NovelToon NovelToon
The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Fantasi Wanita
Popularitas:524
Nilai: 5
Nama Author: Carmellia Amoreia

Seorang wanita bernama Nairiya yang saat ini berusia 23 tahun yang merupakan seorang pianis di acara pernikahan temannya itu tiba-tiba mendapatkan tugas dari bayangan malaikat untuk menyelamatkan temannya yang akan menikah itu.

Namun Nairiya malah terluka parah akibat menyelamatkan temannya itu, rupanya temannya itu lah yang memiliki niat jahat kepadanya.

Bayangan malaikat itu meminta Nairiya untuk mengembalikannya ke dalam pohon dan ternyata setelah kembali ke dalam pohon, seorang pria bernama Leonardo yang diduga adalah bayangan malaikat itu akhirnya sadar dari komanya dan mengingat semua kejadian itu.

Apakah bayangan itu akan meninggalkannya sendirian? Atau membantunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 19 - TRUST IN EACH OTHER

Eldrik pun menjawabnya dengan tersenyum senang, “Tahu dong, kan kamu suka banget dengerin lagu ini”

“Ahh tahu aja haha” jawab Veirena sambil tersenyum lalu memukul Eldrik dengan lembut dan ekspresi mukanya yang sedang tersipu malu itu.

Eldrik pun melihat ke arah Veirena dan berkata untuk memastikan sesuatu padanya karena sudah mau berangkat, “Seatbeltnya udah dipasang belum?”

Veirena pun tersenyum kembali sambil melihat ke arahnya lalu menjawabnya dengan nada suara yang ceria, “Udah kok, ayo berangkat”

“Yuk haha” jawab Eldrik sambil tersenyum dan tertawa sedikit.

Setelah itu, mereka pun mulai berangkat ke pantai itu dengan menggunakan mobil hitamnya Eldrik.

Beberapa menit pun berlalu, saat sedang santai menikmati pemandangan dari luar jendela tiba-tiba Veirena bertanya sesuatu kepada Eldrik karena ia barusan melihat adanya bayangan malaikat di luar jendela yang sedang terbang mengikuti mereka.

"Eh apa kamu percaya dengan malaikat?" tanya Veirena dengan penasaran kepada Eldrik yang sedang sibuk menyetir itu sambil melihat ke arah luar jendela.

Eldrik pun langsung menjawabnya dengan nada bicara yang tidak yakin dengan jawabannya itu lalu menoleh ke arah Veirena, "Aku.. Percaya aja kok, kenapa ya?"

Veirena menjawabnya dengan perasaan yang yakin sambil menunjuk ke luar jendela mobil itu, "Kurasa aku baru melihat adanya bayangan malaikat barusan"

"Di mana sayang?" jawab Eldrik sambil menoleh lebih dekat lagi ke arah jendela di sebelah kirinya Veirena itu untuk melihat bayangan malaikat yang dimaksud olehnya itu .

Veirena pun melihat ke arah Eldrik yang sedang serius menatap ke luar jendela mobil sebelah kirinya itu untuk melihat bayangan malaikat yang dimaksud olehnya, namun tiba-tiba ia tidak sengaja melihat ke depan dan terdapat sebuah mobil truk besar berwarna hijau muda yang sedang melaju dengan kencang ke arah mereka. Ia pun langsung berteriak kepada Eldrik dengan nada suaranya yang terdengar sangat panik itu

"Eh sayang, hati-hati ada mobil di depan!!" kata Veirena sambil menatap serius wajahnya Eldrik tersebut.

Eldrik pun langsung terkejut mendengarnya lalu menatap kembali ke arah depan dan dengan cepat ia memutar stir mobilnya dan menghindari truk besar itu dengan sangat profesional.

Setelah itu, akhirnya mereka berhasil menghindari kecelakaan mobil yang tidak diinginkan itu. Lalu dengan bangga Eldrik berkata kepada Veirena sambil melanjutkan menyetir mobilnya dengan perasaan yang santai.

"Inilah buktinya aku percaya dengan malaikat, meskipun aku belum bisa bertemu langsung" kata Eldrik sambil menoleh lembut ke arah Veirena lalu dengan perlahan mencium pipinya yang saat itu sedang menatap ke depan dengan raut wajahnya yang terlihat sangat terkejut dan tidak percaya atas apa yang baru saja terjadi kepadanya.

