21++
sebagian cerita ada adegan panasnya ya.
harap bijak dalam membaca.
bocil skip aja. jangan maksa 😂😂
caera Anaya. rumah tangganya yang berakhir dengan perceraian karna penghiatan suami dan sahabatnya.
rasa sakit yang membuat hatinya membatu akan rasa cinta. tetapi ia bertemu dengan seorang lelaki dan selalu masuk dalam kehidupannya. membuat ia berfikir untuk memanfaatkan lelaki itu untuk membalas sakit hati pada mantan suaminya.
akankah caera dapat membalas sakit hatinya?
yuk ikuti karya pertama ku ya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 02 kau begitu berubah
Caera menghempaskan tubuh di ranjangnya. Hatinya semakin gelisah saja. Sampai larut malam begini suaminya belum pulang juga.
Ponsel Arya juga belum aktif hingga kini. Tadi sore ia sudah mencoba menghubungi kantor tempat Arya bekerja. Tapi mereka memberi informasi Arya sudah keluar dari jam sebelas siang tadi.
Kesal, marah, gelisah, semua bercampur aduk di dadanya. Ingin menangis tapi caera tidak tau apa yang harus di tangisi.
ia menatapi tempat tidur yang kosong di sampingnya. Ia raba tempat yang biasa Arya tiduri untuk melepas lelah.
Dulu Arya selalu bilang tidak bisa tidur jika tidak di sampingnya. Kini perubahan Arya begitu mencolok. Kadang cuek dan malas di ajak bicara. Sering pulang larut malam. Selalu ada alasan ketika caera ingin di manja. Caera hanya menyimpan kesedihan di hatinya. Tak mau menunjukkan jika ia sangat keberatan dengan sikap Arya.
Untunglah Gino masih menurut untuk tidak terlalu menuntut kehadiran Arya bersamanya.
Di mall tadi sore caera membiarkan saja Gino memborong mainan kesukaannya. Agar Gino lupa akan janji papanya.
Sampai Gino kelelahan bermain baru mereka pulang.
Caera menatap jam dinding yang telah menunjukkan pukul sebelas malam.
Detik jam terasa terdengar seperti batu besar yang jatuh menimpa hatinya. Hening. Sangat hening. Sepi ini menggerogoti hati caera.
Membolak balikkan tubuhnya pun tak dapat meredam rasa resah di hati.
Caera mendengar deru mesin mobil di luar. Sontak ia bangkit. Bergegas keluar kamar menuju depan rumah. Arya sudah pulang. Cepat ia menuruni tangga. Tapi ia terpaku di anak tangga paling bawah. Terlihat Arya membuka pintu dengan raut wajah yang berantakan.
Dasi yang di kendurkan dan kancing kemeja yang terbuka. Caera heran ada apa dengan Arya. Tapi ia cepat cepat menyambut Arya.
"Mas, kamu kenapa?"
Arya menatapnya malas. Tercium aroma alkohol dari mulutnya.
"Aku lelah Ra. Bisa kan nanyanya besok saja?"
Arya melangkah melewati caera.
Caera terdiam. Tapi ia mengikuti Arya naik ke lantai atas menuju kamar mereka.
Sejuta pertanyaan sangat ingin keluar dari mulutnya. Tapi caera mengurungkan niatnya itu.
"Mas mau mandi? Biar aku siapin airnya."
Tanyanya sambil membantu membuka jas Arya.
"Tidak usah. Aku lelah mau istirahat."
Arya langsung merebahkan dirinya di atas ranjang.
Caera tertegun menatap suaminya yang makin aneh.
Terlihat Arya sudah mabuk. Ia minum alkohol? Sangat jarang Arya melakukan itu. Bila Arya bersentuhan dengan alkohol pasti ia punya masalah yang tidak dapat ia selesaikan dengan mudah.
Sebentar saja caera sudah mendengar dengkuran halus Arya. Dia tertidur masih dengan pakaian lengkap. Bahkan sepatunya belum di lepas.
Caera menarik nafas panjang. Kenapa jadi begini? Arya ada masalah apa sampai dia tidak dapat menyelesaikannya dan tidak mau bercerita pada caera.
Caera mendekati suaminya dan duduk di sisi ranjang. Ia menatap wajah Arya yang tertidur miring. Terlihat guratan lelah di wajah tampan itu. Ia menyentuh pipi suaminya.
Tak terasa air mata mengalir di pipi caera. Ia sedih. Sekarang rasanya jarak di antara ia dan Arya semakin terbentang luas. Caera mengelus lembut pipi suaminya. Pipi yang dulu selalu tempat bibirnya singgah untuk mengungkapkan rasa sayang.
Arya menggeliat karna merasa terganggu. Caera cepat cepat menarik tangannya. Heh.... kini menyentuh suaminya sendiri pun dia merasa takut. Takut Arya marah karna terganggu. Caera sedapat mungkin menjaga perasaan Arya yang lebih sensitif belakangan ini.
dengan hati- hati ia membuka sepatu Arya. menaruhnya di sisi bawah tempat tidur. kembali ia duduk di sisi suaminya yang telah tidur dengan pulas. ia memandangi wajah Arya lekat-lekat.
"ada apa dengan mu mas"
bisiknya hampir tak terdengar.
mengapa seperti ada dinding yang tak bisa di tembus diantara mereka. terkadang timbul rasa curiga di hatinya. apa mungkin Arya punya cinta lain di luar sana?
tetapi caera selalu membuang rasa curiga itu. Arya selalu berjanji untuk tetap setia walau apapun keadaan caera. vonis susah memiliki keturunan membuat caera selalu merasa lemah. ia tidak dapat membahagiakan Arya seutuhnya. tetapi Arya selalu menguatkan hatinya, berjanji untuk saling melengkapi. tapi kini perlahan semua seakan berubah.
ia Menarik selimut menutupi tubuh Arya. Kemudian ia ikut berbaring di samping Arya.
menerawang jauh menatapi langit langit kamarnya. Dunia ini serasa semakin sesak saja. Arya seperti menciptakan jarak yang tak terlihat. Tapi entah apa alasannya.
Dengan kelelahan hati yang merana, caera memejamkan mata. Tidak ingin berlarut larut dalam kesedihan. Ia ikut tertidur berharap mimpi menggapai bahagia seperti dulu dengan Arya