tapi kalau saya tidak pakai libur saya, tuan akan membayar saya sebagai kerja lembur. Tapi saya tidak akan pakai jatah libur saya non, keluarga saya jauh non di Pekan Baru. Disini saya ga tau mau kemana, ga punya saudara" Nani menjelaskan sedikit perjanjian kerjanya
"Ga apa-apa Bu, ibu bisa pakai libur untuk jalan-jalan dengan saya. Biarkan Tuan tetap bayarkan lembur ibu"
"wah terima kasih, non baik banget" mata Nani berbinar
"Saya juga disini ga punya teman dan saudara Bu, sepi banget. Mau ke pasar aja saya bingung" jawab Cindra dengan wajah sedih
"apa bahan makanan habis non? apa kita belanja sekarang non?" ajak Nani
"Boleh Bu, tapi kita makan dulu ya"
"Baik non"
'Entah apa tujuanmu Tuan, mengirimkan ART dirumah ini, tapi aku sangat berterima kasih. Aku tidak kesepian lagi" batin Cindra
****
Setelah dikejutkan dengan kedatangan Bu Nani sebagai ART di bangunan utama. Kini di bangunan Utara dan selatan yang baru saja selesai pembangunannya, di datangin banyak orang yang sibuk memasukan furniture, mesin fotocopy, alat-alat kantor.
'Aneh, apa dia mau mindahin kantornya kesini? Trus di bangunan selatan furniture yang dipesan sama persis dengan di bangunan utama. Ada apa sih ini? Tuan freezer kenapa ga kasih tahu aku ya?!' gumam Cindra
'eh emang kamu siapa dia, Cin! Ini kan rumah dia, suka-suka dia dong mau ngapain aja' bermonolog
"Mas Emo!! Sini..!" Teriak cindra saat melihat Emo yang baru saja turun dari mobil box barang
"Ehh mba Cindra, tambah glowing aja mba" pujinya
"bisa aja mas! Mas aku mau nanyak, ini ada apa sih ko kayak pindahan kantor, trus gedung sebelah itu juga apa mulai ada yang menghuni?"
"Persisnya saya ga tau ya mba Cindra, saya cuma diperbantukan untuk ngawasi pemindahan alat kantor bapak. Kalo bangunan itu sepertinya untuk calon istri bapak" sedikit berbisik Emo jelaskan pada Cindra
"Owhh gitu toh mas. Mas Emo ga mampir ke sini dulu tah? Aku masak sambel tumpang mas. Yuk makan disini!" ajak Cindra
"Wedi aku mba, rumah iku wuakeeh cctv-nya. Bapak ngelarang keras kita masuk ke sana" Emo berbisik sambil menunjuk pintu bangunan utama dengan dagunya
Sontak Cindra menyilangkan tangan di dadanya.
"ahh yang bener mas?!!"
"Sssttt..secret lho ini, mba jangan bilang tau dari saya. Bisa-bisa leher saya, kreeekkk" Emo menggaris lehernya dengan jari telunjuknya
Drrttttt...drrttt..drrttt
Telepon masuk dari: 'Wadanki' gumam Emo.
matanya langsung menatap Cindra.
Cindra memberi isyarat Emo agar diangkat teleponnya
"Siap, Dan! Arahan!" kata awal pembuka seorang bawahan ke atasannya
"Kerjamu itu ngawasin barang masuk, bukan ghibah di depan rumah! Mau saya hukum kamu!"
Tutt!
"tuhkan mba! Apa saya bilang. Jangan-jangan langit juga dikasih cctv mba!" Emo celingukan menatap langit.
"yowes mas, kembali ke sana. Saya masuk ke rumah" jawabnya
'Jangan-jangan aku juga diawasi terus nih, duh mana aku sering pake kembenan handuk di dapur.. Ihhh seremm!!" Cindra bermonolog
Masuk ke dalam rumah matanya terus memindai seluruh ruangan, mencari dimana letak cctv yang terpasang.
"Kenapa non, ko kaya orang ketakutan gitu?" tanya Nani
"Katanya rumah ini banyak cctv-nya Bu!!" jawabnya
"ya biasa toh non, namanya juga rumah orang kaya" jawab bibi santai
"yaa tapi aku takut Bu, aku sering pake pakaian mini di dalem rumah. Aku pikir kan ga ada orang. Terus aku sering kembenan aduk sambil sarapan. Serem buu" Cindra ketakutan
"ga usah takut non, kalaupun kelihatan Tuan itu wajar, Tuan kan suami non Cindra. Sudah halal non!" Nani menimpali dengan santai
"Ihhh ibu!! Siapa juga yang mau punya suami kaya dia" dengan raut bergidik
"Isshh ga boleh gitu non. Nanti Allah marah"
"Ehh tunggu Bu?!Ko ibu bilang Tuan Hafiz suami saya? Siapa yang bilang, Bu?!" tanya cindra menyelidik
"Tuan sendiri yang ngomong non, Non itu istrinya Tuan" jawab Nani
"Waahh udah geser tuh orang otaknya!! Dia bilang saya asisten dia ko Bu! Sueer!" sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya
Nani hanya mengernyitkan kening.
Langit dikasih cctv siapa yang berani pasang?! 🤣
Jangan lupa tinggalkan jejak like dan komennya ya gaes..🩷