Veirena yang masih terlihat terkejut itu pun dengan perlahan menatap ke arah Eldrik dan berkata dengan lembut, "Maafkan aku ya, semua gara-gara aku"

Eldrik pun tersenyum kepadanya dan menjawabnya dengan raut muka yang santai, "Gak usah minta maaf, anggap aja yang tadi itu tidak pernah kejadian sama sekali"

Setelah itu, Veirena pun mencium pipinya Eldrik kembali dan menjawab sambil tersenyum, "Terima kasih ya"

Tak lama kemudian, akhirnya perjalanan mereka menuju pantai itu sudah selesai dan kini mereka sudah sampai tepat di pintu masuk pantai tersebut setelah sebelumnya mereka telah memarkirkan mobil hitamnya itu di sebuah parkiran dekat pintu masuk pantai itu.

Saat berada di dalam pantai, terlihat pemandangan sore yang indah dengan langit yang berwarna biru muda dengan beberapa awan kecil berwarna putih yang menghiasi langit ini dan matahari yang terlihat sebentar lagi akan terbenam serta suara ombak lautan yang juga membuat suasana di sini ini lebih tenang dan hangat. Rasanya seperti bahkan alam semesta pun ikut merasakan kesenangan ini bersama kami.

Pasir pantai yang berwarna cream muda dengan teksturnya yang tidak terlalu kasar dan terasa menggelitik sedikit ketika tersentuh oleh kedua telapak kaki serta pemandangan pasir pantai yang keadaannya terlihat lumayan bersih dari sampah membuat kami semakin nyaman lagi untuk bermain pasir serta berjalan-jalan dengan telanjang kaki di atas pasir-pasir pantai itu.

Selain itu, suara anak-anak yang sedang berliburan ke sini ditemani bersama dengan orang tua mereka terlihat sedang asik bermain ombak dan pasir yang ada di pesisir lautan tersebut juga membuat suasana di pantai terasa lebih ramai lagi.

Veirena dan Eldrik pun akhirnya perjalan dengan perlahan sambil bergandengan memasuki kawasan pantai tersebut. Tiba-tiba saat melihat ke pasir pantai yang sedang mereka tapaki itu, Veirena tidak sengaja melihat sebuah kerang yang memikat matanya. Ia pun berhenti sebentar dan berjongkok untuk mengambil kerang itu.

Eldrik yang menyadari itu pun ikut berhenti dan menatapnya dengan lembut serta menunggunya dengan sabar. Setelah Veirena mengambil kerang kecil yang berwarna abu-abu serta beberapa corak hijau tua itu, ia pun menunjukkannya dan memamerkannya kepada pacarnya itu.

“Tadaa, kerangnya lucu kan? Aku mau koleksi di rumah” kata Veirena dengan raut wajah yang terlihat sangat bahagia itu sambil menatap ke arah wajah Eldrik dan menunjukkan kerang kecil itu yang berada di atas telapak tangan kanannya.

Eldrik pun melihatnya dengan tersenyum lebar dan raut wajah yang terlihat sangat tertarik pada kerang itu lalu ia pun menjawab, “Wih baguslah kalau begitu, kerangnya lucu”

“Hehe, di sini lumayan banyak kerang juga ternyata” kata Veirena sambil melihat kembali ke arah pasir-pasir yang ada di sekitarnya dengan masih membawa kerang kecil itu di tangan kanannya.

Eldrik pun menatap Veirena sambil tersenyum kecil lalu berkata kepadanya, “Iya benar, kalau mau kamu cari aja sebanyak-banyaknya biar bisa dikoleksi”

Veirena pun kembali menoleh ke arah Eldrik lalu menjawabnya sambil tersenyum senang, “Semoga bisa sih, tapi menurutku akan lebih indah lagi kalau ditemanin kamu”

Eldrik pun tersenyum seperti sedang tersipu malu lalu ia pun melihat ke arahku kembali dan menjawabku, “Ahh bisa aja kamu”

Ternyata di sana, selain Veirena dan Eldrik menikmati suasana ombak dan lautan yang jernih, mereka juga dapat menikmati kerang-kerang kecil yang banyak terdapat di pasir sekitar lautan di pantai ini. Selain itu, mereka juga membeli dua buah kelapa untuk diminum airnya dan dimakan buahnya.

