Pelangi adalah gadis kecil yang sangat cantik, wajahnya sempurna dengan gurat timur tengah bercampur India, setidaknya itu yang biasa dikatakan para warga didesanya meski sebenarnya iapun tak tahu pasti mengenai asal usul hingga dirinya memiliki wajah seperti itu, Saat bayi ia ditinggalkan begitu saja didepan pintu sebuah panti asuhan, hujan yang reda seakan menyambut kedatangannya, itulah kenapa ia diberi nama Pelangi.
Ia adalah penghuni panti yang paling lama, ia tinggal selama 16 tahun, meski banyak yang ingin mengadopsinya saat kecil namun semua mengurungkan niatnya tatkala mengetahui jika gadis itu mengalami gangguan Jantung serius sejak lahir.
Dan karena sebuah kesalahpahaman, seorang pemuda kaya dengan julukan casanova berusia 24 tahun, memgambil secara paksa mahkota lambang kesucian gadis malang 16 tahun tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Namanya Pelangi! Yah hanya terdiri dari satu suku kata, Bunda Siti biasanya hanya memberikan nama sesingkat itu karena nama belakang para anak anak panti akan ditentukan oleh keluarga yang kelak akan mengadopsinya. Namun tidak bagi Pelangi nama saktu suku kata itu bertahan hingga usianya 16 tahun.
Pelangi adalah bayi kecil yang masih merah saat ditinggalkan begitu saja di didepan pintu panti asuhan, Hujan yang kala itu mulai mereda dan meninggalkan semburat 7 warna indah di Cakrawala senja menjadikan bayi dengan mata biru ke abu abuan itu diberikan nama Indah tersebut.
Pelangi tumbuh menjadi bayi yang sangat cantik membuatnya menjadi primadona diantara para keluarga yang hendak mengadopsi Anak, sayangnya ketika mengetahui kelainan jantung bawaannya mereka mengurungkan niatnya.
...----------------...
"Mas! nanti Pelangi dikasi kos aja di Jakarta aku takut membawa dampak buruk bagi sikembar" ketus Soraya, yang suaranya bahkan terdengar dari balik pintu kamar.
Pelangi yang tadinya berniat mengetuk pintu guna memanggil kedua orang itu makan siang menarik kembali tangannya, ia menelan saliva yang terasa membatu, Sakit!
"Gak Bisa gitu dong Pelangi itu udah aku anggap sebagai anak, pokoknya dia tinggal sama kita titik, gak ada perlakuan berbeda antara dia sama si kembar, lagian kamu kenapa sih? Kita udah selesai ya membicarakan hal ini, Dampak buruk ? Dampak buruk apa yang kamu maksud Hah?" Tukas Satria, ia sebenarnya sudah terlalu jengah dengan perlakuan soraya kepada Pelangi.
"Mas, kamu gak pernah dengar desas desus orang sekitar sini? Pelangi itu kemungkinan anak dari hasil Prostitusi Halal berkedok nikah kontrak, kamu gak liat wajahnya yg bule2 india gitu? Ngeri aku mas memikirkan kalau nanti kelakuannya sama seperti ibunya, bisa bisa.....kamu juga digoda sama dia"
"SORAYA!" Sentak Satria, matanya seketika memerah saga dengan urat urat leher yang tercetak jelas, hampir saja ia melayangkan sebuah tamparan jika tidak mengingat wanita didepannya adalah istri dan ibu dari anak anaknya.
Tangan yang tadi diangkatnya kini menunjuk depan wajah Soraya yang masih memasang raut wajah tidak bersalahnya.
"Kamu! Fikiranmu kotor sekali Soraya"
Sekujur tubuh Pelangi terasa bergetar mendengar adu mulut yang terjadi antara pasangan suami istri itu, kata kata yang digunakan Soraya sangat asing ditelinga Pelangi namun ia paham maksudnya, Pelangi tidak menyangka jika ia terlihat begitu menjijikkan dimata Soraya.
Pelangi memundurkan langkahnya sambir meremat kuat dada sebelah kirinya yang terasa berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Kau ingin tahu kenapa Bunda ngasih nama Pelangi?"
"Karena Pelangi ditemukan selepas hujan dan ada Pelangi"
"Bukan sayang, karena Pelangi tak pernah dihardik, ia selalu membuat orang yang memandangnya terkesima, Manusia terkadang menghardik Hujan yang tiba tiba turun, atau panas yang tak kunjung redup, tapi tidak dengan Pelangi, Bunda harap saat bunda sudah tidak ada orang orang akan memperlakukannmu selayaknya pelangi yang indah"
"Bunda.....bunda tidak salah, tapi tidak semua orang bisa menerima Pelangi, Bunda" Gumam Pelangi, ia lalu mengusap setitik air suci yang jatuh dari netra indahnya.
