NovelToon NovelToon
Laila

Laila

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:23.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun Laila sudah harus menjadi janda dengan dua orang anak perempuan. Salah satu dari anak perempuan itu memiliki kekurangan (Kalau kata orang kampung mah kurang se-ons).

Bagaimana hidup berat yang harus dijalani Laila dengan status janda dan anak perempuan yang kurang se-ons itu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Tiba tepat di tempat tujuan, Salwa menjadi orang pertama yang akan ditemui psikolog. Dr. Damar Yanuar.

"Saya jadi deg-degan" Laila memegangi dadanya.

"Kenapa?." Arman menoleh.

"Saya takut ditanya yang aneh-aneh." Laila jujur bahkan matanya sudah berkaca-kaca.

"Salwa yang mau konsultasi kamu yang takutnya." Ledek Arman sembari tersenyum.

"Hmmm" Laila mengangguk lantas mengusap air matanya yang tiba-tiba menetas.

Arman mengeluarkan saputangan putih lalu diserahkan pada Laila. "Simpan ini karena kamu akan selalu membutuhkannya."

Air matanya kembali menetes dan saputangan dari Arman segera menghapusnya

Nama Salwa dipanggil dan mereka berdua, Laila dan Salwa masuk. Meninggalkan Arman dan Halwa di ruang tunggu.

Laki-laki bertubuh tegap, tinggi, berkacamata, berkumis tipis, dihiasi bulu putih pada pinggiran kepalanya menatap lekat wajah imut Salwa.

"Perkenalkan nama saya Damar Yanuar."

"Aku Salwa."

Dr. Damar tersenyum.

"Adik Salwa yang mau konsultasi?."

"Aku Kakak, aku anak pertama, Halwa Adik aku."

"Oh, oke. Saya ulangi kalau begitu."

"Kakak Salwa yang mau konsultasi?."

"Iya."

"Coba ceritakan tentang rumah Kakak Salwa?."

Salwa pun mulai bercerita tentang rumah yang sekarang dihuninya bersama Ibu Laila dan Halwa. Akan tetapi Salwa sendiri hidup dalam kenangan kedua orang tuanya yang telah tiada. Ingatan Mama Babanya masih sangat melekat dan tidak akan pernah hilang dari hidupnya.

Saputangan Arman sangat berguna sekali untuk menghapus cepat air matanya tanpa sisa.

"Oke, kita lanjut pada...siapa saja yang ada dan tinggal di dalam rumah itu?."

Kemudian Salwa menyebut nama kedua orang tuanya terlebih dahulu. Lalu Ibu Laila dan Halwa. Yang dilanjutkan menyebut nama Pak Arman, Teh Linda, Teh Yayuk, Mang Dadang dan Mang Iwan.

"Banyak juga ya yang ada di rumah Kakak Salwa."

"Iya banyak."

"Sekarang saya mau mendengar kegiatan Kakak Salwa apa saja kalau di rumah?."

Lagi, memorinya Salwa ada bersama kedua orang tuanya yang berada di paling depan, memang tidak akan tergantikan. Hal kecil dan besar yang pernah mereka lewati bersama yang masih membekas dalam ingatannya. Terutama ingatan dan kedekatannya dengan Babanya yang begitu mendalam. Bisa dikatakan Salwa sangat merindukan sosok itu sampai detik ini.

"Kamu pintar sekali bercerita, Kak."

"Tapi orang-orang di kampung aku selalu bilang kalau aku gila, kurang se-ons."

Dr. Damar tertegun kemudian mendorong kursinya ke belakang. Bangkit berdiri lalu menghampiri Salwa. Jongkok tepat di depan Salwa, mensejajarkan dirinya dengan Salwa.

"Kakak Salwa sehat, tidak seperti yang orang-orang katakan. Kakak Salwa mau 'kan mendengarkan kata-kata Pak Damar."

"Mau" Salwa mengangguk.

"Oke" kemudian Dr. Damar bangkit dan kembali duduk di tempatnya semula.

"Sekarang Pak Damar mau bicara sama Ibu, bisa Kakak Salwa bermain dengan mainan yang ada di sana?." Tunjuk Dr. Damar ke tempat di mana ada beberapa mainan.

"Bisa" Salwa segera meninggalkan Ibunya dan Dr. Damar.

Sekarang giliran Laila yang menceritakan apa yang diketahuinya sejak awal sampai apa yang menimpa Salwa kemarin tanpa ada yang ditutupinya.

Setelah mendengar cerita secara keseluruhan, Dr. Damar pun menyimpulkan.

"Salwa anak yang sangat pintar, tapi hatinya sangat mempengaruhi jadi begitu sensitif untuk hal apapun. Lebih cenderung menggunakan perasaannya ketimbang ilmu pengetahuannya."

"Insya Allah apa yang dialami Salwa tidak terlalu serius. Tidak menimbulkan trauma juga. Hanya saja anak itu memang sangat membutuhkan, merindukan sosok figur seorang Ayah yang dapat memberinya rasa aman dan nyaman."

"Kejiwaannya sangat dipengaruhi suasana hatinya yang berlebihan. Karena sudah tidak ada sosok Ayah yang berperan baik di dalamnya."

"Pengobatannya cukup dengan terapi psikologis saja beberapa bulan."

"Untuk terapi psikologisnya di mulai dari kapan? satu bulan berapa kali terapi?."

"Kesiapannya Ibu Laila kapan? Karena kalau dilihat dari alamat Ibu cukup jauh dari sini."

"Iya, tadi satu jam setengah untuk sampai di sini."

"Lebih cepat maka lebih baik meski tidak terlalu parah apa yang terjadi pada mental Salwa."

