.
.
.
Queen Adena Sasikirana Arundati,
seorang gadis cantik hidup di desa, tidak ada yang tau identitas sebenarnya kecuali sang ibu kandungnya saja (Dewi mustika), misteri kisah Dewi itu disimpan serapat-rapatnya.
mereka bahagia hidup di desa terpencil, berteman dengan binatang buas dan bergaul dengan alam.
suatu hari terjadi masalah yang membuat Nana harus ke Kota dan tujuan utama Nana adalah mencari tau siapa Papa kandungnya, Nana tidak suka konspirasi yang membuat hidup Mamanya menderita, mudah bagi gadis itu menemukan identitas Ayah kandungnya.
gadis yang tangguh, siapa Pria yang tidak akan jatuh hati padanya? Tuan Muda Arkatama jatuh cinta pada Gadis itu terlebih lagi saat tau identitas gadis tersembunyi di desa itu.
Nana kembali ingin membalas orang yang berani menyakiti hati Mamanya, Nana adalah gadis Ceria dan periang tapi jika dirinya sudah diusik, dendam !! Nana gadis yang sangat pendendam hingga bertekad untuk membalas perbuatan orang yang menyakiti ibu nya.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria misterius
.
.
.
belasan tahun kemudian.
Queen Adena Sasikirana Arundati, gadis cantik super multitalenta yang berumur 19 tahun.
"Nana??? ". teriak Dewi dari dalam gubug nya.
"Iya Ma...? ". sahut Adena yang akrab dipanggil Nana
"dimana rumput-rumput Mama?". tanya dewi berkacak pinggang.
Nana nyengir kuda menggaruk-garuk kepalanya melihat arah lain,
"sayangg...? kenapa Rumput itu dikasih makan ke Aa sih?? dia itu Kuda hutan pasti bisa nyari dihutan sana..! ". omel Dewi tak habis pikir akan kasih sayang putri kesayangannya pada Kuda hutan yang kini menjadi peliharaan putrinya itu.
"Ma..? Aa itu suka sama rumput itu". jawab Nana menjelaskan
"sekarang mama tidak mau tau..! carikan mama Rumput yang baru untuk sapi-sapi pak lurah, cepat nak..! atau kamu nanti dinikahi oleh anaknya". ancam Dewi
"iya Ma.. iya..! ". jawab Nana mengerucutkan bibirnya.
Nana berlari ke luar rumah kecilnya dan menemui kuda putih kesayangannya,
"Aa...! sekarang berhentilah makan..! kamu membuat Nyonya ku marah dan sekarang aku dihukum karnamu, ayo kita harus mencari rumput ganti nya". omel Nana pada kuda nya sambil melompat menaiki kuda nya.
seolah mengerti kuda itu berjalan dengan tenang membawa Nana ke dalam hutan yang tak jauh dari gubuk tempat tinggal Nana dan Dewi, Nana mencari rumput yang segar sementara Kuda nya hanya asik makan dan makan disana.
"Ya ampun.. lama-lama aku yang kena marah Mama Aa.. jangan nakal dong, makan Rumput-rumput yang dibawa Mamaku ok? jika kau lapar pergi saja kesini, kau bisa mencari makan di hutan sementara sapi-sapi mahal dan manja itu tidak bisa masuk hutan". gerutu Nana pada Kuda nya yang sibuk makan itu.
"Oh Tuhan.. aku lelah bicara dengan kuda yang taunya hanya makan saja". kesal Nana pada dasarnya bawel dan ceria.
Nana mengedarkan pandangannya saat ada angin kencang, "apa ini? ". gumam Nana
Nana mencari asal muasal angin itu hingga pandangannya mendongak ke atas melihat sebuah helikopter berdiam diri tepat diatasnya.
"sedang apa benda itu? ". gumam Nana mengerutkan keningnya.
Nana membelalak saat ada seseorang yang dibuang dari dalam helikopter itu,
"sial... ! mereka buang mayat kesini..! ". maki Nana
buggh...
Nana membulatkan matanya saat ada manusia dibuang oleh Helikopter tadi jatuh tepat dihadapannya, Nana terdiam beberapa saat hingga Helikopter itu pergi dan Nana tersadar.
"sialan kau...! hei.. kalau mau buang mayat jangan kesini...! kemari kau...! woiiiii...! ". teriak Nana melompat-lompat seolah bisa menggapai Helikopter itu.
"aduuhh.. kenapa aku sial sekali..?". geram Nana berbalik menatap pemandangan itu.
pakaiannya robek, darah segar mengotori tubuh dan wajah orang itu, jika dilihat begitu saja mungkin akan menebak Pria itu sudah meninggal.
"aku laporin pak Lurah aja". gunam Nana enggan melihat keadaan manusia menyedihkan itu
"ayo Aa.. kita pergi..! ". Nana menepuk-nepuk leher Kuda nya setelah meletak banyak rumput diatas punggung Kudanya.
"kenapa? kau kenapa?". tanya Nana dengan kesal pada kudanya yang enggan bergerak.
