NovelToon NovelToon
The Devil Husband

The Devil Husband

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Mafia / One Night Stand / Playboy / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.8M
Nilai: 5
Nama Author: Sensen_se.

SPIN OFF PENGANTINKU, LUAR BIASA!

Tiger Sebastian, Ketua Mafia yang kejam, ambisius, pekerja keras dan pantang menyerah. Ia selalu bisa mendapatkan apa pun keinginannya dengan cara apa pun. Satu prinsipnya, nyawa harus dibayar dengan nyawa.

Status Cassanovanya harus berakhir karena dipaksa keluarganya menikahi Jihan, wanita yang hamil karena pernah dilecehkannya.
Tiger marah, kecewa namun tak bisa mengelak. Dia sama sekali tidak percaya bahwa itu adalah darah dagingnya. Jihan sudah kehilangan mahkotanya saat Tiger melakukannya.

Sesal membuncah ketika Tiger mengetahui kebenarannya. Namun terlambat, Jihan sudah pergi meninggalkannya. Yang mana, sudah mulai tumbuh benih-benih cinta di hatinya. Dia terus berusaha keras untuk menemukan istrinya.

Di tengah pencarian, Tiger juga mendapat serangan-serangan dari para musuhnya. Hingga tragedi besar terjadi.

Mungkinkah Tiger dan Jihan bisa bersatu kembali menjadi satu keluarga yang utuh? Yuk intip kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2. INI ANAKMU!

Tiger menatapnya jengah. Ekspresinya sangat dingin. Semua orang yang hadir berdiri dan melongokkan kepala ke depan, tentu saja dilanda kepanikan saat melihat Jihan tergeletak di lantai. Tiger menggeram dalam hati, kebenciannya semakin merambat dalam aliran darahnya. Ia mengira perempuan yang sudah menjadi istrinya itu hanya drama saja.

"Tiger! Apa yang terjadi?" pekik Milano berlari ke depan bersama Fauzan dan Bibi Fida. Sedangkan Tiger hanya mengedikkan kedua bahunya acuh. Sama sekali tidak ada rasa iba sedikit pun.

Mereka berjongkok untuk melihat kondisi Jihan. Fauzan membalikkan tubuh Jihan, meletakkan kepala pengantin itu pada pangkuannya. Rona wajahnya berubah pucat seputih kapas. Ujung tangan dan kakinya terasa begitu dingin. Bibi Fida menggosoknya bergantian.

"Jihan! Jihan!" ucap Fauzan menepuk-nepuk pipinya.

"Tiger! Jangan diam saja! Bawa istrimu ke mobil. Dia pasti kelelahan," titah Milano memekik melihat putranya diam saja.

Dengan malas Tiger meraih tubuh Jihan, lalu melangkah tegas meninggalkan tempat tersebut. Matanya menatap tajam ke depan seiring dengan langkah kakinya yang panjang.

Sampai di pelataran, salah satu anak buah Tiger membukakan pintu penumpang belakang. Pria itu melempar Jihan di kursi tanpa membenarkan posisinya lalu menutup pintu dengan kasar.

Bibi Fida yang menyusul di belakangnya terkejut sambil menutup mulutnya, ketika melihat perlakuan kasar dari Tiger. Ia menghadang langkah pria itu saat hendak duduk di kursi kemudi.

"Tuan, maaf. Tuan akan membawanya ke mana? Saya harus ikut karena ini perintah dari Non Sasa!" ucapnya memberanikan diri.

"Dia sudah menjadi istriku! Terserah aku mau bawa dia ke mana. Jangan lagi ikut campur dengan urusan kami!" tegasnya melayangkan tatapan tajam yang seketika membuat Bibi Fida bergidik.

Tiger masuk dan menghempaskan pintu mobil dengan keras hingga membuat Bibi Fida terjingkat. Fauzan baru tiba dan berdiri di sebelah Bibi Fida yang masih meremat dadanya.

"Ke mana dia akan membawanya?" tanya Fauzan menatap mobil yang dikendarai sang menantu, melaju dengan kecepatan tinggi.

