Ditengah hutan yg paling misterius, ada sebuah gubuk kecil, di sana Han Ma d besarkan oleh kakeknya.
Setelah tau bahwa orang yg membesarkan nya ternyata bukan kakek kandungnya, Han Ma turun gunung untuk mencari jati dirinya.
Akankah Han Ma mampu mencari jati diri nya, ikuti kisah Han Ma si Dewa Gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macheyroe El sani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
membeli gedung
Saat sin ho mau berkata tidak langsung terdiam dengan kepala yang tergeletak, setelah itu Han ma menglempar tubuh sin ho ke mayat ayah nya,
Setelah menghabisi nyawa ayah dan anak, Han ma mengusap matanya dengan jari, setelah itu mata nya kembali normal,
kemudian itu Han ma berjalan ke arah Patrick Hua, di pertengahan jalan, Han ma merasa ada yang kurang, dengan gesit Han ma berlari ke arah mayat ayah dan anak tersebut,
Setelah berada di dekat mayat mereka, Han ma memperhatikan jari nya, setelah mendapatkan apa yang ia inginkan dengan cepat Han ma mengambil cincin penyimpanan ayah dan anak tersebut,
kemudian Han ma melihat isi dalam nya, dan berkata,
"lumayan, untuk menambah kekayaan," guman Han ma kecil, kemudian memasukkan cicin tersebut kedalam cincin penyimpanan nya,
Setelah itu datang Patrick klan Hua dan para tetua, ke hadapan Han ma,
"tuan muda, terima kasih banyak atas bantuan tuan muda," kata Patrick klan Hua,
Mendengar itu Han ma hanya mengangguk kan kepala nya, dan berkata,
"Patrick tak perlu sungkan, dan jangan panggil aku tuan muda, rasanya agak asing di telinga, panggil saja Han ma, atau nak Han, atau nak ma terserah Patrick, asal jangan tuan muda" kata Han ma, merasa risih dengan panggilan Patrick Hua bei,
melihat Han ma agak risih membuat wajah Patrick Hua bei menjadi gugup,
"santai saja Patrick, jangan gugup seperti itu," kata Han ma
"baiklah jika itu yang di inginkan nak Han," kata Patrick Hua bei mulai merasa lega, karena Han ma tidak merasa tersinggung,
"bagaimana jika kita mencari tempat santai untuk mengobrol," kata tetua pertama Hua cuan,
"ya, tetua cuan benar, ayo kita pergi ke kediaman ku untuk mengobrol," kata Patrick Hua bei, sedangkan tetua ke dua Hua mo, hanya diam dan tidak berani mengangkat kan kepala nya,
"ayo nak Han kita pergi ke kediaman ku, anggap saja ini klan sendiri," kata Patrick Hua bei,
"baik Patrick," kata Han ma,
Sebelum berangkat Patrick memberi perintah kepada anggota klan nya,
"bereskan mayat anak dan ayah itu," kata Patrick Hua bei,
"baik Patrick" kata anggota klan Hua tersebut,
Kemudian mereka berjalan dengan beriringan, hanya tetua kedua yang berjalan di belakang mereka,
beberapa saat kemudian mereka sampai di kediaman Patrick Hua bei, kemudian mereka duduk di ruang tamu, hanya tetua kedua yang belum duduk,
"ada apa tetua mo, ayo duduk," kata Patrick Hua bei,
Dengan memantapkan hati nya, tetua ke dua berjalan ke arah Han ma setelah itu ia menunduk dan berkata
"maaf kan kesalahan saya tuan muda, saya mengaku salah, dan tuan muda bisa menghukum saya, asal jangan membunuh saya," kata tetua ke dua Hua mo,
Melihat itu barulah Patrick dan tetua pertama paham akan sikap tetua ke dua, itu karena tetua kedua sebelum nya telah menyerang Han ma,