"Saya ikut saja, yang terpenting kesembuhan anak saya."

"Oke, kalau begitu saya jadwalkan untuk di minggu pertama ini Selasa dan Sabtu. Satu minggu ada dua kali terapi psikologis yang harus dilakukan Salwa."

"Iya, saya akan sangat menyusahkannya."

"Anda seorang Ibu yang sangat luar biasa." Puji Dr. Damar kali ini menatap Laila cukup lama di balik kacamatanya.

"Hanya seorang Ibu biasa yang akan melakukan yang terbaik untuk putrinya."

Dr. Damar mengangguk-anggukan kepala dengan bibir yang tertarik sempurna.

Ibu Laila dan Salwa sudah keluar. Karena lapar mereka berempat menuju tempat makan yang tidak jauh dari sana.

"Aku mau es krim" tunjuk Halwa.

"Aku juga mau es krim cokelat" ucap Salwa.

"Aku strawberry" Halwa menyebut rasa es krimnya.

Arman pun mengabulkannya, membelikan es krim sesuai rasa yang diinginkan Salwa dan Halwa.

"Kamu mau tidak?." Arman menawari Laila.

"Saya air putih saja."

"Oke."

Mereka berempat pun duduk di paling pojok, selain tempatnya cukup luas, ada area bermainnya yang langsung diserbu Halwa dan Salwa.

"Selasa besok tidak perlu mengantar kami, saya tidak enak kalau harus merepotkan kamu terus." Dari sekarang Laila sudah memperingati Arman.

Arman hanya menatapnya sejenak tapi tidak mengatakan apapun. Laki-laki itu justru mengalihkan topik obrolan.

"Kantin meminta ditambahkan pesanannya, ada kemasan bolu loyang sedang. Untuk puding cup sedang dan besar. Banyak yang mau beli."

"Alhamdulillah, itu sudah rezekinya Salwa. Saya sangat ingin melihat anak itu normal, supaya bisa berbaur dengan anak-anak yang lain."

"Rezeki kalian semua, untungnya ada Teh Linda dan Teh Yayuk yang bisa diandalkan."

"Iya, mereka sangat baik saya. Sama seperti kamu." Laila menatap Arman.

Selesai main kemudian makan dan kini mereka sudah dalam perjalanan pulang.

"Oh iya, puding dan bolu yang semalam kamu minta sudah habis?." Tanya Laila saat mobil sudah di jalan raya.

"Sudah aku kirim untuk Mama."

"Oh gitu."

Arman mengangguk sembari tetap fokus pada kemudi.

Tiba di rumah sudah pukul dua siang, rasanya sangat tidak cukup dengan kata terima kasih saja untuk kebaikan Arman. Tapi apa daya, Laila sendiri tidak memiliki sesuatu yang harus diberikannya pada laki-laki itu. Arman telah memiliki semuanya.

Salwa dan Halwa kembali tidur saat menaruh tubuh lemas dan pusing mereka di atas bale-bale. Laila sendiri merapikan barang bawaannya.

"Alhamdulillah urusan kamu cepat selesai, Laila." Ucap Tah Yayuk sambil menyodorkan amplop putih yang tadi diterimanya dari pelanggan baru.

"Ini apa, Teh?."

"Pembayaran untuk pesanan besok malam, katanya mau hajatan nikahan."

"Alhamdulillah. banyak juga pesannya" setelah melihat rincian pesanannya.

"Alhamdulillah, pesanan selalu saja ada. Tidak pernah sepi. Tadi saja suamiku sama Mang Dadang bawa pesanan tukang ojek pengkolan depan. Kue nagasari sama kue kacamata."

Laila tersenyum, kata syukur tidak pernah lepas dari lisannya.

 Bersambung....

1
Happy Kids
50jt uda pinjol wkwkwk yaaa emg kurang pinter aja si laila
Happy Kids
harta anak yatim piatu masih aja diusik. pasti cm omdo doang soal utang
LISA
Wah udh tamat nih..seneng bgt akhirnya Arman & Laila hidup bahagia & sukses..
Watini Salma
Alhamdulillah akhirnya Arman dan Laila bahagia juga walaupun penuh perjuangan
Watini Salma
Alhamdulillah menikah juga akhirnya, gercep juga Arman
LISA
Akhirnya setelah sekian lama menunggu Laila & Arman menikah juga..bahagia selalu y untuk Laila & Arman..
Wanita Aries
Semoga bahagia laila bersama arman
LISA
😊 ayo gercep Arman
Watini Salma
wes gek ndang digas, kesuwen /Joyful/
Watini Salma
Alhamdulillah akhirnya up juga
ayo Arman gercep nanti Laila dilamar orang lain
LISA: Ya Kak setuju bgt..ayo Arman segera lamar Laila 😊
total 1 replies
Wanita Aries
Wahh arman harus gercep ini sblm menyesal
Sulfia Nuriawati
kok dah lama y blm up knp?¿???
Haerul Ramadhan
kpn thor up nya.aq sudah menanti thor
Watini Salma
kok belum up ya?!!!
ditunggu Kaka othor up nya
Wanita Aries
Kasian arman harus menekan perasaan krna keegoisan inggit. Gila tu inggit pdhl udah mati jg
Wanita Aries
Kasian kehidupan laila penuh org iri serakah
Wanita Aries
Mampir ka,, cerita bagus
Lita
mau meninggal aja msh egois....
LISA
Ya nih kan Arman skrg bertemu dgn Laila krn urusan pekerjaan..moga aj mereka bisa deket lg
Watini Salma
kasihan Arman dan Laila padahal saling cinta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!