NovelToon NovelToon
Aku Yang Kau Buang

Aku Yang Kau Buang

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Tamat
Popularitas:17.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: aisy hilyah

Seira, 25 tahun, istri dari seorang saudagar beras harus menerima kenyataan pahit. Dikhianati suami disaat ia membawa kabar baik tentang kehamilannya. Zafran, sang suami berselingkuh dengan temannya yang ia beri pekerjaan sebagai sekretaris di gudang beras milik mereka.

Bagaimana Seira mampu menghadapi semua ujian itu? Akankah dia bertahan, ataukah memilih pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Tetap Milikku!

"Silahkan, Den, diminum. Ya, seadaanya aja karena rumah ini emang nggak ada yang ngerawat," ucap Bi Sari sembari meletakkan sebuah nampan yang di atasnya terdapat tiga cangkir teh juga ada biskuit yang dibelinya di warung tadi.

"Makasih, Bi. Nggak usah repot-repot kayak gini." Fatih tersenyum seraya menerima satu cangkir teh yang diberikan Bi Sari padanya.

Duduk di bale-bale yang terbuat dari bambu, di teras yang dipenuhi tanaman bunga beraneka ragam. Sejuk dan asri, ditambah suasana desa yang tak dapat dijumpai di kota-kota besar seperti Jakarta membuatnya nyaman.

"Makasih, Mas Fatih, udah repot-repot antar kita sampe ke rumah. Padahal jauh," tutur Seira sembari menatap laki-laki baik hati yang duduk di sampingnya.

Setelah melewati waktu setengah hari lebih mereka tiba di sebuah desa di penghujung Provinsi Jawa Barat. Berbatasan dengan Provinsi Banten, tepatnya di laut selatan. Laki-laki itu menoleh, menggenggam cangkir yang terasa hangat di tangan. Udara pedesaan tetap terasa sejuk apalagi memasuki sore hari.

"Aku sering dateng ke sini kalo dapet undangan. Lagian Bapakku juga dari sini, dan ada tetangga juga yang kerja di Jakarta dari sini. Jadi, aku udah biasa ke sini. Jangan sungkan," sahut Fatih sambil tersenyum.

Wajah dingin yang mereka lihat sebelum berangkat tadi, seolah-olah raib dan digantikan dengan senyum menawan yang menambah karisma pada dirinya.

"Oh, siapa emang namanya? Mana tahu saya kenal," tanya Bi Sari sumringah.

"Mmm ... namanya Mang Udin, dia supir di rumah orang kaya. Udah lama juga nggak ketemu," katanya.

Mendengar nama itu keduanya saling menatap satu sama lain. Lalu, terkekeh menerka kemungkinan yang kebetulan. Fatih menautkan kedua ujung alis, bingung dengan reaksi kedua wanita berbeda usia itu.

"Ada apa? Kenapa kalian malah ketawa?" tanyanya.

Ia menyeruput teh tersebut sembari melirik Seira yang tampak manis ketika tertawa. Berbeda dari sebelumnya, sewaktu di dalam mobil. Wanita itu bahkan terlihat murung tak seceria saat ini. Tanpa sadar, dia menyukai sosoknya.

"Nggak ada apa-apa, Mas tunggu aja bentar lagi ada kejutan," ucap Seira misterius.

Mereka menikmati sore dengan secangkir teh juga biskuit sederhana. Namun, meskipun begitu, sama sekali tidak mengurangi rasa bahagia yang dirasakan Seira. Entah mengapa, menjauh dari Zafran hatinya mulai merasa tenang. Semua karena dia benar-benar telah merelakan dan bertekad akan menjalani kehidupan untuk ke depannya. Demi si jabang bayi.

"Bu! Bu Sei! Sari! Kalian udah dateng? Maa syaa Allah, kenapa nggak nelepon? Biar saya jemput tadi," teriak Mang Udin sambil berlari setelah turun dari motor bututnya. Ia belum menyadari kehadiran orang lain di teras bambu tersebut.

"Mang Udin? Alhamdulillah, ada orang baik yang antar kita sampe rumah, Mang." Seira berucap ceria.

Senyum yang diukir membuat terpesona jiwa laki-laki yang tak lepas menatap wajahnya itu. Ia bagai rembulan yang bersinar di kegelapan malam. Bagai semilir angin, di musim panas. Bagai pelangi yang menghadirkan warna-warna indah di jagat langit.

Telinganya terkunci dari semua suara, hanya gelak tawa Seira yang terus memenuhinya. Astaga! Apakah dia jatuh cinta pada istri orang? Entahlah.

