Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 - Mengingat Kembali (revisi)
Pamela berjalan keluar dari kamarnya, perlahan mulai menuruni anak tangga satu per satu, suasana apartemen semakin sepi, bisakah hanya ada waktu siang hari saja?, Pamela lantas duduk di ruang keluarga setelah mendengar kabar kalau suaminya dalam waktu kurang dari 15 menit akan tiba di apartemen. Tatapannya lurus ke arah pintu masuk, ia harus sigap ketika Leon sampai, menyambut pria kejam itu dengan senyum walaupun terpaksa. Pamela meremas kedua tangannya yang berubah semakin dingin setiap kali akan bersama Leon. Ia melupakan luka di tangannya, karena tertekan darah pun sedikit terlihat pada perban putih itu. Semakin lama darah di perbannya semakin banyak, akhirnya Pamela memutuskan kembali ke kamar untuk menggantinya lebih dulu.
“Ah, ini sakit sekali”, ucapnya mengibas tangan yang terluka. “Apa aku harus minta izin Leon untuk ke rumah sakit?”, gumamnya sembari mengoleskan obat pada area lukanya. “Ah, tidak. Jangan Pamela, itu hanya akan menambah masalah saja. Ingat ini hanya luka kecil yang nanti akan sembuh sendiri tanpa ke rumah sakit”, ucapnya menenangkan diri sendiri. Dengan cepat ia membalut lukanya dan merapikan kembali kotak obat, lalu turun ke lantai 1 menunggu suaminya.
Pamela mengingat awal mula pertemuannya dengan Leon yang di warnai sebuah insiden dan berakhir mimpi buruk panjang baginya.
FLASHBACK ON
Pamela datang ke bar dengan pakaian yang basah akibat hujan melanda Kota Madrid cukup deras. Ia pun segera mengganti dengan seragam kerjanya yang sangat terbuka, menampakan sisi mulus tubuhnya.
“Hey kau kemari”, panggil pria sudut ruangan. “Bawakan aku minuman lagi, ah dua ya dua”, ucap pria yang setengah sadar itu akibat terlalu banyak meneguk minuman beralkohol. Pamela pun segera membawakan pesanan pelanggan, dengan sedikit menghindari sentuhan dari pria hidung belang di dalam bar.
BYUR
“Ah sial”, suara keras seorang pria langsung berdiri begitu minuman jatuh membasahi kemeja putih mahalnya. “Siapa yang melakukan ini?”, suara lantangnya memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya.
“Ma-maaf tuan, saya tidak sengaja”, cicit Pamela menundukkan wajah tidak berani menatap pria yang sepertinya memiliki sikap arogan ini.
“Ah rupanya kau, gadis kecil sialan. Kau sengaja hah?”, mendorong tubuh Pamela hingga terhuyung ke belakang.
“Tuan Leon ada apa ini?", pengawas bar segera mendatangi keributan yang terjadi dalam bar. “Sebaiknya kita selesaikan ini di ruangan saya, mari Tuan”, ucap pengawas bar merasa tidak enak hati karena Leon merupakan salah satu pelanggan tatapnya. Lebih tepatnya sudah 1 bulan ini pria tampan bertubuh tinggi itu rajin setiap malam mengunjungi bar sebelum pulang ke apartemen.
Leon yang tengah patah hati melampiaskan kekesalannya pada minuman beralkohol, hingga sering tak sadarkan diri akibat mabuk berlebihan. Untung saja asisten pribadinya selalu setia mengawasi tuannya kemana pun pergi.
“Silahkan masuk Tuan”, dan menatap Pamela dengan tatapan intimidasi, “Kau juga Pamela”.
Pamela mengekor di belakang pengawas bar, meremas tangannya yang berubah menjadi sangat dingin, bahkan kulit wajahnya pun menjadi pucat. Takut itulah yang dirasakannya, padahal ia tidak sengaja tersandung saat membawa minuman, seperti ada seseorang yang sengaja membuatnya terjatuh.
“Aku tidak ingin membuang waktu, kau harus memecat perempuan ceroboh ini”, seru Leon sembari menunjuk dan menatap tajam Pamela. “Masih banyak orang bisa berkerja dengan benar”, sambung Leon.
Pamela menggelengkan kepalanya, raut wajahnya seketika pias seperti tak dialiri darah. “Tu-tuan”, cicitnya ingin sekali membela diri. Tapi Leon terus mengatakan kata-kata kasar ditujukan padanya, sehingga ia tidak berani mengeluarkan suara dan menangis dalam diam.
