Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2.Mungkin harus sabar lagi
"Kenapa Mas? Kenapa Mas tidak mau menceraikan aku hah? Bukannya, itu lebih baik buat kita. Jadi pulangkanlah aku kepada orangtuaku! Lagian, percuma bertahan Mas kalau sikapmu selalu membuat hatiku sakit. Selama ini aku selalu sabar menghadapi sikapmu, orangtuamu dan adikmu serta selalu mengalah dan mengerti. Tetapi kenapa, tidak ada yang mau mengerti denganku?!" tanya Tika sambil menatap sinis Chandra.
"Jangan melibatkan orangtua dan adikku dalam permasalahan kita!"
"Loh emangnya kenapa Mas? Lagian, Mas belum tahu ya kalau mereka selalu mengadu dombakan aku. Bahkan selalu bilang sama tetangga-tetangga, kalau aku selalu seenaknya di rumah bahkan katanya, aku tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah," ucap Tika sambil menatap suaminya.
"Padahal Mas sendiri tahu, kalau aku suka cuci piring, cuci pakaian mereka, dan mengepel lantai. Apakah ini yang dinamakan kalau aku pemalas? Lagian, kenapa sih aku selalu salah dimata mereka Mas, kenapa?" Tika sambil memukul dada bidang suaminya.
Chandra pun hanya diam dan sambil menatap istrinya,"Jaga mulutmu Tika! Aku tahu, kalau itu cuma omong kosongkan! Kamu ingin memfitnah keluargaku kan? Lagian, kenapa sih kayaknya kamu enggak suka banget mereka tinggal disini hah?" Chanda sambil menghempaskan tangan istrinya yang memukul dada bidangnya dengan kasar."Sudahlah, aku tidak mau berdebat lagi dan mendengar omong kosongmu itu!" Chandra sambil berlalu pergi meninggalkan istrinya dan berjalan menuju keluar kamar.
Arggh .... Teriak Tika merasa kesal dengan amarah yang memuncak.
'Tuh kan, percuma saja aku bercerita padamu tetapi tidak pernah kau respon, atau kau kasih sedikit rasa ibamu Mas! Aku tetap saja salah dimatamu, dan kamu bilang aku memfitnah mereka? Aku bukan orang yang selalu memfitnah orang, dan bukan orang suka mengadu dombakan orang lain. Lagian aku berbicara sesuai fakta dan tidak mengada-ngada. Tetapi kenapa tidak ada yang mau mendengar jeritan hatiku kenapa ....,' lirih Tika dengan terisak nangis dan semakin pecah.
Tika pun melemparkan satu buku majalah hingga jatuh ke bawah.
'Hanya yang maha kuasalah, yang mendengar jeritan hatiku. Betapa sakitnya hatiku dan entahlah apa yang harus aku lakukan sekarang? Mungkin, aku harus bersabar lagi menjalani hidupku ini demi anakku! Semoga saja dengan kesabaranku selama ini, ada keajaiban dari yang maha kuasa di gantikannya kesedihanku dengan kebahagian yang luar biasa.
Dan aku berharap suamiku mendapatkan, hidayah serta di tuntun ke jalan yang benar. Karena aku rindu suamiku yang dulu, suami yang selalu mengajakku beribadah berjamaah, suami yang selalu mengingatkan aku ketika salah, dan suami yang selalu lemah lembut tidak pernah main tangan. Itulah, yang aku inginkan sekarang! Semoga yang maha kuasa menunjukan sifat dan prilaku asli mereka seperti apa? Dan semoga aku selalu terus diberi kesabaran dalam menghadapi semua ini,' Tika sambil duduk diatas sofa yang berada di kamar.
Chika Sanjaya pun memasuki kamar Ibunya, dengan rambut berponi, berkucir kuda dan memakai pakaian dress berlengan pendek berwarna merah, serta rok sebawah lutut. Sehingga kelihatan sangat Anggun dan cantik. Lalu Chika pun berjalan menghampiri Ibunya dan memanggilnya.
"Ibu .... " panggil Chika sambil berjalan menghampiri Ibu yang kini duduk di sofa.
Tika pun merasa terkejut, saat mendengar putrinya memanggil dirinya, dengan segera Tika pun mengusap airmatanya yang membasahi pipinya,"Iya sayang, kenapa?" tanya Tika sambil mengusap lembut pucuk rambut Chika.
"Ibu, kenapa mata Ibu memerah? Apakah Ibu, habis sudah menangis?" tanya Chika sambil menatap Ibunya.
"Tidak kok Nak, tadi Ibu habis kena debu yang ada di jendala itu. Saat Ibu ingin membersihkan jendela tersebut. Sehingga pedih ke mata, karena debunya banyak," bohong Tika sambil mengusap matanya dengan tangannya.
"Oh gitu ya Bu. Makanya hati-hati Bu, kalau lagi beres-beres. Oya Bu, kita ke place market yuk? Chika pingin eskrim." ucap Chika.
"Heem. Oh, jadi kamu pingin eskrim? Ya sudah ayo kita beli." ucap Tika kepada putrinya.
"Oke Bu, ayo!"
Tika dan Chika pun, dengan segera keluar dari kamarnya setelah Tika mengambil Tasnya. Lalu berjalan menuju keluar dan masuk ke dalam mobil miliknya. Setelah semuanya sudah siap dengan segera Tika pun menjalankan mobilnya untuk pergi menuju ke tempat tujuan.
Bersambung ....