Dengan cepat Han ma mengangkat tetua kedua berdiri dan berkata,
"tetua tidak usah berlutut kepada ku, jangan sungkan tetua, aku juga tidak mempermasalahkan nya, lagi pula tetua tidak memiliki niat membunuh kepada ku, jadi aku anggap itu angin lalu," kata Han ma sopan,
Mendengar itu tetua mo menjadi lega, karena Han ma tidak dendam kepada nya,
"terima kasih tuan muda," kata tetua kedua Hua mo,
"tetua jangan panggil aku tuan muda," kata Han ma,
"baik tuan muda," kata tetua mo,
Mendengar itu Han ma mengerutkan keningnya,
"ia bilang baik tapi masih memakai kata tuan muda" kata Han ma dalam hati,
Berulangkali Han ma pujuk akan tetapi tetua kedua masih tetap memangil Han ma dengan tuan muda, Han ma pun pasrah akan hal itu, dan tidak memperdulikan nya lagi,
"nak Han, terima kasih atas bantuan nak han sebelum nya," kata Patrick Hua bei,
"tidak masalah Patrick," kata Han ma,
"jujur saja nak Han, sebenarnya aku tidak mau menjodohkan putri ku dengan anak Patrick sin ko, lantaran aku mendengar jika anak Patrick sin ko sering melakukan hal yang semena-mena terhadap wanita, akan tetapi atas ancaman Patrick sin ko yang akan menyerang kota pelangi membuat aku menjadi berfikir ulang," kata Patrick Hua bei,
"benar nak Han, kami bukan nya takut terhadap mereka, tapi kami memikirkan keselamatan rakyat kota pelangi ini, jadi mau tidak mau kami menerima lamaran tersebut, akan tetapi sebelum lamaran itu berlangsung, nak Han datang lebih dahulu, dan membunuh Patrick sin ko," sambung tetua pertama Hua cuan,
"jadi sebelum nya Patrick sin ko datang ingin melamar anak Patrick," kata Han ma,
" benar nak Han, tapi sebelum itu terjadi, nak Han sudah membunuh nya, " kata Patrick Hua bei,
"nak Han, bagaimana dengan klan sin, dengan tewasnya Patrick mereka, aku khawatir mereka akan menuntut balas," kata Patrick Hua bei
"jika soal itu Patrick tidak usah khawatir, aku memiliki rencana sendiri," kata Han ma,
Mendengar itu Patrick Hua bei saling pandang dengan tetua pertama dan kedua,
"aku percaya dengan tuan muda" kata tetua kedua Hua mo, mendengar itu Patrick Hua bei melihat ke arah tetua pertama,
" aku juga sama" kata tetua pertama Hua cuan,
"baiklah kami percaya kan klan sin kepada nak Han," kata Patrick Hua bei dengan menghela nafas, meskipun agak ragu, Patrick Hua bei mempercayai Han ma,
Tidak lama kemudian datang pelayan membawakan makan dan minum, dan menata rapi di atas meja, melihat makanan di atas meja, seketika Han ma memiliki ide,
"ayo sekarang kita nikmati makanan nya dahulu, sebelum dingin," kata Patrick Hua bei, kemudian mereka makan bersama, Han ma makan dengan lahap,
beberapa saat kemudian mereka selesai makan, kemudian Patrick Hua bei memanggil pelayan untuk membersihkan sisa makanan di atas meja, setelah di bersihkan oleh pelayan, Han ma pun mulai angkat bicara,
"Patrick, tetua, apa ada di kota ini gedung yang kosong atau yang tidak terpakai,?" tanya Han ma
Mendengar pertanyaan Han ma, Patrick Hua bei mengerutkan keningnya dan balik bertanya,
"nak Han, kalu soal tempat tinggal, nak Han bisa tinggal di kediaman saya, mengapa tinggal di gedung yang kosong," kata Patrick Hua bei, mengira Han ma mau tinggal di gedung,
