NovelToon NovelToon
Salahkah Aku Mencintaimu

Salahkah Aku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Hasta dan Jesan menjalin hubungan tanpa di ketahui kedua orang tua Hasta karena sang Mama yaitu Sarah tidak merestui hibungan mereka karena status social yang mana Jesan hanya anak yatim piatu. Akan tetapi, Hasta tetap bertahan sampai tiga tahun lamanya membuat Sarah curiga dan mencari tau keberadaan Jesan hingga Sarah melakukan kekerasan pada Jesan hanya untuk menyuruhnya menjauhi Hasta.

Sarah menjodohkan Hasta dan Anjani sampai mereka menikah, tetapi pernikahan Anjani seperti di neraka baginya karena selama lima tahun mereka menikah Hasta tidak pernah sekalipun membalas cinta Anjani dan memilih kembali bersama dengan Jesan yang selama lima tahun tidak bertemu dan akhirnya mereka dipertemukan lagi. Lalu Hasta memutuskan menikah dengan cinta pertamanya.

Bagaimana kah nasib pernikahan Anjani, apakah gadis itu menerima jika suatu saat dirinya mengetahui pernikahan kedua suaminya?

happy reading😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 ( Hidup macam apa yang aku jalani )

Hasta meminta Jesan untuk tetap tinggal di apartemen karena di awal kehamilan Jesan benar-benar merasakan mual yang luar biasa. Pria itu pun bekerja hanya dari rumah saja dan Rama sudah bekerja kembali karena Weni di temani sang ibu untuk merawat anaknya.

Jesan terbangun karena ponselnya terus berbunyi dan itu adalah Andrew yang terus saja menelponnya sejak kemarin pria itu kelimpungan mencari keberadaan Jesan karena adiknya tak kunjung kembali ke rumah. Hasta langsung menghampiri Jesan dan membantunya bersandar di kepala ranjang.

“Mungkin ini sudah saatnya Andrew tau, Jesan. Angkat saja dan berikan alamat apartemen ku padanya,” titah Hasta dengan sangat lembut.

Dengan ragu Jesan menggeser tombol hijau di ponselnya dan mendekatkan benda pipi itu ke telinganya. Benar saja Andrew sangat khawatir sehingga Jesan yang semula ingin bersuara keduluan Andrew. Pria itu tiada henti berbicara hingga Akhirnya ia terdiam dan Jesan langsung memulai pembicaraan.

“Aku akan mengirimu alamat aparteman tempat aku berada kak,” ucap Jesan.

“Cepatlah! Aku akan langsung ke sana dan meminta penjelasan mu, Jesan!”

Tut tut

Dengan penuh amarah Andrew menutup teleponnya,”Bagaimana? Apa Jesan sudah memberitahukan mu dia ada di mana?” tanya Mark.

“Sudah, aku akan ke sana untuk menjemputnya dan meminta penjelasan darinya, Ayah,” desis Andrew dengan tatapan penuh amarah. Bukan karena ia marah Jesan tidak memberitahunya tapi ia yakin ada seseorang yang membuatnya pergi dari rumah dan tidak kembali lagi.

“Andrew, tenangkan dirimu, nak. Jangan pergi dengan perasaan marah. Ibu takut kau akan memarahi Jesan. Karena ibu merasa kalau Jesan … dia,”

Ucapannya terpotong kala ponsel Andrew berbunyi dan terdapat notif pesan dari Jesan,”Nanti saja kita lanjutkan lagi, bu. Aku akan pergi ke tempat jesan,” pamit Andrew.

“Hati-hati, Ndrew,” pekik Mark.

“Perasaan ku sangat tidak enak, yah. Semoga tidak terjadi apa-apa dengan anak-anak kita ya,” ucap Aleta merasa khawatir.

Jesan merasa bosan berdiam terus menerus di kamarnya, Hasta membawanya ke ruang tamu sembari menyiapkan bebrapa cemilan dan sepiring buah-buahan karena Jesan tidak bisa makan nasi dikarenakan mual.

“Mau tambah lagi buahnya?” tawar Hasta yang saat ini dengan sangat lembut menyuapi Jesan.

Pria itu sangat telaten merawat Jesan yang sedang mengalami morning sickness. Hasta selalu sigap saat terjadi sesuatu pada Jesan, ia tidak merasa lelah mengurus Jesan padahal dirinya pun tengah bekerja walaupun di rumah saja banyak sekali laporan yang harus ia selesaikan dan beberapa dokumen yang harus Hasta periksa agar tidak ada yang salah dalam laporan yang telah di buat sekretaris dan asistennya.

“Aku udah kenyang, lebih baik kamu istrahat dan makan dulu. Kamu juga lelah abis bekerja dan ngurusin aku,” pinta Jesan seraya mengelus lembut pipi sang suami yang makin hari makin tampan saja.

“Aku gak lelah. Aku senang ngurusin kamu kaya gini, sayang. Lebih baik seperti ini daripada aku tidak bisa bersama mu lagi, jujur hatiku masih terasa sakit saat aku mengetahui kejadian lima tahun lalu. Aku ga bisa bayangin saat itu kau merasa ketakutan dan meminta pertolongan aku ga ada di samping mu,”

Hasta masih trauma akan kehilangan Jesan membuatnya kembali menangis,”Jangan menangis. Aku masih di sini sama kamu, sayang. Selamanya, aku selalu di sisi kamu gak akan pergi lagi,” balas Jesan yang memeluk erat Hasta.

Hasta melepaskan pelukannya ia menatap lekat Jesan dan mendekatkan wajahnya langsung saja ia mencium bibir Jesan dengan sangat lembut. Perlahan Hasta merebahkan tubuhnya membawa Jesan ke dalam pelukannya tanpa melepaskan pautannya.

“Aku menginginkannya, sebentar saja,” lirih Hasta dengan tatapan sayunya.

“Di sini?” tanya Jesan.

Tanpa menjawab Hasta mencium kembali bibir Jesan yang kini tengah berada di atas tubuhnya. Pria itu membuka satu persatu kancing piyama Jesan dan mereka pun terhanyut dalam buaian perasaan masing-masing yang tengah diliputi rasa rindu setelah beberapa hari tidak bertemu.

Ting! Tong!

Suara bel yang terdengar sontak menghentikan aktivitas mereka,”Akhh … menganggu saja!” decak Hasta lalu Jesan beranjak dari pangkuan suaminya melangkah menuju pintu seraya merapikan pakaiannya.

Cklek

“Cepat sekali ka,-“

Ucapan Jesan menggantung saat melihat seseorang yang datang dan berdiri di hadapannya seraya tersenyum menyeringai. Jesan perlahan memundurkan langkahnya ke belakang dan Hasta yang sedang menghampiri Jesan pun mengerutkan dahinya dalam merasa bingung dengan ekspresi Jesan yang seperti ketakutan.

Bola mata Hasta membulat ketika seseorang yang di tatap Jesan perlahan menunjukkan diri lalu ia menolah ke arah Hasta,”A-Anjani,” gumam Hasta.

Anjani masih bersikap biasa saja ia melangkah menghampiri Hasta dan langsung memeluknya dengan di saksikan Jesan yang merasa terbakar api cemburu.,”Lepaskan, Anjani! Ngapain kamu ke sini? Darimana kamu tau apartemen ku?” seru Hasta.

“Itu tidak penting. Yang terpenting sekarang kenapa aku tidak boleh tau dan datang ke apartemenmu! Apa karena dia … wanita murahan yang menjadi simpananmu!” teriak Anjani.

“JAGA BICARAMU! DIA BUKAN WANITA MURAHAN ATAUPUN SIMPANAN KU!” bentak Hasta.

“kalau dia bukan seperti yang kamu bilang. Mengapa dia di sini dan kau menyembunyikannya dariku. Apa kau tidak memikirkan perasan ku, aku ini istrimu, Mas,” Hasta tidak menjawab Anjani ia menghampiri Jesan yang sedari tadi ketakutan dan ingin membawanya ke kamar karena takut terjadi apa-apa dngan kandungannya.

Namun, bukan nya pergi Anjani malah menghampiri Hasta dan menghadang mereka yang ingin pergi meninggalkannya,”Berapa yang kamu minta agar kamu bisa pergi dan menjauhi suamiku, jalang!” hinaan Anjani tentu saja membuat Hasta murka dan ingin kembali memarahi Anjani, tetapi Jesan menahannya,”Mas,” Jesan menggelengkan kepalanya pelan seraya menatap sendu Hasta.

