apa jadi nya , jika kamu bekerja dengan seorang bos cantik ,masih muda dan sedikit genit , itulah yang di alami oleh Raka , ia bekerja sebagai supir serta asisten pribadi nya seorang CEO muda dan cantik , yang diam diam menaruh hati pada nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bryan Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali kerja
" Itu Karma Bu , karena ibu suka marah marah sama saya , ingat Bu semua itu pasti ada balasan nya " ejek ku . wajah Bu Dewi langsung merah padam " kamu ini ..uhuk ..uhuk " belum selesai Bu Dewi berkata kata ia kembali terbatuk batuk .
Bu Dewi langsung melayang kan tas nya ke wajah ku , dan resleting tasnya yang cukup tebal tepat mengenai pelipis ku .
Dini yang melihat ku malah tertawa , dan langsung pergi , Bu Dewi masih melotot ke arah ku , kali ini benar benar sakit , Bu Dewi tampak puas ,ia tampak seperti psikopat yang senang melihat orang terluka .
Hari ini pekerjaan ku sangat banyak , namun aku sudah mulai menguasai pekerjaan ku , kali ini di ruangan ku sudah ada perangkat komputer lengkap dengan printer nya , kayak nya kemarin di pasang nya .
Bu Dewi masuk kedalam ruangan ku sambil membawa setumpuk Map yang langsung di letak kan di atas mejaku " nih , hari ini harus selesai, dan tolong kamu cocok kan dengan data yang aku kirim tadi " perintah nya tegas.
Aku melihat ke arah Bu Dewi, seperti nya aku butuh seseorang untuk mambantu pekerjaan ku , karena aku sendiri masih merasa Kebingungan.
" Dikerjakan sendiri , gak ada di bantu dini , Cindy atau yang lain nya , ,uhuk ,,uhuk ,,!" tegas Bu Dewi sambil terbatuk batuk . Baru saja aku mau minta tolong tapi Bu Dewi udah Ultimatum lebih dulu .
" iya ,,iya ,,gak ada dini ,Cindy " ucap ku pasrah.
Bu Dewi segera pergi , namun saat ia hampir mendekati pintu ia berbalik " ingat kalau tidak ada yang tidak mengerti tanya kan sama saya aja ok "
segera ku kerjakan apa yang bu Dewi berikan , belum juga ada setengah nya Aku sudah merasa pegal , iseng iseng mengecek spesifikasi komputer yang aku gunakan , ternyata spek nya cukup bagus , saat itulah pikiran ku menjadi tidak fokus , aku malah mendownload game .
Di tengah pekerjaan ku ada suara notifikasi masuk , yang isi nya pemberitahuan kalau download Tan ku sudah selesai , karena penasaran aku ingin mencoba nya sebentar.
Aku keasyikan bermain game hingga lupa akan kerjaan ku , sampai Bu Dewi mengirimi ku pesan yang menanyakan kerja an ku .
" hampir aja gue lupa " gumam ku , segera ku berdiri, perlahan ku menuju ruangan Bu Dewi, ku intip dia , Bu Dewi sedang sibuk di depan laptop nya .
Aku segera kembali. Tapi bukan bekerja tapi kembali melanjutkan permainan game ku
" brakk" tiba tiba pintu terbuka , dengan cepat kututup permainan game ku dan membuka kembali kerjaan ku .
" sudah selesai?" tanya Bu Dewi.
" belum bu , hehehe" jawab ku terkekeh.
Bu Dewi menghampiri ku ingin melihat pekerjaan ku ,
" dari tadi kamu baru kerjakan ini , mana yang kamu tidak mengerti" ucap Bu Dewi.
" kalau ditanya seperti itu , ya semua nya Bu saya gak ngerti " ucap ku .
Bu Dewi langsung berdiri dan berfikir. " ok , aku panggil kan dini , tapi dengan satu syarat, "
aku mengangguk, tapi jujur perasaan ku tidak enak.
kemungkinan akan terjadi ke kacauan lagi kalau sampai ada dini , namun. Mau gimana lagi .
Bu Dewi langsung kembali keruangan nya , mungkin ia mau menghubungi dini ,
tak lama kemudian dini muncul dengan tersenyum manis , " hai Raka , " sapa dini sopan .
" hai Din " sapa ku , namun tiba tiba Bu Dewi muncul di belakang nya dengen tatapan tajam nya
bu Dewi segera masuk. Senyuman lebar menghiasi wajah Bu Dewi Sekarang , senyuman itu selalu membuat ku merinding , berbeda dengan senyuman dini yang selalu membuat ku tentram .baru aja duduk .