“Benar-benar pelayan tidak tahu diri”, sinis Leon.
Pengawas bar pun mengabulkan perintah seorang Aleandro Leonard Torres, apalah artinya kehilangan satu pegawai dibanding kehilangan pelanggan seperti Leon. “Pamela mulai malam ini kau berhenti berkerja, aku akan memberi gaji mu bulan ini”, ucap pengawas.
“Tuan jangan, saya mohon”, cicit pamela. Air mata telah menganak sungai di pipinya.
Leon tersenyum sinis melirik ke arah perempuan yang menodai kemeja mahalnya, ia pun meninggalkan ruangan kecil yang menurutnya membuat sesak napas. Seketika kakinya mendapat cekalan dari Pamela yang langsung bersimpuh menahan Leon.
“Tuan mohon maafkan saya”, Pamela memberanikan diri menatap Leon, “Sa-saya akan mengganti kemeja anda tuan”, memberanikan dirinya meski takut menggelayuti lubuk hati.
Sontak Leon menggerakkan kakinya hingga tubuh Pamela terhempas menempel pada lantai, “Kau pikir uangmu bisa menggantinya? Dasar perempuan murahan, menyingkir dari hadapanku”, Leon bergegas meninggalkan perempuan yang berani menatap wajahnya.
Sementara Pamela kembali memohon pada pengawas bar, ia tidak peduli merendahkan dirinya dihadapan dua pria ini asalkan tidak kehilangan pekerjaan. Suara tangis dan kata-kata memohon bahkan wanita itu menyatakan akan melakukan apa saja asal dirinya tidak di pecat, jelas ditangkap oleh telinga Leon. Pria ini tersenyum sinis dan terlintas sesuatu dalam otaknya.
Aleandro Leonard Torres membenci wanita yang sangat menggilai uang dan ia ingin menghukum wanita yang selalu mementingkan uang di atas segalanya, sama seperti mantan kekasihnya yang pergi begitu saja memilih pria lain, ia pun berjanji suatu saat akan membalas luka hatinya pada mantan kekasihnya tentu saja rencananya itu akan semakin berjalan mulus dengan hadirnya Pamela. Leon meminta seorang anak buahnya untuk membawa Pamela ke hadapannya, tanpa basa-basi Leon mengajukan tawaran pernikahan dengan imbalan uang untuk Pamela. ”Persiapkan dirimu, besok kita menikah di badan kependudukan”, ucap Leon. “Dan kau Alonso persiapkan perjanjian tertulis dengan wanita ini, buat dia menandatanganinya dengan cepat”, perintah Leon pada asisten pribadi yang berdiri tepat di sampingnya.
“Baik Tuan Leon”, sahut Alonso
“Ta-tapi Tuan, saya belum memutuskan apapun”, jawab Pamela.
“Kau butuh uang banyak, bukankah ini solusi yang tepat?”, Leon tersenyum menatap rendah pada perempuan yang tengah menunduk di depannya. “Tidak ada penawaran kedua, ingat itu”, Leon menjentikkan jari telunjuknya.
Tak dipungkiri Pamela sangat membutuhkan uang, tanpa berpikir panjang dan hanya mengutamakan semua demi neneknya yang sedang sakit dan memerlukan perawatan dengan segera, ia pun menyanggupi untuk menikah dengan Leon.
“Baik Tuan saya akan menikah dengan anda, asalkan anda menepati janji memberi uang yang banyak sebagai imbalannya”, ucap Pamela dengan suara bergetar seketika suara tawa Leon pecah memenuhi ruangan.
FLASHBACK OFF
Pamela pikir menikah bersama Leon, hidupnya akan berubah menjadi lebih baik tetapi ternyata tidak sama sekali. Hanya berkorban untuk keluarganya tanpa mendapat kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Uang yang dimilikinya pun benar-benar ia gunakan untuk biaya perawatan neneknya di rumah sakit.
Bolehkah Pamela pergi saja? terlalu banyak rasa perih yang diberikan Leon untuknya. Pamela menghembus berat napasnya dalam lamunan.
Pamela seketika tersadar dari lamunannya karena ponsel yang ia simpan di atas meja berdering, dengan cepat mengambil benda pipih itu untuk mengetahui siapa yang menghubunginya.
Tbc
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat