NovelToon NovelToon
CEO Tampan Dingin Dan Manja

CEO Tampan Dingin Dan Manja

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:32.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fitren

Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.

Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Sekitar 2 jamman mereka tertidur. Zahra terbangun. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya seraya mengucek pelan mata indahnya. Namun saat melihat disekelilingnya dia tersadar kalau dirinya sedari tadi tertidur disofa. Saat ingin membenarkan posisi duduknya dia merasa ada yang aneh.

"Kok berat ya?" ucap Zahra lirih.

Betapa terkejutnya ketika mau bangun ternyata ada kepala seorang pria yang sudah berada dipangkuannya.

"Tuan Alfa," gumam Zahra dalam hati sambil menutup mulutnya.

"Kok bisa tidur dipangkuan aku ya?" batin Zahra lagi heran.

Namun ketika dia ingin membangunkan pria berwajah tirus yang kini terlelap dipangkuannya. Hatinya tak tega. Dia justru mengulurkan tangan kirinya untuk meraih kepala Alfa dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Alfa.

Dielusnya lembut rambut itu."Ganteng banget sih" lirih Zahra pelan.

Dan tak menyangka Alfa tiba-tiba tersenyum lalu membuka matanya cepat.

"Tuan," pekik Zahra seraya sedikit menjauhkan wajahnya.

"Kenapa? Makasih ya udah bilang saya ganteng," ucap Alfa tersenyum menggoda gadis itu, membuat pipi Zahra merah merona karena malu.

"Ish godain mulu. Awas minggir saya mau mandi dulu," ucap Zahra seraya mengangkat kepala pria berhidung mancung itu untuk menjauh dari pangkuan gadis berpipi tembam itu.

"Kenapa buru-buru sih, di sini aja dulu," ucap Alfa seraya tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit.

Zahra yang melihat itu langsung sekujur tubuhnya merinding.

"Tuan mending segera bersiap-siap deh karena sebentar lagi Tuan Roy pasti akan segera kemari untuk menjemput kita," usul Zahra kemudian meninggalkan Alfa sendirian.

"Tuh anak manis banget gemes kan jadinya gua sama dia," gumam Alfa tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya lalu bangkit menuju kamarnya.

***

"Sudah siap?" tanya Alfa dibalas anggukan oleh Zahra.

Kini mereka sudah berada di jet pribadi milik Alfa. Kali ini perjalanan pulang berbeda saat mereka berangkat karena Alfa lebih memilih untuk memakai jet pribadinya dikarenakan ingin dekat-dekat dengan Zahra terus. Alfa juga tidak tau bagaimana perasaannya kepada Zahra, yang pasti dirinya sangat nyaman kalau berdekatan sama Zahra. Sedangkan Roy duduk dengan sang Pilot.

Kini di dalam jet itu hanya ada dua sejoli.

"Kenapa dipesawat ini tidak ada orang tuan, bahkan pesawatnya jauh lebih bagus dan luas bisa buat tidur juga?" ucap Zahra panjang lebar sembari melihat sekitarnya.

"Ini bukan pesawat umum, melainkan jet pribadi saya," ujar Alfa.

"APA?" Jet pribadi tuan Alfa," ucap Zahra terkejut membentuk huruf O.

"Kenapa sih kaget begitu? wajar lah saya kan kaya, udah gitu ganteng pula," ucap Alfa membuat Zahra memutar bolanya malas.

"Kumat deh nih songongnya," gumam Zahra dalam hati.

"Lalu dimana tuan Roy kok gak ada?" tanya Zahra.

"Kenapa kamu nyariin dia, dia saya suruh duduk nemenin pilotnya." jawab Alfa dengan wajah sebalnya.

"Oh ya sudah sih kenapa sewot?" tanya Zahra tak kalah sewot.

"Gak, ngapain saya sewot itu urusan kamu suka atau gak sama dia," ucap Afa membuat Zahra heran.

"Gak mungkin lah saya suka sama Tuan Roy begitupun sebaliknya Tuan Roy juga nggak akan menyukai gadis desa seperti saya." ujarnya.

