NovelToon NovelToon
Mardo & Kuntilanaknya

Mardo & Kuntilanaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:388
Nilai: 5
Nama Author: Riva Armis

Mardo, pemuda yang dulu cuma hobi mancing, kini terpaksa 'mancing' makhluk gaib demi pekerjaan baru yang absurd. Kontrak kerjanya bersama Dea, seorang Ratu Kuntilanak Merah yang lebih sering dandan daripada tidur, mewajibkan Mardo untuk berlatih pedang, membaca buku tua, dan bertemu makhluk gaib yang kadang lebih aneh daripada teman-temannya sendiri.

Apa sebenarnya pekerjaan aneh yang membuat Mardo terjun ke dunia gaib penuh risiko ini? Yang pasti, pekerjaan ini mengajarkan Mardo satu hal: setiap pekerjaan harus dijalani dengan sepenuh hati, atau setidaknya dengan sedikit keberanian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riva Armis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24: Es Krim dan Bayangannya

Gue memasangnya kembali ketika keran air berbunyi sendiri. Dea yang baru aja keluar dari kamar mandi menatap gue yang lagi memegang pedang sambil tersenyum. Gue masuk ke dalam rumah, menutup pintu dan mencuci gelas di dapur sambil mengawasi Dea diam-diam. Gue gak menceritakan apa yang baru gue lihat.

"Do, kamu mau ke mana hari ini?"

"Ke kuburan n-nanti sore sama Pak Sulay."

"Aku ikut, ya. Bosan di rumah terus."

"Y-ya siapa juga yang mengurung kamu di rumah. Kalau kamu mau pergi ya pergi aja."

Dea mulai cemberut.

"Pokoknya aku mau ikut!"

Dia menghilang, meninggalkan aroma bunga mawar di seluruh ruangan. Gue mengingat kembali kalimat di sarung pedang gue. 'Jangan percayai dia!' Nah, si dia ini siapa? Siapa yang menulisnya? Apakah Mery? Buat apa!? Kenapa dibikin tersembunyi gitu kalimatnya!? Aduh, kepala gue pusing, kan!

Daripada gue teler sebelum ke kuburan nanti sore, mendingan gue jalan-jalan dulu aja keluar. Gue berencana ke warung Pak Timan. Sejak kejadian kebakaran itu, gue belum ketemu lagi sama dia. Semoga aja dia masih bisa jualan.

Karena cuma berjalan di sekitaran rumah, nggak mungkin, dong gue bawa pedang 1 meter itu. Pedangnya gue tinggal di kamar dan pintu gue kunci. Berjalanlah gue menuju sebuah warung. Ternyata, warungnya yang dulu cukup gede sampai bisa nampung 4 bapak-bapak nonton TV, sekarang cuma jadi gerobak kecil.

Gue sedih banget. Gue merasa kejadian itu adalah salah gue. Gue menyesal banget sampai-sampai gue berbalik badan dan gak berani ketemu Pak Timan yang sekarang gue lihat lagi duduk sambil main HP.

"Do!"

Baru aja gue mau kabur, Pak Timan malah manggil gue!

"Do! Sini, Do!" panggilnya.

Gue berjalan pelan mendekatinya sambil senyum kaku.

"I-iya ada a-apa, Pak?"

Pak Timan menunjukkan layar HP-nya.

"Ini kamu, kan, Do?"

Tampak sebuah video gue lagi menebas Sulay waktu di pemancingan!

"Hah!? Video d-dari m-mana ... ini, Pak!?"

"Dari TikTok, Do. Dari akun viral."

Pak Timan memotret gue sambil tersenyum lebar. Walau cuaca terang, cahaya flash di HP-nya malah nyala. Ada bunyi cekrek-cekrek lagi. Siapa yang merekam video itu, ya? Gue yakin pasti salah satu dari bapak-bapak yang ada di warung itu. Atau malah bisa jadi ibu warungnya sendiri.

"A-apa isi beritanya, Pak?"

"Viral! Pemancing adu jotos!"

"Hah!? Judul apaan, tuh!?"

Gue mengambil alih HP Pak Timan. Mohon maaf kalau tidak sopan. Gue membuka akun yang mengupload video itu. Akun itu emang suka upload video random yang viral tanpa mencantumkan info yang jelas.

Gue baca-bacain komentar orang. Banyak yang kecewa karena gue gak berhasil menebas Sulay. Banyak juga yang bilang itu editan. Bahkan ada yang bilang kalau itu hanya syuting iklan. Orang-orang emang paling jago bikin berita sendiri.

"Dia maling ikan, ya, Do?" tanya Pak Timan dengan wajah polos.

"Bukan, Pak. Palsu, nih beritanya! Jangan percaya, Pak!"

Pak Timan cuma ketawa-ketawa aja.

"Saya pulang dulu, ya, Pak."

"Iya ... iya, Do. Kapan-kapan mampir lagi, ya."

Gue harus telepon Sulay sekarang, nih. Gue yakin dia sudah tahu soal video itu. Namun, sebelum menelepon Sulay, gue mikir bentar. Emang apa hal terburuk yang bisa terjadi kalau video itu viral? Bukannya malah bagus, ya kalau kami jadi terkenal? Telepon gue akhirnya diangkat juga.

"Jangan bilang lo udah sampai kuburan duluan!?" katanya.

"Enggak, Pak. Gue masih di rumah, kok. Lo ada ngelihat video nggak, Pak?"

"Video apaan?"