"Tidak tahu, Tuan. Tuan Tiger melarang untuk ikut campur urusan beliau," jawabnya dengan perasaan takut dan khawatir.

Selama satu bulan penuh, Jihan semakin dekat dengan Bibi Fida. Bahkan ia sering tidur di kamar Bibi Fida yang tidak begitu luas, karena ingin ditemani. Hormon kehamilannya sering membuatnya merasa sedih, kesepian dan selalu ingin disayang. Hanya pada Bibi Fidalah, Jihan mengadu segala keluh kesahnya. Karenanya, ia merasa sangat khawatir pada Jihan.

"Emm ... kita tunggu di rumah!" tandas Fauzan berbalik dan melenggang pergi menuju mobilnya.

Bibi Fida mengangguk. Ia beralih menuju mobil iring-iringan kerabat untuk pulang ke kediaman Isvara. Hatinya berdenyut nyeri memikirkan nasib Jihan. Melihat dari raut wajahnya saja, ia bisa menilai bagaimana gelagat pria itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mobil pengantin yang ditumpangi Tiger dan Jihan melaju dengan kecepatan tinggi. Sesekali pandangan Tiger mengarah pada pantulan tubuh Jihan melalui spion yang menggantung di langit-langit mobil.

Perempuan itu masih memejamkan matanya rapat. Bahkan posisinya masih sama, terlihat sangat tidak nyaman. Namun Tiger sama sekali tidak peduli.

Hingga satu jam kemudian, mereka sampai di salah satu villa yang terletak tak jauh dari resort yang ia miliki. Sengaja ia menjauh dari semua keluarga, agar bebas dari segala tuntutan yang memaksanya berbuat baik pada wanita yang sudah resmi menyandang gelar istri itu. Tiger juga ingin membebaskan diri dari pengawasan Leon.

"Heh, bangun!" ucap Tiger menepuk-nepuk pipi Jihan, setelah membuka pintu penumpang.

Tidak ada pergerakan sama sekali dari Jihan. Wajahnya semakin pucat, bahkan seluruh permukaan kulitnya terasa dingin.

Ekor mata Tiger menangkap sebuah mobil yang berhenti di depan gerbang villa. Ia mengembuskan napas berat. Lalu meraih tubuh Jihan yang terasa cukup berat itu dan membawanya masuk.

Ekspresi dingin dan seringai kejam masih tergambar jelas pada raut wajah Tiger. Giginya terus bergemeletuk menahan amarah. Langkah kakinya panjang dan tegas, sorot matanya seperti belati yang siap menhujam apa pun di depannya.

"Bukakan kamar!" tegas Tiger pada penjaga Villa.

Ada seorang wanita paruh baya yang bertugas membersihkan villa itu, dan dua laki-laki untuk berjaga di luar. Setidaknya, dia bebas melakukan apa pun di tempat ini.

Sebuah bangunan minimalis berlantai dua dengan suasana asri dan tenang. Tiger menaiki tangga dengan perlahan. Dan setelah pintu kamar terbuka, ia menghempaskan tubuh Jihan dengan kasar hingga tubuhnya terpantul di ranjang empuk itu.

Bi Sari, sang pelayan melebarkan matanya di ambang pintu kala melihat perlakuan bosnya itu. Tiger berbalik lalu menutup pintu dengan keras membuat Bi Sari terkejut lalu mundur seketika.

Deru napasnya terdengar kasar. Tangannya mengepal dengan kuat, berbalik dan melangkah panjang pada ranjang. "Heh, bangun! Nggak usah pura-pura!" geramnya menepuk-nepuk pipi Jihan. Masih tidak ada gerakan apapaun. "Bangun, perempuan sialan!" teriaknya disertai sebuah tamparan keras hingga membekas di salah satu pipi Jihan.

Entah setan apa yang merajai hatinya. Kini Tiger meraih air putih di atas nakas lalu menuangkannya tepat di wajah Jihan dan melemparkan gelas kosong itu hingga membentur dinding. Serpihannya berhamburan kemana-mana.

"Uhuk! Uhuk!" Jihan terbatuk dan tersadar dari pingsannya. Matanya mengerjap dengan pelan.

"Aww, sshhh!" desis Jihan. Tangannya yang lemah perlahan terangkat menyentuh kening yang terasa berat. Kepalanya serasa berputar-putar. Ditambah pipinya terasa perih, panas dan nyeri yang menjalar.

"Hngh! Nggak usah pura-pura. Kamu bisa bohongin semua orang tapi tidak denganku!" tegas Tiger membelakangi wanita itu.

Jihan beranjak dari tidurnya, meski tubuhnya terasa remuk dan lemah, ia berusaha duduk dan menyandarkan punggungnya.

"Apa maksud kamu?" tanya Jihan menautkan alis.

"Kamu sengaja 'kan mohon-mohon sama Khansa dan keluarganya supaya mereka memaksaku untuk menikahimu?" ucap Tiger bernada geram. Seluruh tubuhnya menegang, kedua bahunya naik turun dengan cepat seiring dengan deru napas kasarnya.

Jihan menarik napas panjang, meraup oksigen sebanyak-banyaknya sembari menahan air matanya agar tidak menyembur menghujani pipinya.

"Aku tidak pernah melakukan itu semua!" tegasnya dengan suara bergetar. Namun ekor matanya menajam menatap lelaki yang sudah berstatus menjadi suaminya.

Tiger berbalik, ia melipat kedua lengannya di dada. Tatapannya menyeringai dingin. "Kau pikir aku tidak tahu rencana busukmu? Kau hamil dengan lelaki lain lalu meminta pertanggung jawabanku dengan mengatasnamakan keluarga, iya kan?" sentaknya merunduk tepat di depan wajah Jihan.

"Ini anakmu! Darah dagingmu!" jelas Jihan yang tenggorokannya mulai tercekat. Ia mulai kesulitan bernapas.

Dengan kasar, Tiger menarik rambut Jihan yang masih tergelung indah hingga perempuan itu mendongak. Lelehan air mata mulai mengalir dari kedua sudut matanya.

"Hei! Kau bahkan sudah tidak suci ketika aku melakukannya padamu! Masih mau mengelak?" ucapnya menggertakkan gigi dengan mata melotot tajam.

Bersambung~

1
Denny Srivina Barus
Luar biasa
Yuliana Purnomo
kayaknya Rico niih mata mata yg dikirim musuhnya Tiger deh
Erviana Erastus
aku bolbal baca novel ini ... suka sama alur ceritanya
𖣤​᭄☘𝑺ᴇᴎᴤᴇᴎ͠ ⍣ᶜᶦᶠ//@sensen_se: makasi ka ❤❤🥰
total 1 replies
@ni
Luar biasa
@ni
Lumayan
yuiwnye
berubah,,,,🤣🤣🤣
yuiwnye
😆😆😆😆 lah emang bener kan papa singa' yg suruh ngomong gitu 😁😁
yuiwnye
tu kan singa aja klo sdh jatuh dlm kuburan cinta berubah jd anak kucing
yuiwnye
Jihan mm g jngn sampai lepas dr kandang singa nya 🤣
yuiwnye
emang ya si Jihan dudul dulidam
yuiwnye
kira² Rico siapa ya 🧐🧐🤔🤔
yuiwnye
Rico mmng agak mencurigakan ya 🧐🧐🤔🤔
Sari Nu Amoorea
singa ny lg galau🤭
Priskha
Jihan...Jihan...kmu kok sll berpikiran negatif trs
Priskha
bodoh bnr kmu Jihan, kedudukanmu lbh tinggi sbg istri sah drpd hanya sbg tunangan
Priskha
lbh baik kmu jujur sm Jihan drpd dia tau dr org lain takutnya dia marah dan pergi lg krn landasan utama dr sebuah rmh tangga adalah keterbukaan dan saling percaya
Sari Nu Amoorea
ngeri sama tiger🤭
nobita
hadehhh Jihan Jihan... kamu itu bodoh... menambah masalah aja... sekarang kamu bisa kelar gak dengan masalah mu sendiri tanpa bantuan suami mu.... paling paling juga merepotkan Tiger...
nobita
aku juga ikutan mewek...
nobita
yg mau ketemu Tiger dan Jihan.. yg deg- degan aku...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!