Awal mulanya gadis desa datang ke kota untuk bekerja, siapa sangka dia akan berminat melanjutkan pendidikan di kampus islami karena sering ikut dengan kedua sepupu kembarnya ke kampus, bahkan dikira dia mahasiswi pindahan dari luar kota padahal baru tamat SMK di desa. Cinta gadis tersebut harus Pupus karena cintanya harus terpatahkan oleh takdirnya.
Penasaran dengan kisah Cita dan Cinta dari gadis desa tersebut? ayuks simak ceritanya hanya di noveltoon, jangan lupa like, kritik dan sarannya readers kuuuuu ◇◇♡♡♡◇◇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IYP 1
_ happy reading _
"Kak Dirman mau kemana?" tanya Ihsan, juniornya di organisasi kampus. Ihsan berusaha mengejar kak Dirman tersebut dengan cepat.
"Ada apa Ihsan? Saya mau pulang ini, mau tidur." jawabnya ketus. Dia sempatkan untuk berhenti menatap sang junior. "Berani-beraninya dia menghentikan langkahku." gerutu Dirman dalam hati.
"Maaf senior, saya mau menyampaikan pesan teman saya atas nama Nurul. Dia sedang sakit, jika kak Dirman sempat, luangkan waktu untuk menjenguknya." ucap Ihsan lembut sambil menunduk.
"Ada lagi?" tanyanya sebelum berbalik. Dia terkenal senior yang tegas, bukan hanya di organisasinya tetapi juga di kampus dalam kelas.
"Siap, tidak ada kak. Silahkan jika ingin segera beristirahat." ucap Ihsan lagi. Dirman menatap Ihsan sekilas lalu dia berbalik meninggalkan Ihsan menuju kos-kosannya bernama Ades.
Kos Ades dari kampus Negeri tersebut cukup dekat, kampus tersebut sangat terkenal kampus Negeri yang Islami di Kota P. Dirman adalah mahasiswa semester tujuh yang sedang sibuk melakukan praktek mengajar di lapangan.
"Kenapa lagi si manja itu." gumamnya pelan saat diperjalanan menuju kosnya. Dirman selalu memanggil Nurul si Manja lesung pipi ~ nama kesayangannya.
Nama lengkapnya Nurul Latifah, dia merupakan mahasiswi baru di Jurusan Pendidikan Agama Islam di Kota P. Masih semester satu tapi sudah berani pacaran dengan senior garang seperti Dirman.
Setibanya di Kos Ades, Dirman baring di atas kasur kesayangannya. Kosnya di lantai dua untuk laki-laki dan lantai satu untuk perempuan bersama sang pemilik kos.
"Coba telepon gak ya!" gumamnya lagi. Bahkan Dirman tidak sempat mengganti pakaiannya karena khawatir juga ternyata sama Nurul sang kekasih barunya. Dirman mahasiswa Jurusan Matematika, dia terkenal cerdas dengan perhitungan.
"Oh, ada ternyata pesannya masuk. Kenapa dia harus berkabar pada Ihsan, bikin malu saja!" gerutunya sambil membaca pesan Nurul yang bertuliskan si Manja lesung pipi.
"[Hai kak, dimana sekarang sayang? Aku sedang sakit di kos]" pesan dari Nurul kekasihnya yang baru satu bulan. Dirman tersenyum membaca pesan Nurul. Tapi dia tidak berniat membalasnya.
Dirman bangkit untuk mengambil handuk dan mandi. Setelah segar, dia berganti pakaian santai. Kaos putih tanpa kerah yang dipadukan dengan celana jins hitam pendek selutut.
Dengan pakaian santai dan wajah yang segar, dia berniat menemui kekasih di kosnya _ Berkah. Baru keluar kamar sudah ada teman ceweknya datang.
"Mau kemana Bro, wangi amat." ujar Puspa teman organisasinya. "Ciee adakah gebetan ini! Siapa sih yang mampu menaklukkan hatimu?" tanya Puspa seolah tidak percaya dengan perubahan sang teman.
Dirman Fathir, terkenal cowok dingin yang tidak suka wanita. Dia selalu kumpul bersama cowok, bahkan dianggap cowok bencong dan gay ~ penyuka sesama jenis. Tetapi siapa sangka jika Nurul Latifah mampu menaklukkan hatinya.
Dirman hanya tersenyum masam mendengar ucapan temannya. "Dirman, anak-anak mau kumpul di kos Tiara. Ayo kesana! Ada Rahman, Rahmat, dan Yusuf juga." bujuk Puspa lagi.
"Sorry kawan aku gak bisa." jawabnya yakin. Dia melangkah meninggalkan Puspa yang terbengong diabaikan oleh Dirman. Helmi datang menepuk pundak Puspa yang asyik bengong.
"Ayo, biarkan saja dia pergi. Dia sedang jatuh cinta." ucap Helmi pengertian. Dia sejak tadi naik di atas tangga, tapi memang tidak menampakkan diri, tetapi Helmi dapat mendengar ucapan Puspa dan juga Dirman.