"Hei.. Aaa...ayo kita pergi dari sini..! kau mau dituduh sebagai pembunuh? nanti kau masuk penjara aah.. tidak.. tidak.. nanti kau masuk kandang sirkus". kesal Nana
Nana yang kehabisan akal hanya garuk-garuk kepala, ia tidak pernah mengalami hal ini saat kuda nya tidak mendengarkannya, biasanya Kudanya itu selalu mendengarkannya.
Nana memutar pandangannya melihat Pria yang bersimbah darah itu, "kenapa kau jadi sok baik? kau ingin aku menolong Mayat itu? ". tunjuk Nana seolah tersadar akan sesuatu.
"tapi itu hanya Mayat? apa yang bisa ditolong? ". Nana menyanggul rambut panjangnya yang entah sejak kapan sudah terlepas.
"isssh...!". dengan sangat terpaksa Nana melangkahkan kakinya ke Manusia yang ia katakan mayat itu.
Nana sangat ahli dibidang pengobatan, ia disebut sebagai dokter kampung yang paling bertalenta jika penyakit separah apapun sudah ditangannya pasti akan sembuh tak akan kembali lagi.
Nana memegang denyut nadi ditangan Pria itu, walau hanya sekilas tapi Nana tau orang ini sangat kuat bisa bertahan ditengah luka parah yang ada ditubuhnya.
"masih hidup ya? kok bisa? ". Nana memegang denyut nadi dileher Pria itu dan ternyata masih hidup.
"gila.. ni Orang ya? bukan Mayat". Nana pun terpaksa membantu Orang itu dan menaikkannya di atas tubuh Kuda putihnya.
"nah.. Aa... pria ini sudah aku tolong ayo kita pulang?". ajak Nana
Nana hanya menganga lebar melihat kudanya langsung bergerak,
"apa mayat.. eh..? apa orang itu pawangnya Kuda ya? ". gumam Nana terheran-heran sambil mengikuti kudanya yang berjalan dengan tenang membawa manusia berdarah itu.
.
sesampainya di gubuk kecil
"apa ini sayang..? kenapa kamu bawa mayat? ". tanya Dewi memekik saat ada manusia yang terluka parah terjatuh dari punggung Kuda Nana.
"Maaf Ma.. Aku terpaksa membawanya kalau tidak Aa tidak mau ikut pulang". jawab Nana tersenyum lebar berusaha membantu orang yang terluka parah itu.
"itu luka tembaknya banyak sekali sayang.. kamu yakin dia masih hidup? ". tanya Dewi merasa ngeri melihat luka yang ada ditubuh Orang itu.
"iya Ma.. dia masih hidup". jawab Nana
"itu rumputnya Ma..! aku udah jaga biar jangan kena darah pria ini". teriak Nana
"Aaah.. iya Rumputku". Dewi tersadar segera menepuk-nepuk Kuda Nana yang langsung menunduk menekuk keempat kakinya hingga Dewi bisa mengambil semua rumput-rumput segar itu.
Dewi berteriak pada putrinya bahwa ia akan pergi memberi makan sapi dan Nana menyahut dari dalam.
"iya Ma.. hati-hati jangan terkena ular".
Dewi pun pergi membawa semua rumput-rumput segar itu, sementara Nana membawa Orang misterius itu ke tempat tidurnya yang keras.
"dari mana asal orang ini? kenapa dia dibuang kesini ya? ". gumam Nana terheran-heran
Nana mengambil baskom dan segala perlengkapan pisau, benang jahit, ia memasang sarung tangan dan menggunting baju Pria itu lalu mengelap luka di dada dan perutnya.
"ok.. saatnya operasi? ". gumam Nana tersenyum lebar lalu memakai masker, ia menikmati perannya sebagai dokter-dokteran.
Nana benar-benar unik dan genius, hanya sekali melihat di Youtube saja ia tau cara kerja dokter hingga Nana yang iseng dan jahil pun main dokter-dokteran tanpa diduga malah menyembuhkan orang-orang sakit.
Nana tampak serius mengoperasi Pria misterius itu, ada 3 peluru bersarang di tubuhnya, beruntung salah satu peluru tidak menembus jantungnya melainkan mengenai yang lainnya.
"huuh...! akhirnya operasi berhasil". gumam Nana lega setelah melihat peluru tersulit telah ia dapatkan.
Nana mengganti sarung tangannya lalu menjahit luka orang itu, Nana membersihkan wajah Pria itu.
"woow..! tampan sekali". senyum manis Nana lalu dengan cepat Nana memukul kepalanya.
"sadar Nana.. sadar... kamu itu perempuan super cantik seharusnya melihat Pria Tampan itu sudah biasa, please jangan ikut-ikutan jadi orang kampung walaupun kamu besar dikampung". dumel Nana
Nana besar di Kampung itu tapi bahasa nya lancar bahasa indonesia, ia dan Mamanya menggunakan bahasa itu tapi saat berkomunasi dengan orang lain juga dengan bahasa indonesia, Nana tidak suka bahasa orang kampungnya itu yang bahasanya sangat kental dan terdengar lucu bagi Nana hingga enggan mengucapkan bahasa mereka padahal Nana mengerti bahasa mereka.
.
.
.
tapi lanjut