"Oh, syukurlah. Alhamdulillah, saya seneng kalian baik-baik aja." Mang Udin terbungkuk-bungkuk saat berkata untuk mengurangi sesak yang melanda.

Mendengar kabar kedatangan mereka, ia bersegera mendatangi rumah Sari yang masih berada di satu kelurahan, tapi berbeda kampung.

Laki-laki paruh baya itu menerima kode lewat gerakan kepala Seira, ia yang mengerti pun lantas menoleh dan melihat dengan jeli laki-laki yang tengah memperhatikan Seira itu.

"Eh, Den Fatih! Maa syaa Allah, Den! Udah lama banget kita nggak ketemu," seru Mang Udin seraya berhambur memeluk laki-laki muda yang terus gelagapan mendengar lengkingan suaranya.

Fatih tersenyum canggung, membalas pelukan Mang Udin. Malu rasanya karena kedapatan memandangi Seira yang notabenenya adalah istri orang lain. Sementara Seira dan Bi Sari tertawa geli melihat tingkah keduanya.

"Gimana kabar Aden? Udah lama nggak pulang kampung ini," tanya Mang Udin setelah melepas pelukan dan duduk di sampingnya.

Dimulailah cerita mereka, kedekatan mereka, juga kisah-kisah tentang seorang Fatih yang mengundang gelak tawa Bi Sari. Seira pun diam-diam mengagumi sosok laki-laki berkarisma itu.

Meninggalkan keseruan mereka, kembali ke kota Jakarta di mana Zafran sedang melangsungkan acara resepsi keduanya dengan Lita. Di atas singgasana itu, sang pengantin wanita terus tersenyum penuh kebahagiaan, sedangkan laki-lakinya hanya sesekali saja.

Hatinya masih diliputi oleh nama sang mantan istri, terus mencari keberadaan wanita itu. Tak satu pun dari orang-orang yang disebarnya, memberi kabar tentangnya. Rasanya memang Seira telah meninggalkan kota ini.

Musik mengalun lembut, tapi tak membuat Zafran tertarik. Sentuhan-sentuhan yang diberikan Lita, tak juga mengusir nama Seira dari hatinya. Nama itu telah bertakhta sepenuhnya dalam jiwa.

Zafran melirik Jago yang sibuk hilir-mudik lantaran mengamankan jalannya acara. Sedikit curiga pada mandor gudangnya itu. Zafran tahu selama ini tahu Jago mengagumi Seira. Untuk itu, ia jarang membawa istrinya ke gudang karena tak ingin mereka bertemu.

"Mas, makasih, ya. Kamu udah tepatin janji kamu."

Lita bergelayut manja di lengan kekar Zafran, laki-laki itu melirik seraya tersenyum seadanya ketika pandang mereka bertemu.

"Aku janji nanti malam aku akan kasih Mas servis yang spesial," katanya lagi merayu.

Tak ada yang dilakukan Zafran selain memberikan anggukkan. Lagipula, sudah lama rasanya ia tidak menikmati pergulatan panas itu. Selain sakit, nama Seira terlalu mengganggu pikirannya.

"Wah ... Bos Zafran, luar biasa! Udah punya istri cantik, sekarang nikah sama yang cantik lagi. Emang hebat, Bos Zafran ini!" seru seorang tamu undangan dengan tiba-tiba.

Penampilannya rapi, mengenakan kemeja dan celana kain, juga sepatu hitam yang mengkilap. Di kanan dan kiri menggandeng dua orang wanita muda sangat bertolak-belakang dengan usianya yang sudah tua.

Lita tersenyum dipuji begitu, tapi juga kesal ketika menyebut kata istri. Dialah satu-satunya istri Zafran sekarang, dan tak akan ada lagi.

"Maaf, Pak-"

"Eh, Nona manis. Jangan panggil 'Pak', tapi panggil 'Om'. Aku ini masih muda, lho," katanya narsis sambil berkedip mata.

Lita termangu, dalam hati mengumpat sekaligus tertawa.

Kakek kali, om? Apanya, udah tua begitu.

"Eh, iya, Om. Mas Zafran itu udah nggak punya istri, dan sekarang aku istri satu-satunya Mas Zafran," tegas Lita mengembangkan senyum penuh penekanan.

Mata keranjang laki-laki berumur itu mengerling, bibir keriputnya melengkung ke atas, dia melepas gandengan dua wanita itu seraya berjalan mengendap seperti maling mendekati Zafran. Pengantin pria mendengus, dia tahu apa yang dilakukan tua-tua keladi itu.

