Jaka Satya yang berniat menjadi seorang Resi, diminta Raja Gajayanare untuk bertugas di Sandhi Ponojiwan, yang bermarkas di kota gaib Janasaran.
Dia ditugaskan bersama seorang agen rahasia negeri El-Sira. Seorang gadis berdarah campuran Hudiya-Waja dengan nama sandi Lasmini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jumpa Lagi, Volkan
Charlotte membuka pintu dan berkata dengan nada kesal.
"Kau telah mengecewakanku, Sat."
"Pertama kali ketika menghadapi Volkan, dan sekarang mengenai Layla."
Satya melangkah ke luar pintu, tertegun sejenak kemudian berkata pada Charlotte.
"Maaf saja. Rencana tak berjalan seperti yang diharapkan, Charlotte!"
Dengan keras Charlotte menutupkan pintunya di hadapan Satya.
Untuk menghindari pelacakan pihak lawan Satya berganti kereta kuda sampai tiga kali sebelum tiba di penginapan Prince Palace yang terletak dị dekat Stasiun Sirkeci,
Satya langsung menghempaskan tubuhnya di pembaringan setelah tiba di kamarnya dengan maksud untuk istirahat.
Namun waktu baru berlalu beberapa menit ketika telepon diatas meja yang berada di samping tempat tidur berdering.
Ternyata Lasmini yang meneleponnya dan melaporkan bahwa dirinya ada yang membuntuti.
"Di mana kini kau berada ?" Satya mengajukan pertanyaan pada Lasmini.
"Dị lobby penginapan!" sahut gadis itu.
"Seharusnya kau tak langsung menuju kemari!" Satya mendengus geram.
"Seharusnya alihkan dahulu pelacakannya!"
"Apakah kau tak ingin melihatnya, Sat? Aku tak dapat menyelesaikannya sendirian!"
"Siapa yang menginginkan orang itu, heh?"
"Aku sendiri! Yaah, untuk menagih hutang atas kematian Yosua!"
Suara Satya berubah keras.
"Pergilah selesaikan sendiri olehmu! Sementara itu aku harus segera memindahkan barang-barang kita dari penginapan ini! Kau telah membocorkan tempat persembunyian kita. Mengerti?'
"Oh. . . Sat! Aku mohon. .." gadis itu memelas.
Jaka Satya terdiam sejenak, kemudian menghela nafas panjang sambil berkata
"Bagaimana rupa orang yang membuntutimu?"
"Aku tak dapat menjelaskannya, ia berada di dalam kereta kuda biru yang di parkir satu blok dari penginapan,
"Bagaimanapun kerahasiaan kita telah terbuka, Sat! Kau harus menolongku," sambung Lasmini.
"Okay!" Satya menghela nafas,
"Berjalanlah ke Great Bazaaf.kau mengetahui di mana letaknya, bukan?"
"Ya, aku tahu!"
"Baik, Sat... Dan terima kasih" Lasmini menutup pembicaraan telepon.
Ketika Satya ke luar dari lobby penginapan, Ia melihat bahwa Lasmini telah melintasi kereta biru dan sesosok tubuh berperawakan besar ke luar dari kereta itu untuk membuntutinya.
Malam telah merangkak menebarkan kegelapan di sekeliling alam. Satya berusaha menjaga jarak dengan laki-laki yang mengikuti Lasmini.
Mereka mulai memasuki daerah Perkedaian yang bising oleh orang-orang yang berlalu lalang dan teriakan si pedagang yang menawarkan dagangannya.
Lasmini memasuki sebuah kedai kopi yang terbuka di bagian depannya dan mengambil tempat duduk pada salah satu pojok.
Selang beberapa saat Satya datang menghampirinya sambil menengok kiri kanan.
"Dia berada di sana " bisik Lasmini.
Satya mengikuti pandangan mata gadis itu.
Seorang laki-laki berperawakan besar muncul di depan kedai Jari-jarinya sedang mengelus kumis tebal yang melintang di atas bibirnya sambil tersenyum dan mengangguk ke arah mereka.
Kemudian melangkah mendekati Satya dan Lasmini,
"Ah, sialan!" Satya bergumam.
"Lagı lagi Si Volkan!"
"Ah, Tn. Satya! Dan nona...,eh, nyonya yang cantik ini," Volkan membuka suara
"Ayo, duduklah!" Satya sambil menyodorkan kursi.
Tawa Volkan semakin lebar kepalanya yang botak berkilau diterpa sinar Lampu.
"Ah. terima kasih!"
la mengusap bahu Satya sebagai pertanda persahabatan orang Kirtu, kemudian duduk sambil menghela nafas panjang.
"Sungguh menyenangkan sekali dapat berbincang-bincang dalam suasana persahabatan seperti ini."
"Tak terlalu bersahabat, " Satya berkomentar dengan senyuman muram.
"Keris saktiku di bawah meja tertuju ke perutmu, Volkan!"
Senyuman Volkan langsung menguap. Keringat membanjir di dahinya.
"Mengapa kau membuntutinya? " Satya
menganggukkan kepalanya ke arah Lasmini.
"Tentu saja untuk menemukanmu, Tn.Satya! Aku tak ada kepentingan dengan wanita ini! Bagiku wanita hanya cocok untuk pekerjaan di dapur dan tempat tidur," cetus Volkan.