"Patrick salah paham, saya ingin membuka restoran di kota pelangi ini, jika perlu gedungnya bertingkat supaya saya juga bisa membuka penginapan," kata Han ma
"ooohhhh nak Han mau membuka restoran ternyata," kata tetua pertama,
"kalu gedung yang kosong, ada tuan muda, tapi tidak bertingkat," kata tetua kedua
"tidak masalah, berapa harga gedung itu akan saya beli, dan renovasi gedung itu dengan manjadi 3 tingkat," kata Han ma
"tidak usah membelinya tuan muda, gedung tersebut milik klan Hua, dan saya pun penguasa kota ini, anggap saja itu ucapan terima kasih saya," kata Patrick Hua bei,
"benar tuan muda, gedung itu milik klan Hua," sahut tetua kedua,
"tidak Patrick, tetua, saya akan tetap membeli gedung tersebut, hitung-hitung sebagai kompensasi atas kerusakan aula pertemuan klan Hua," kata Han ma, kemudian Han ma mengeluarkan 10 tong besar yang berisi kan koin emas,
Melihat harta sebanyak itu membuat Patrick dan kedua tetua terkejut dan menelan ludah dengan kasar,
Harta sebanyak itu tidak ada apa-apanya di mata Han ma, karena ia memiliki koin emas yang menggunung, bahkan Han ma juga memiliki ratusan tong koin platinum, yang mana koin platinum hanya dimiliki oleh kekaisaran itu pun tidak sampai ratusan,
"apakah itu cukup untuk biaya renovasi gedung menjadi 3 tingkat dan membeli gedung itu," kata Han ma, membuat Patrick dan kedua tetua sadar dari keterkejutan mereka,
"cu...cukup nak Han, bahkan bisa lebih," kata Patrick Hua bei
"baiklah, jika kurang katakan saja" kata han ma,
Mendengar itu membuat wajah Patrick dan kedua tetua terkejut,
"seberapa kaya nya anak muda ini" kata tetua pertama dalam hati, dan tidak jauh berbeda dengan ekspresi Patrick Hua bei dan tetua mo,
"baiklah, jika begitu saya pamit dulu," kata Han ma, mendengar itu dengan cepat Patrick Hua bei berdiri,
"nak Han bisa istirahat di kamar tamu saya, kebetulan kamar itu kosong," kata Patrick Hua bei, dan Han ma hanya mengangguk kan kepala nya, saat ini tubuh Han ma terasa lelah dan butuh istirahat,
"Qia'er," panggil Patrick Hua bei kepada putri nya,
"iya yah," jawab Hua Qia,
"ayah mintak tolong antarkan nak Han ke kamar tamu," kata Patrick Hua bei
"baik yah" jawab Hua Qia, setelah itu datang seseorang gadis cantik bak bidadari menghampiri Han ma, dengan tersenyum manis membuat para pria muda jatuh kedalam keindahan khayalan,
"ayo ikuti saya tuan Han" suara lembut dan merdu masuk ke telinga Han ma, membuat Han ma sadar akan khayalan nya,
"oh,,,,,,, baiklah," jawab Han ma
"sial, mengapa aku terpesona dengan keindahan wanita pemarah ini" kata Han ma dalam hati,
Kemudian mereka berjalan beriringan, setelah melihat sepasang pemuda menjauh, membuat wajah Patrick Hua bei tersenyum tipis,
"semoga putri ku menyukai nak Han," guman Patrick Hua bei dalam hati,
kemudian Patrick Hua bei, tetua pertama Hua cuan dan tetua kedua Hua mo, mambahas masalah permintaan Han ma, dan mereka membagi tugas,
Semisal,
bla bla bla si kakek dan ternyata bla bla bla
Misal.
"Ma-er, waktunya untuk makan."
contohnya seperti ini:
Pada suatu hari.... Anniv pergi ke kota Jakarta...
ya ya seperti itu
buat author nya untuk berkarya.
dan jangan lupa mampir di karyaku pertama ku ya./Smile//Smile/