"Huft, si dingin jatuh cinta! Ada ya cewek yang suka." omel Puspa menuruni anak tangga bersama Helmi. Helmi tersenyum melihat tingkah sang sahabat. Helmi dan Puspa ke kos Tiara tanpa Dirman.
Dirman melangkahkan kaki menuju kos Berkah untuk menemui Nurul. Sekitar lima menit jalan kaki, akhirnya sampai juga di depan pintu pagar kos tersebut. Setibanya disana nyalinya menciut untuk menemui Nurul.
"Kenapa dag dig dug ini jantung, kayaknya mau lepas deh! Apa aku yang sakit ya!" batinnya, Dirman memegangi dadanya yang berdetak cukup kencang.
"Hai Dirman, ngapain disini?" tanya Nilam teman Jurusannya. Dirman hanya tersenyum canggung ketahuan berada di depan kos cewek. Nurul adalah sepupu dari teman Nilam. Nama sepupu Nurul adalah Mita dan Mila.
Mila dan Mita adalah kembar, sepupu satu kali dari Nurul. Mereka tinggal bertiga di kos Berkah tersebut. Nurul adalah anak perantau dari Provinsi seberang di Sultra. Sedangkan kuliah di Provinsi Sulsel.
"Mau menemui juniorku." jawabnya ketus, dia menampilkan sikap dinginnya kembali. Nilam pun hanya mengangguk sambil tersenyum. Tetapi dia memiliki kecurigaan dengan Dirman.
"Eh, senior yang mana? Anak-anak kos disini saya kenal semua loh!" serunya kemudian. Dia menatap Dirman sesaat sebelum melihat kamar berapa yang Dirman lihat. "Oh jadi kamar nomor lima. Hhhmm." batin Nilam.
"Sudah sana jangan ikut campur." usir Dirman, dia berbalik dan mengambil ponselnya di kantong celananya. Dia berniat menghubungi Nurul ~ kekasihnya.
Nilam berbalik meninggalkan Dirman yang sibuk sendiri, Nilam menemui Mita untuk meminta tugas mengajar di sekolah esok. "Apa yang dicari Dirman sepupu Mita?" batinnya bertanya-tanya.
"Eh, ngapain bengong. Ayo masuk!" ajak Mita memanggil Nilam lembut, menepuk pundaknya sebelah kanan.
"Nggak kok. Sepupu kamu jurusan apa Mit?" tanya Nilam tiba-tiba kepo. Mita menatap Nurul yang sedang berbaring meringkuk menghadap tembok.
"Dia Jurusan Agama. Emang kenapa? Ayo masuk! Ini berkasnya kamu cek dulu." ucap Mita lagi. Nilam pun masuk dan duduk disamping Nurul dan baring membelakanginya. Mereka sibuk dengan urusan mengajar esok hari.
Dirman lanjut menghubungi Nurul tapi hanya melalui pesan singkat. "[Sayang, aku di depan. Keluarlah di ruang tamu]" perintah Dirman menunggu di teras ruang tamu anak kos.
"[Baiklah sayangku]" balas Nurul cepat, dia bangkit ternyata ada kak Mita dan temannya. "Hai kak, tabe ya kak. Aku mau lewat." ujar Nurul melewati belakang Nilam dengan permisi. Dia keluar kamar menuju ruang tamu.
"Hai sayang." sapa Nurul pada Dirman. Nurul duduk di kursi samping Dirman sambil memperbaiki jilbab instan yang dia kenakan. Dirman hanya tersenyum bahagia melihat kekasihnya sudah lebih baik.
"Kata Ihsan kamu sakit?" tanya Dirman to the poin. Dia menatap Nurul yang juga menatapnya, Nurul tidak mampu melihat mata indah Dirman yang dapat menggetarkan hatinya.
"Iya aku sakit sayang, karena keuangan aku yang seharusnya dipakai bayar listrik malah dipakai membeli bahan makanan oleh kak Mila. Kesalku sayang!" adu Nurul pada Dirman kekasihnya.
"Hanya itu kamu sakit?" tanya Dirman meremehkan. "Pantas saja jika ku sebut si Manja lesung pipi." gumamnya dalam hati. Entah dorongan dari mana Dirman memanggil Nurul lesung pipi padahal tidak ada sama sekali lesung pipinya.
"Hhhmm." Nurul menjawab dengan deheman dan anggukan pasti. Dia anak pertama tapi manja, baru jauh dari orang tuanya. Dirman hanya bernafas kasar, dia tidak menyangka ternyata masalah sepele dibesar-besarkan oleh Nurul.
Bagi Nurul itu sungguh besar masalahnya karena memang dia bukan orang kaya, makanya dia harus hemat. Dirman bukan tipe cowok yang suka cewek manja, tapi entah dorongan dari mana dia menyukai Nurul.
...----------------...
Terima Kasih sudah mampir ♥︎♡♥︎
Terima kasih yang sudah berkenan membaca, memberi like, komen, mendukung dengan subscribe, vote, dan bintang limanya, dilengkapi dengan hadiah-hadiahnya.
Sehat selalu yaaa teman-teman, semoga lancar rezekinya. /Pray/ Dukung terus karya Hani.