Eh, buset dia belum tahu!?

"Video viral, Pak. Coba lo cari di TikTok, deh."

"Gue nggak main TikTok. Lo kalau nggak ada yang penting ngapain nelepon gue, sih!?"

Teleponnya dimatiin sama dia. Atau gue biarin dia tahu sendiri aja, ya? Iya juga. Kebetulan, Dea tiba-tiba muncul di samping gue. Dia senyum ke arah gue yang kaget akan kemunculannya.

"Dea! Jangan tiba-tiba muncul gitu, dong! Kaget, tahu!"

"Iya, iya ... maafin."

Di tangannya, dia membawa selembar kertas.

"Kertas apaan, tuh?"

"Ini daftar hantu di kuburan nanti sore. Kamu pasti ketemu mereka. Biar kamu gak kaget, jadinya aku bikin daftarnya buat kamu."

"Emang ada berapa?"

Mata Dea menuju bagian paling bawah kertas.

"Hantu biasa ada 6, penunggu tua ada 4, hantu iseng ada 12, spirit penjaga ada 1."

Gue menelan ludah. Kaget juga kalau sebanyak itu.

"Yang baik, cantik dan gak bikin takut ada berapa?"

Dea mengibaskan rambutnya yang berponi itu. Aroma bunga mawar menusuk hidung gue.

"Aku."

Di atas motor ketika matahari sudah tergelincir turun, gue agak bingung: ngapain Dea ikutan naik!? Kenapa dia harus ikut naik motor? Dia, kan bisa terbang atau menghilang dan semacamnya!? Tapi agak gak tega juga kalau nyuruh dia turun waktu melihat senyumnya dari kaca spion.

"Dea. Kamu, kan bukan manusia, kenapa ada bayangannya di cermin?" tanya gue di atas motor yang melaju pelan.

"Itu dia, Do! Makanya aku senang banget! Aku jadi ada di cermin semenjak kenal kamu!"

Gue memicingkan mata beberapa kali ketika melihat ada sebuah motor menyalip gue. Yang bikin heran adalah si pengendara yang helmnya kayak kepala tupai!

"Lihat, deh! Aneh banget helmnya!"

"Itu kepalanya, Do," sahut Dea santai.

"Hah!? Kok bisa!?"

"Aku, kan udah bilang ... kita itu berbagi kehidupan. Aku jadi mirip manusia, kamu jadi bisa melihat alam gaib dan isinya."

Di pinggir jalan, ada seorang cewek tanpa kepala lagi melambaikan tangannya. Di bawah, di samping kakinya, kepalanya tersenyum lebar ke arah gue!

"Itu apaan!? Anjir! Ngeri banget!"

Dea ketawa dan meletakkan dagunya di bahu gue.

"Seru, ya!"

"Seru apaan!? Kamu, sih enak. Lha aku?"

"Eh, Do! Asal kamu tahu, ya! Semenjak jadi kayak manusia, aku jadi gak tenang tahu! Aku harus mandi, dandan, bikinin kamu makanan, ribet, tahu!"

"Eh, Dea! Siapa juga yang minta kamu bikinin aku makanan? Terus gak ada juga yang minta kamu dandan. Dasar cewek!"

Dea malah ketawa.

"Iya ... aku, kan cewek."

Mendengar nada suaranya, kenapa gue malah senyum, ya? Di depan gerbang pemakaman, ada tukang sate kambing lagi ngasih makan kucing jalanan. Dea menyenggol lengan kanan gue.

"Kenapa?"

"Mau sate~"

"T-tapi ... aku gak punya duit. Nanti, ya."

Dea cuma tersenyum.

"Iya, deh. Nanti aja."

Sulay lagi ada di samping gerobak es krim sambil main HP. Kali ini dia datang lebih dulu. Kami berjalan menghampirinya. Mukanya keliatan kaget banget waktu melihat Dea di samping gue.

"Ngapain lo ngajak dia!? Aduh!"

Tukang es krim bingung melihat kami.

"Do ... mau es krim," kata Dea.

Gue berbisik pada Dea.

"Maaf, ya ... aku, kan udah bilang aku gak punya duit. Nanti aja, ya."

Sulay menepuk dahinya. Tukang es krim menatap gue sambil senyum-senyum.

"Mas ... gak boleh gitu sama ceweknya ... sebagai laki-laki ... walau gak punya duit, kita harus bisa ngasih yang dia mau ...."

Gue, Dea dan Sulay berpandangan dengan bola mata lebar.

"Akang ... b-bisa lihat dia!?" tanya gue.

Dia menyerahkan sepotong es krim berwarna merah muda pada Dea. Dea menerimanya dan menatap gue dengan mulut sedikit terbuka.

"Mana ada, sih ... bola mata yang gak bisa melihat cewek secantik ini. Gratis ... dari Kang Terek," kata penjual es krim itu.

Dea bersorak gembira lalu memeluk gue tiba-tiba. Gue gak tahu gue harus ikutan senang atau gimana, yang penting gue ikutan bersorak aja. Sementara itu, Sulay malah menepuk-nepuk dahinya. Pusing.

1
Affan Ghaffar Ahmad
gass lanjut bang
Riva Armis: Tengkyu support nya Bang
total 1 replies
Ryoma Echizen
Gak kebayang gimana lanjutannya!
Riva Armis: tengkyu udah mampir ya
total 1 replies
art_zahi
Gak sabar pengin baca kelanjutan karya mu, thor!
Riva Armis: tengkyu udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!