Dini langsung duduk di samping ku , dengan cepat ku dekat kan kursi ku pada nya ,
" heh, kamu duduk disini " perintah Bu Dewi sambil menyeret kursi di samping mejaku .
" huh, ku Hela nafas panjang dan langsung ku geser kursi ku mendekat bu dewi.
Akhir nya kami hanya menatap dini yang sedang bekerja, dini mengerjakan kerjaan nya dengan sangat cekatan,
" aduh !" tangan Bu Dewi menarik telinga ku .
" Mata nya " ucap Bu Dewi.
" iya Bu , saya kan cuma lihat dini bekerja biar saya bisa mengerti bagaimana cara nya " jelas ku .
" alasan aja !" ucap bu Dewi.
" kalau liat Bu Dewi susah , muka nya aja tertutup masker gitu !" ucap ku .
Bu Dewi langsung mau membuka masker nya , tapi dengan cepat aku mencegah nya " stop , jangan di buka Bu itu penyakit menular !" cegah ku .
Bu Dewi mencubit lengan ku , ku lihat dini sedang tersenyum, tiba tiba Bu Dewi mendongak di samping ku , buru buru ku tutup masker nya dengan tangan ku .
" Bu jangan Bu ! Dini tolong ambil kan tisu !" ucap ku pada dini .
Dini mengambil tisu dalam tas nya , langsung kuambil tisu itu dari tangan nya dan kubuka masker bu dewi lalu ku tutup dengan tisu .
Tisu untuk langsung Basah, lalu kuambil lai tisu dan ku bersih kan lagi hidungnya, pokok nya aku sudah seperti baby sitter. Sedangkan Bu Dewi malah ketawa seperti anak kecil .
" aduh mas raka perhatian sekali ya sama Bu Dewi " celetuk dini yang masih sibuk dengan layar komputer nya .
" Dia harus perhatian , kalau gak aku potong gaji nya !" tegas Bu Dewi.
" hehehehe, kayak orang pacaran ya Bu ?" Dini terkekeh .
Bu Dewi tersenyum manis , lalu ia kenakan masker nya kembali , " menurut kamu kami cocok gak ?" tanya Bu Dewi pada dini .
" gak ,,gak " jawab ku spontan .
sedangkan dini berkata " cocok Bu "
Bu Dewi melihat kearah ku " saya gak tanya kamu !" ucap nya ketus .
Bu Dewi gantian menatap dini
" cocok Bu " ucap dini lagi .
Bu Dewi tersenyum senang , " nanti kalau sudah selesai ini saya kasih bonus " ucap Bu Dewi pada dini .
" Terima kasih Bu " ucap dini
" wah enak sekali , kalau saya Bu ?" tanya ku
" kamu kan udah saya kasih banyak " jawab Bu Dewi .
" ya udah Bu , saya pas gajian aja bonus nya " ucap ku sumringah.
" bonus nya kan saya udah kasih ? Yang itu loh " ucap nya dengan nada genit nya , langsung aku. Mengerti apa yang di maksud nya , pasti soal kejadian waktu itu .Bu Dewi malah mendorong pundak ku dengan kuat
Dini menatap ku bingung , dia tersenyum wajah nya sedikit memerah di balik masker nya .
" Dasar culun !" ucap nya
" bukan saya yang culun , tapi ibunya yang beringas an " tegas ku
Bu Dewi langsung menyerang ku , ia tampak tersenyum gembira , alhasil aku tidak membantu dini , malahan dia yang mengerjakan semua kerjaan ku
sore hari nya saat kami pulang , didepan rumah Bu Dewi terlihat Stefani sudah berdiri menunggu kami .
" mas Raka nanti ada waktu gak ?" tanya nya yang langsung menghampiri ku .
" Raka ,sibuk dek " jawab Bu Dewi.
Stefani hanya mengangguk ,tampak ia kecewa , lalu masuk kedalam rumah dengan. Wajah murung .
" kamu langsung pulang aja ya , jangan nongkrong lagi , ingat langsung pulang !" perintah Bu Dewi .
Langsung ku turuti aja perintah nya , walau aku gak mengerti kenapa dia langsung menyuruh ku pulang , tidak seperti biasa nya . Kulihat tatapan Bu Dewi pada adek nya , apa mereka berdua sedang ada masalah ya ? Batin ku