Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24.
Ivanka merasakan tatapan dingin Bastian, sepertinya tidak menginginkan ia datang ke Mansion Miller.
"Paman, aku datang mau mengajak Carla ke suatu tempat, aku tidak punya teman, aku teringat pada Carla, maaf... kalau aku datang terlalu pagi!" sahut Ivanka dengan nada suara menyesal, dan sedikit sedih.
"Anda kebiasaan selalu saja datang di pagi hari, Nona Carla tidak akan mau pergi dengan anda!" sahut Simon.
Saat Ivanka akan membuka mulutnya, untuk menjawab Simon, tiba-tiba pintu Mansion terbuka.
Tampak Carla muncul dari luar pintu.
"Nona Carla, akhirnya anda pulang, dari mana saja anda, Nona?" Simon tersenyum senang, melihat siapa yang datang.
"Carla, ternyata kamu dari luar ya, aku pikir kamu di kamar masih tidur!" sahut Ivanka sembari tersenyum senang.
Raut wajah Carla langsung berubah, melihat Ivanka tersenyum, yang dalam pandangan Carla bagaikan monster.
Dengan wajah datar, Carla melewati Ivanka, tanpa sedikit pun menjawab perkataan pura-pura ramah Ivanka.
Bastian bangkit dari duduknya, "Carla dari mana saja kamu? kenapa tidak pulang tadi malam? apa kamu tidak tahu, Paman begitu khawatir sekali padamu!" cecar Bastian melangkah, mengejar Carla yang berjalan menuju tangga.
"Berhenti!!" tiba-tiba Carla berteriak, saat Bastian sedikit lagi menyentuh tangannya.
"Carla! kenapa kamu berteriak pada Paman! apa kamu tidak mendengar apa yang di katakannya, Paman mengkhawatirkan mu!" sahut Ivanka dengan nada penuh perhatian, jurus andalan yang biasa Ivanka lakukan.
Carla mendengus dingin, mendengar perkataan Ivanka, yang penuh perhatian kepada Bastian.
"Aku tidak butuh perhatiannya!" ujar Carla dingin.
"Carla! kenapa kamu semakin tidak sopan kepada Paman?!" Ivanka meninggikan nada suaranya, mendengar jawaban Carla.
"Nona Ivanka! jangan ikut campur urusan keluargaku, anda sebaiknya pergi dari sini!!" sahut Bastian dengan lantang.
"Paman... aku.. " suara Ivanka terdengar ingin menangis, merasa sakit hati mendengar Bastian mengusirnya.
"Wah! tumben Paman menaikkan, nada suara Paman pada Ivanka, biasanya mendengar kata-kata perhatian Ivanka, Paman sangat tersentuh, dan akan berteriak padaku, untuk meniru sikap Ivanka!" ujar Carla menyindir Bastian.
"Carla!!" Bastian merasa tidak nyaman, mendengar apa yang di katakan Carla.
"Kenapa? Paman tidak senang, aku menindas gadis kesayangan Paman?" tanya Carla dengan dingin.
"Carla! kamu sungguh keterlaluan! semakin berani melawan Paman!!" tiba-tiba Ivanka berteriak membela Bastian.
Carla nyaris tertawa mendengar teriakan Ivanka yang dramatis, untuk meyakinkan Bastian, kalau Ivanka begitu perhatian kepada Paman angkatnya tersebut.
"Kalian berdua memang pasangan yang sangat serasi, yang satu penuh perhatian, satu lagi sangat percaya dengan penjelasan si perhatian!" sahut Carla terkekeh memandang Bastian dan Ivanka bergantian.
"Kamu! jangan membuat Paman jadi tambah kesal! katakan saja kalau kamu menginap di rumah pacarmu!!" Ivanka berteriak membuat suasana menjadi semakin panas.
Carla tersenyum senang mendengar teriakan Ivanka, "Kalau iya, kenapa?"
"Carla!!" mata Bastian tajam memandang Carla.