"Sudah jangan mikirin dia. Kalau kamu ngabtuk tidur aja," ucap Alfa.

"Ah tidak Tuan, masak iya saya tadi sudah tidur sekarang tidur lagi," ucap Zahra.

"Yaudah, saya hanya menawarkan saja," ucap Alfa sambil tersenyum tipis. Dia ingin mengulang kejadian yang mencium Zahra tadi meskipun singkat.

"Tuan sekarang banyak bicara ya dari pada awal pertama kali kita bertemu sangat dingin sekali bagaikan tembok datar," celetuk Zahra.

"Hahaha itu karena kamu," ucap Alfa sembari melempar pandangannya ke arah lain.

"Saya? Kenapa sama saya?" tanya Zahra bingung.

"Sudah jangan dipikirkan beristirahatlah satu jam setengah kita akan sampai," ucap Alfa datar.

"Tuh kan dingin lagi. Cepet banget berubahnya dasar Om datar nyebe-"

         Cup

Zahra terkejut dengan aksi Alfa yang menciumnya tiba-tiba, kedua matanya membola sempurna, sedangkan Alfa tersenyum tipis.

"Kenapa? Kaget? Mau lagi saya cium, hem?" ucap Alfa sambil tersenyum smirk.

Dengan cepat Zahra memukul dada bidang milik pria berbibir merah itu dan tiba-tiba langsung menangis kencang."Huaa tuan ke-enapa makan bibir saya?" ucapnya polos dengan menangis kencang.

Sontak saja Alfa sangat terkejut, ia langsung membekap mulut gadis itu."Jangan teriak nanti orang-orang yang ada disini menayangkan saya ngapain kamu lagi," ucapnya dengan tegas.

Zahra melepaskan tangan itu dari mulut dengan kasar."Ter-rus tadi tuan ngapain makan bibir saya?" tanyanya dengan air mata yang sudah banjir.

Alfa memutar bola matanya malas."Saya nggak makan bibir kamu, saya gemas sama kamu makannya sama cium bibir kamu tadi." ucapnya.

Zahra terdiam dan menangisnya langsung berhenti, sekarang tergantikan pipinya merah bak tomat."Tapi tuan tetap aja sudah nyium bi-"

*Cup*

"Kenapa mau lagi?" tanya Alfa menaikkan sebelah alisnya menggoda gadis itu.

Kedua kalinya tanpa aba-aba lagi Alfa mencium singkat bibir ranum Zahra membuat si pemilik sontak memukul lengan Alfa terus menerus.

Bug

Bug

"Rasain, salah sendiri sudah mencuri ciuman dari saya. Jadi gak perawan lagi kan bibir saya, Sebel," protes Zahra dan Alfa malah terus tertawa.

"Hahaha... Makanya jangan bilang saya om," ucap Alfa.

Sedangkan Zahra merajuk dan melempar pandangannya ke luar jendela.

"Maaf yah sudah bikin kamu marah, saya cuma becanda." paparnya membuat Zahra membalikkan badannya dan menatap Alfa penuh emosi.

"Gak lucu," ketus Zahra.

"Hey kok marah sih," ujar Alfa sembari menangkup pipi gadis desa itu dengan kedua tangannya.

Zahra yang mendapatkan perlakuan tak terduga membuat matanya membola sempurna, jantungnya berdebar kencang.

"Om mau ngapain saya?" ucap Zahra.

Cup

Zahra terkejut lagi-lagi dia mendapatkan ciuman mendadak.

"Kalau kamu terus panggil saya dengan sebutan itu. Saya akan mendaratkan ciuman lagi untuk kamu." ancam Alfa.

"Tapi apakah harus dengan di cium? Tuan kita bukan sepasang kekasih, kita juga hanya sekedar rekan kerja. Saya bekerja dengan anda karena hutang, rasanya tidak pantas seorang atasan berlaku seperti ini dengan bawahan," kata Zahra dengan melihat tajam mata pria yang sudah beberapa kali membuatnya terkejut. Sedangkan Alfa masih dengan posisinya menatap mata Zahra dan menangkup pipi Zahra dengan kedua tangannya.