“Kau salah paham aku tidak butuh uangmu dan aku juga bukan jalang,” balas Jesan menahan tangisnya.

“Kalau kau bukan jalang lalu kenapa kau berhubungan dengan suami orang, hah. Aku tidak mau tau kau tinggalkan suami ku sekarang juga kalau tidak aku akan berbuat kasar padamu,” ancam Anjani.

“Jangan macam-macam dengan istriku!”

Degh

Perkataan Hasta membuat Anjani menatap Hasta dengan sangat terkejut,”Istri … apa maksudmu. Aku yang istrimu mas. Kenapa kau mengatakan jika dia istrimu, hiks,” Jesan menatap Hasta tanpa dibalas oleh p[ria itu yang kini menatap tajam Anjani.

“Tuan, kau memberitahunya,” lirih Jesan.

“Sudah waktunya dia tau semuanya, Jesan. Aku sudah tidak sanggup lagi menjalani rumah tangga dengannya yang penuh kebohongan dan ke terpura-puraan,” balas Hasta.

Air mata Anjani luruh membasahi kedua pipinya dan Jesan melihat itu. Ia merasa bersalah karena jika dilihat sekarang posisi dirinya seperti perebut suami orang. Jesan pun bingung harus apa dan bagaimana.

“Jadi, kau yang bernama Jesan? Bukankah kau sudah tiada lima tahun lalu,” tanya Anjani.

“Aku bertemu kembali dengannya dan memutuskan untuk menikahinya karena aku tidak ingin kehilangan dirinya lagi,” jelas Hasta.

“Kau jahat, Mas. Kau menyakitiku, sangat menyakiti hati ku, hiks,” tubuh Anjani luruh dan terduduk di lantai. Jesan yang tidak tega ia melepaskan rangkulan Hasta dan menghampiri Anjani yang menangis terisak sembari memegangi dadanya yang terasa sakit.

“Anjani, maafkan aku. Aku tidak bermaksud merebut Hasta dari mu tapi aku juga tidak munafik jika aku memang masih sangat mencintai Hasta dan menerima nya kembali lalu kami menikah dan …”

“Akhirnya terbongkar semuanya!” sela Anjani.

“Maksudmu … Akhhhh,” Anjani menarik rambut Jesan ke belakang saat dirinya ingin bertanya maksud dari perkataan Anjani barusan.

Hasta meradang lalu ia menghampiri keduanya dan ingin menolong Jesan, tetapi Anjani malah menarik kembali rambut Jesan membuatnya kesakitan. Hasta menghentikan langkahnya dan berteriak pada Anjani memintanya untuk melepaskan Jesan, tetap[I Anjani malah makin menjadi.

“Dasar wanita munafik, perebut suami orang. Walaupun kalian saling mencintai sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau berpisah dengan suamiku! Pergi kau dari kehidupan suamiku jangan pernah kembali lagi karena Hasta akan tetap menjadi milku selamanya! Apa kau mengerti, hah!”

Bruk

Arghhhh

“Tuan, perutku,” Tubuh Jesan terdorong sangat kencang dan tertabrak meja karena Anjani sengaja mendorongnya.

“Sayang, kita ke rumah sakit sekarang,” Hasta menggendong tubuh Jesan, tetapi wanita itu histeris mendapati darah di tangannya setelah ia memegangi paha nya yang ternyata sudah ada noda darah.

“Tuan, ada darah. Anak kita, Tuan. Anak kita, hiks,” Jesan menjerit dan histeris tidak lama ia tidak sadar kan diri masih di gendongan Hasta.

“Jesan, bangun! JESAAAANN …” teriak Hasta sembari berlari menuju lantai dasar untuk segera menuju mobilnya dan membawa Jesan ke rumah sakit.

“Apa? Jesan hamil? Ck, lima tahun aku berumah tangga tidak pernah sekalipun Hasta menyentuh ku tapi sekarang aku harus menerima kenyataan jika suamiku menikah dan mempunyai anak dari wanita lain. Hidup macam apa yang sedang aku jalan,hiks,” ucap Anjani dengan suara lirih ia pun menangis terisak meratapi kehidupan cintanya tidak berjalan mulus seperti karir nya.

*

*

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!