"Bos Zafran, klo buah ranum itu udah bukan punya Bapak. Biar buat aku aja, di mana ... di mana sekarang orangnya? Aku mau bawa dia pulang," bisiknya dengan nada menggelitik dan membuat Zafran jengkel.

Dari dulu, laki-laki keladi itu memang selalu menggoda Seira. Oleh karena itu juga, Seira jarang berkeliaran di luar rumah demi menjaga perasaan Zafran. Dan Zafran setuju karena ia pun tak ingin ada banyak mata keranjang yang menatap liar pada istrinya itu.

"Eh, Bos! Ditanya, kok, diam aja. Di mana buah ranum yang rasanya manis itu? Baru lihat aja aku udah tahu rasanya gimana? Apalagi kalo icip-icip." Dia terkekeh, wajah mesumnya membuat Zafran muak.

Kedua tangannya mengepal erat, ia memejamkan mata kuat-kuat. Menahan diri agar tidak emosi, tapi suara tawa dari laki-laki itu benar-benar menguji kesabarannya. Ditambah kalimat-kalimat yang terlontar dari mulutnya tak seharusnya ia ucapkan untuk Seira.

Bugh!

Tinju Zafran melayang lepas tepat mengenai wajahnya, ia yang tak siap menerika serangan pun jatuh terjerembab di atas panggung pengantin. Dua wanita yang bersamanya memekik takut.

"Jangan harap kamu bisa dapetin dia! Denger! Sampe kapan pun aku nggak akan ngebiarin laki-laki lain dapetin dia termasuk kamu!" hardik Zafran sambil menuding lurus ke arahnya yang terduduk di panggung pengantin.

Semua orang tersentak, termasuk Ibu dan kedua orang tua Lita.

1
Sanditya Anggie Purnama
itulah sd jatuh ketimpah tangga buat zafran
Sanditya Anggie Purnama
seru ceritanya, lanjut
Yuni Ngsih
kereeeeen ceritramu Thor ,tapi keliwat ko Fatiya ngga di ceritrain lg ada terusnya ngga ...semangat Author ....👍👍👍💪💪💪🙏🙏🙏
Yuni Ngsih
Author ceritramu bgs banget uraian ceritranya ku suka sekali sangat runut ,sehingga yg baca mudah mencerna isi ceritramu smg kebahagian Fatih &klwrga happy sampai tamat ..semangat Thor ...👍👍👍💪💪💪🙏🙏🙏
Sandisalbiah
lha.. lebih parah.. ternyata Mala jd mucikarinya.. dasar agen lendir... pantas kelakuannya kek siluman ubur-ubur..
Sandisalbiah
jadi.. apa sebenarnya pekerjaan Mala.. jd Pelacur kah..?
Sandisalbiah
puas hati.. perempuan gak tau diri seperti Mala ini emang pantas diperlakukan seperti itu.. krn kalau cuma di kasih peringatan dia gak bakal paham, krn dia gak ngerti bahasa manusia...
Sandisalbiah
dia pasti Maka... perempuan gatal yg suka dgn suami org.. kasihan sekali si Dion.. harus dapat bekasan atau mereka berdua satu spesies makanya cocok ya..? 🤔🤔
Sandisalbiah
Fatih lagi ngidam... otw adik si Rayan nih
Yuni Ngsih
Authooor ceritramu jangan bolak - balik ku cape bcnya .....ceritramu sehebat ini jd ku kecewa ....🙈🙈🙈
Sandisalbiah
Kita itu bukan kerikil bg Jago.. tp dia itu serpihan kaca... udah gak berguna tp tetap membahayakan krn bisa menyakiti...
Sandisalbiah
tuh azab suami yg udah zolim ke istri yg begitu baik kek Seira..
Sandisalbiah
bagus deh Seira udah di buang Zafran.. krn laki-laki model dia ini gampang banget cari pelarian.. spek istri sesempurna Seira aja masih di duakan... alasan mandul, tuh si Lita udah bunting.. alasan boros dan penipu kini lari lagi ke Mala... terus aja begitu nantinya..
ozi fauziah
padam muka tu si zafran
Siti Maulidah
ceritanya menarik
Saya Sayekti
alur ceritanya enak d ikuti, sering nangis malah...
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Saya Sayekti
perebut takut d rebut,yaa kita tunggu apa dia mampu
Lina Suwanti
maksudnya spontan yaa 😁
Lina Suwanti
Hendra nih ga ada kapoknya yaaa
Lina Suwanti
eetdah si Zafran ternyata bukan ½ oneng tp benar² oneng.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!