Pelangi kembali kemeja makan, berpura pura menyiapkan makanan yang memang sudah siap, tak lama kemudian Soraya dan Satria keluar dari kamar dan berjalan bersisian mereka langsung duduk di kursi yang sudah ditarik.
"Paman, Bibi, hari ini Pelangi masak Cah kangkung kesukaan Bunda dulu" Senyum Pelangi merekah seakan akan hatinya tak pernah terluka. Dibesarkan dipanti asuhan bersama anak anak lainnya mengajarkan pelangi untuk tidak egois dan bisa dengan baik menyembunyikan perasaannya dengan sempurna.
Satria tersenyum, hangat sedangkan Soraya hanya bisa mencebik, padahal ia juga sangat menikmati masakan Pelangi, mereka bertiga makan siang tanpa bicara hanya terdengar suara sendok dan piring yang saling beradu menciptakan ritme suara yang teratur.
"Pelangi, bulan depan panti ini mungkin sudah berpindah tangan, kamu bisa mulai beres beres ya, minggu depan paman jemput kita akan mencari sekolah yang bagus untuk mu di Jakarta"
Pelangi melirik sejenak Soraya yang hanya menunduk namun masih dengan wajah yang ditekuk, Pelangi tahu jika Satria pasti sudah memarahi istrinya itu, bagaimana jika Ia ikut tinggal bersama keluarga itu? maka sudah barang tentu Satria dan Soraya akan selalu bertengkar karena dirinya.
"Paman...." panggil Pelangi pelan dan lembut, "Pelangi sebenarnya sangat nyaman dengan sekolah yang sekarang, guru guru dan teman teman pelangi sangat paham kondisi pelangi, Pelangi takut jika sekolah diJakarta akan susah menerima kondisi Pelangi" tutur pelangi, masih sambil melirik Soraya, namun kini wanita itu mengangkat wajahnya dan tersenyum miring.
"Pelangi, kalau memang gak ada sekolah yang menerima kamu, paman bisa mencarikan guru buat kamu Home Schooling "
"Mas!" Sentak Soraya tidak setuju, sekolah dirumah tentu akan lebih mahal, wanita itu tidak akan setuju apalagi kondisi bisnisnya sekarang sedang tidak baik. Dan Meski baik sekalipun Soraya juga tidak akan pernah setuju.
"Paman, sebenarnya....." Pelangi menggantung kalimatnya, ia baru saja berusaha memutar otak tentang apa yang akan ia katakan, gadis cantik itu tetiba saja teringat dengan tawaran Dokter Isyana, Dokter umum paruh baya yang kini sedang bertugas di puskesmas desanya.
"Sebenarnya Dokter Isyana mengajak Pelangi untuk tinggal di rumah dinasnya, dia kasian liat pelangi tinggal sendiri dia juga gak punya teman dirumah dinasnya." Tutur Pelangi, ia tidak berbohong Dokter desanya itu memang pernah mengajaknya tinggal bersama.
Satria terlihat berfikir keras, yang ia tahu dokter didesa selalu berganti setiap tahunnya, dan dokter Isyana sepertinya sudah ada 6 bulanan bertugas disini , itu artinya Pelangi hanya akan tinggal 6 bulan saja disana.
"Tapi Pelangi, itu cuman sementara kan? Dokter Isyana akan pindah tugas lagi, lebih baik kamu ikut paman ke Jakarta, 6 bulan lagi akan sulit untuk mengurus kepindahan sekolah karena masa ulangan akhir semester,dan lagi setelah panti terjual bulan depan paman udah gak ada alasan lagi buat tinggal didesa ini"
"Iya paman, tapi Pelangi Mohon ijinin pelangi buat tinggal sama dokter Isyana, kalau nanti dokter Isyana pindah saat Pelangi tengah Ulangan, pelangi akan cari rumah lain buat tinggal sementara, jadi pas kenaikan kelas baru Pelangi pindah." pelangi berusaha meyakinkan Satria. dan setelah sedikit memelas akhirnya Satria mengijinkan Pelangi melakukan sesuai kehendaknya,Soraya juga terlihat lega, ia hanya perlu memikirkan rencana 6 bulan kedepannya, agar gadis cantik itu benar benar tidak jadi ikut dan tinggal bersama keluarga kecilnya di Jakarta.
Pelangi sangat bahagia dengan keputusan Satria, meski hanya sementara, namun waktu 6 bulan bisa ia gunakan untuk memikirkan bagaimana kehidupan selanjutnya, ia yakin akan ada hal baik yang menanti kehidupannya selama 6 bulan kedepanya sehingga membuatnya tidak perlu lagi ikut bersama Satria.
smoga sehat slaku dn terus success thor
wlau melvin smbunyikan
lari sja rainbow jauh2