"Memangnya kalau pacaran boleh ciuman sepuasnya?" tanya Alfa menggoda.

"Gak boleh. Kalau sudah nikah boleh," ucap Zahra membuat Alfa terkejut nggak lama setelah itu ia tersenyum.

"Nikah yuk kalau begitu?" usul Alfa.

"Hahaha becandanya kelewatan. Lepasin pipi saya tuan," pinta Zahra.

"Gak mau saya ingin seperti ini terus." ujar Alfa membuat Zahra malu.

"Ishh sejak kapan tuan pinter gombal?" tanya Zahra sambil menahan salting.

"Sejak ada kamu," ucapnya singkat membuat Zahra menyipitkan kedua matanya ke arah Alfa.

"Kenapa begitu? Gak percaya?" tanya Alfa membuat Zahra mengangguk cepat.

"Entah, saya tidak tau apa yang saya rasakan saat ini. Yang pasti saya nyaman sekali dekat denganmu. Semenjak kamu hadir di kehidupan saya"

"Bagi saya kamu juga adalah mood booster" ucapnya lagi, Zahra tak percaya dengan apa yang sudah Bosnya itu lontarkan entah itu beneran atau hanya sekedar hiburan.

"Tuan apa tuan baik-baik saja?" tanyanya sambil memegang kening Zahra. "Gak papa kok" ucapnya lagi.

Alfa tersenyum tipis. "Kamu kira saya sakit? Terserah kamu mau percaya atau gak dengan ucapan saya yang jelas saya nyaman sekali dekat dengan kamu" seru Alfa dengan wajah seriusnya.

Tak lama Alfa melepaskan kedua tangan di pipi Zahra.

"Maksud Tuan bicara seperti itu apa?" selidik Zahra.

"Tidak ada maksud apa-apa. Saya juga tidak tau. Yang jelas saya berterimakasih sama kamu karena sudah membuat saya bahagia." ujar Alfa.

"Apa Tuan sedang ada masalah?" tanya Zahra.

"Iya, tapi berkat kamu saya bisa tersenyum kembali." jawab Alfa membuat Zahra geli.

"Ihhh tuan membuat saya geli."

"Ya sudah sih kalau gak percaya." ujar Alfa datar.

"Apa tuan mempunyai kekasih?" tanya Zahra pelan.

Deg

Alfa yang mendengar pertanyaan Zahra rasanya teringat lima tahun yang lalu bersama sang kekasih. Kemudian dia menghembuskan nafasnya berat.

"Apa kamu ingin tahu?" tanya Alfa sembari melihat ke arah Zahra.

"Jika Tuan mengizinkan."

"Baik. Saya akan menceritakan, jadi....

1
Miu Nh.
waah... lanjut thoor...
salam dari Ellisa Mentari Salsabila. jangan lupa mampir 🤗🤗 tinggalkan love dn komentar...
Zara Saggaf
Buruk
Zara Saggaf
Kecewa
Nur Adam
lnjut
mariayenitaanur
👌
Rey Devan
lanjut
Nur Adam
lnju
Fitri Rinjani
baper ih
Gerald Fikri
seru
Jessica Coppen
Seru
Iyu Permana
seru banget plis
Nida Aulia Mukhsirin
Binggung sama ceritanya,
Claa Cel
ᥣᥲᥒȷᥙ𝗍 𝗍һ᥆rr
Claa Cel
ᥣᥲᥒȷᥙ𝗍 𝗍һ᥆r
Hana seoyeon jina
galak banget
Roulysa Marluna
thor tolong dong tiponya diperbaiki/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
nanti nyesel loh al kamu...

nanti zahra cuekin baru tau rasa...
Rosidah Rosh Utama
terus kan mahu terus baca ni sudah panas .
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
jadi...... tergantung cerita nya 🤦‍♀️😅😅😅😅

si author bisa aja bikin kepo pembaca....


ditunggu kelanjutan nya... jangan lama lama ya kaka author...
Fuji Fitri: Siap😁🥰
total 1 replies
Eli Hartati
gimana cara untuk bisa baca selanjutnya? terimakasih
Cucu Suryamah: Bisa kok kak aku juga
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!