"Kenapa? bukankah aku sudah katakan, kalau aku akan mencintai pria yang lebih muda?" Carla tidak takut dengan tatapan tajam Bastian.
"Carla! kamu jangan berpura-pura, bukankah kamu sangat menyukai Paman?" sahut Ivanka, mengingatkan akan rasa suka Carla kepada Bastian.
Senyuman Carla seketika meredup, mendengar provokasi Ivanka, emosinya mendadak naik ke kepalanya.
Ivanka membuat trik, untuk mendapatkan perhatian Bastian, dengan mengingatkannya akan rasa sukanya kepada Bastian.
Karena Bastian tidak suka mendengar Carla menyukai dirinya.
Ivanka sengaja menyulut emosi Bastian, seakan-akan ia sendiri tidak menyimpan rasa suka kepada Bastian.
Padahal, Ivanka sendiri sangat menyukai Bastian, sehingga melakukan hal yang sangat keji kepadanya.
Dengan cepat Carla melangkah menghampiri Ivanka, ia ingin merobek mulut Ivanka, yang memiliki wajah munafik.
"Bukankah kamu juga sangat menyukai Paman Bastian?!" tanya Carla begitu dekat di depan Ivanka.
"Tidak! aku tidak menyukai Paman Bastian!" ujar Ivanka sembari menggelengkan kepalanya.
"Tidak kamu bilang? kalau bukan karena rasa sukamu, aku tidak akan mati di tanganmu" ujar Ivanka dengan menggeram, penuh rasa dendam.
"A.. apa kamu bilang?!" mata Ivanka terbelalak mendengar perkataan Carla.
Hanya ia saja, yang dapat mendengar, apa yang baru saja di katakan Carla.
Plak!!
Carla melayangkan tamparan nya ke wajah Ivanka, lalu tangannya kemudian menarik rambut Ivanka.
"Aowwww... sakit! Carla lepaskan!!" jerit Ivanka dengan kencangnya, ia sangat terkejut tiba-tiba mendapat serangan Carla.
Dengan kuat Carla menarik rambut Ivanka, sampai Ivanka terjatuh ke lantai, membuat Bastian dan Simon terkejut juga, dengan tindakan Carla yang penuh emosi.
"Carla hentikan! hentikan!!" Bastian memegang bahu Carla, dan menariknya dari atas tubuh Ivanka, yang terjatuh di lantai.
Carla menyingkirkan tangan Bastian, "Kenapa? Paman kasihan melihat gadis yang Paman sukai ku aniaya!!" Carla memandang tajam Bastian dengan dingin.
"Carla! ada apa denganmu? kenapa jadi seperti ini??" Bastian mengguncang tubuh Carla.
Plak!!
Satu tamparan melayang ke pipi Bastian, lalu dengan kuat, Carla mendorong tubuh Bastian ke arah Ivanka, yang telah duduk di lantai.
"Kalian berdua bajingan yang paling ku benci! kekasihmu sudah ku aniaya, kamu perlu mengobati lebam pada tubuhnya, periksalah tubuhnya!!" kata Carla dengan dingin.
Setelah itu ia bergegas menaiki tangga.
Dengan cepat Bastian mengejar Carla, "Carla tunggu!!"
Carla berbalik, "Jangan mendekat, aku tidak suka Paman dekat padaku!!" ancam Carla.
"Paman... kepalaku sakit... " rengek Ivanka meringis kesakitan memegang kepalanya.
"Simon antar keluar Nona Ivanka, dan jangan perbolehkan lagi masuk ke dalam Mansion Miller!!" sahut Bastian dengan kencang.
"Baik, Tuan!" jawab Simon, "Silahkan keluar, Nona!!"
Simon membuka pintu Mansion lebar-lebar, mempersilahkan Ivanka untuk keluar.
Dengan raut wajah menahan rasa sakit, Ivanka berjalan dengan terpaksa keluar dari dalam Mansion.
Bersambung.....