Ketika hari sudah menjelang petang, Veirena dan Eldrik juga dengan senang menikmati pemandangan sunset atau biasa bisa disebut juga dengan pemandangan matahari terbenam berdua dan ditemani oleh beberapa pengunjung lainnya yang juga ingin menikmati pemandangan matahari terbenam tersebut serta beberapa anak-anak yang masih bermain di sana dan ditemani oleh kedua orang tua mereka.

***

Saat di keesokan harinya yaitu di hari Senin, tanggal 14 Mei 20xx, pada jam 9.00 pagi hari. Di sebuah agensi penerjemah yang bernama TraensLitey itu, terlihat teman kerjaku yang beberapa waktu lalu menanyakan kabarku itu sekarang sedang duduk di kursi tempatnya bekerja dengan menatap layar laptopnya itu dan sibuk mengerjakan penerjemahan pada buku pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris.

Di saat itu, aku sedang mengenakan atasan kemeja berwarna biru tua dengan bawahan celana panjang berwarna cream dan menggunakan sepatu pantofel berwarna putih dengan kondisi rambut yang sedang dikuncir kuda itu mulai berjalan memasuki ruangan di dalam kantor itu dan di sana terlihat semua orang masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing lalu aku pun berjalan ke arah tempatku bekerja. Aku pun berdiri di sebelah kanan Relitha dan menaruh tas ranselku yang berwarna cream di atas kursi lalu mengeluarkan laptopku untuk bekerja.

Ketika aku menaruh ponsel dan laptopku itu di atas meja, tiba-tiba Relitha yang saat itu sedang mengenakna kaos berwarna putih dengan luaran kemeja warna abu-abu serta celana panjang hitam dan juga mengenakan sepatu sneakersnya yang berwarna biru tua dengan keadaan rambutnya yang sudah tertata lembut dan bergelombang itu pun menoleh ke arahku dan mulai menyadari ternyata aku sudah sembuh dan mulai masuk kembali untuk kerja.

Ia langsung tersenyum lebar ketika melihatku lalu berkata sambil berdiri, “Nai, kamu udah sembuh”

Aku pun menoleh ke arahnya dan menjawab dengan tersenyum, “Iya tha, maaf banget gak kabarin tapi aku udah izin sama bapak CEO”

Relitha pun berkata kepadaku sambil duduk kembali di kursinya, “Owalah, tidak apa-apa. Ayo duduk aja, tugasmu nih masih banyak”

Aku tersenyum lebar setelah mendengar kata-katanya itu lalu duduk di kursiku kembali dan menyalakan laptopku itu. Setelah beberapa saat, akhirnya laptopku itu pun menyala dan aku mulai mengerjakan terjemahan untuk beberapa halaman dari buku pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris itu.

Relitha pun menoleh ke arahku dan berkata kepadaku dengan tersenyum, “Kamu kalau kebingungan tinggal tanya aku aja ya, aku udah bantu ngerjain beberapa soalnya”

“Oke tha” jawabku sambil menoleh ke arahnya dengan tersenyum.

Tak lama, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku pun mengambil ponselku itu yang ada di sebelah kanan laptopku itu lalu mengangkatnya, ternyata orang yang menghubungiku itu adalah Meirilyn. Aku langsung saja menyapanya, “Halo Mei”

Meirilyn pun menjawabku dengan nada bicaranya yang ceria itu, “Halo juga Nai, nanti di hari kamis ini jam 10 pagi boleh kah kamu ke hotel Mawar Permata? Aku mau traktir kalian nih”

“Oh iya hari ini kamu ulang tahun ya? Selamat ulang tahun ya, semoga panjang umur, sehat selalu dan selalu disayang ortu” kataku kepadanya dengan perasaan yang sangat senang.

Meirilyn tersenyum tipis lalu meminta izin untuk mematikan hubungan teleponnya terlebih dulu dengan nada bicara yang terburu-buru karena sedang sibuk, “Ahh terima kasih banyak ya, aku matiin dulu ya lagi sibuk nih”

Setelah itu, sebelum aku sempat menjawabnya, ia pun langsung mematikan hubungan teleponnya itu.

1
Sinho
sedikit saran, tolong dikurangi kata 'itu' terlalu banyak dan aneh, semangat kak
Alpha Betha
Lanjutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!