"mengapa kamu selalu menghindari saya?" Tanya seorang pria tampan dengan tatapan tajam. Seorang gadis cantik terus saja memundurkan langkahnya ketika pria tersebut terus berjalan kearahnya
"Kamu takut kepada saya? Ayara Pricilla Zoya?" Ucap pria tersebut dengan senyum smirknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet Raa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3
"Mika?"
"Iyaa sayang, katanya mau ngerjain tugas kelompok di cafe Samantha"
"Astaga lupa" Ara segera berlari menuju kamar mandi dan bergegas membersihkan diri. Sedangkan Salma kembali menuju ruang tamu
"Maaf ya Mika nungguin Ara lama, dia ketiduran" Salma berjalan menghampiri Mika dan duduk tepat dihadapan Mika
"Ah gapapa kok Tante, lagian Mika juga datengnya lebih cepet kok, soalnya tadi Mika udah chat Ara tapi gak dibales nah Mika emang berfikir kalau Ara ketiduran"
"Yaudah sayang kalau gitu tungguin dulu Ara disini ya, Tante harus siapin makan malam buat Om Dika"
"Iyaa Tante silahkan, maaf ya Mika jadi ganggu Tante"
"Gapapa sayang, Tante tinggal dulu yaa"
"Iyaa Tante" Mika mengangguk dengan terus melihat kearah Salma yang mulai menghilang dibalik pintu dapur
Tak berselang lama Ara pun turun dengan tergesa gesa "Mika maaf ya nungguin lama, Ara tadi ketiduran" ucap Ara dengan penuh rasa bersalah
"Gapapa Ara, lagian temen temen yang lain juga belum pada dateng tuh" Mika menunjukan chat grup dan memperlihatkan beberapa anggota kelompok yang lainnya masih sibuk dengan urusan masing masing
"Yaudah mau berangkat sekarang?"
"Boleh tuh ayo"
"Mah kita berangkat dulu yaa" teriak Ara
"Hati hati sayang, jangan ngebut ya Mika bawa motornya, kalau nanti pulangnya takut biar Papah jemput"
"Iyaa Tante, Mika bawa motornya pelan pelan kok" jawab Mika sopan saat Salma tepat ada dihadapan mereka
"Yaudah kalian cepet berangkat, ntar malah kemaleman"
"Kita berangkat" ucap keduanya kompak dan mulai berjalan keluar rumah
"Kita berapa orang sih Mik lupa lagi?" Tanya Ara
"8 orang gitu, Mika juga kurang tau, coba liat di grup"
Ara mulai membuka ponselnya dan melihat anggota grup "9 orang ini Mik, satu lagi siapa ya, kok Ara gak save nomernya?"
"Hah?"
"Satu lagi ini siapa Mika?" Teriak Ara, karena mereka kini berada diatas motor yang memang mengganggu sedikit pendengaran
"Mika juga gak tau" jawab Mika dengan ikut teriak
"Yaudahlah gapapa nanti kita tanyain aja disana" Ara kembali memasukkan ponselnya kedalam tas
30 menit perjalanan akhirnya mereka sampai ditujuan
"Sorry guys, kita telat" ucap Ara dengan rasa tidak enak
"Gapapa Ra santai aja, kita juga baru sampe kok"
"Oh ya, ini di grup kita ada 9 orang, satu lagi siapa ya?" Tanya Mika
"Itu Ilham, dia gak kebagian kelompok makanya gue ajakin"
"Ohh oke, yaudah kita mulai aja"
Mereka mulai sibuk mengerjakan tugas. Hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam
"Beres juga, gilaa gak nyangka bisa beres sehari, nilai kita bakal gede nih" ucap Ara begitu antusias
"Keren banget kita, kelazzzz" Mika dan Ara saling bertos ria tanpa ada rasa malu karena menjadi pusat perhatian
"Ini nih yang bikin kita manggil kalian duo freak, sebenernya sih asik ya main sama kalian karena gak jaim, tapi sedikit malu maluin"
"Biarin lah malu maluin juga, kita sih gak maksa kalian buat mau temenan sama kita, iyakan Ra?" Mika menyenggol pelan lengan Ara dengan menaik turunkan alisnya
"Hmm benar sekali, jadi gimana mau temenan apa enggak?" Ara menatap satu persatu teman kelompoknya
"Yehh siapa juga yang gak mau, freak gini juga kalian paling pinter dikelas, dan menurut gue sih kalian positif vibes, bener gak temen temen?"
"Gue setuju sama Ilham"
Semua teman kelas Ara dan Mika memang mengakui bahwa keduanya memang pintar, hanya prilaku keduanya saja yang sedikit unik dan berbeda daripada yang lain
"Udah mau jam 11 nih, gue cabut duluan lah ya, nyokap gue nyariin nih"
"Malem Minggu juga, ngapain buru buru amat?" Tanya Mika
"Besok pagi gue harus nganter nyokap ke rumah sepupu, jadi harus tidur cepet"
"Kita kita juga duluan ya masih ada keperluan"
"Yaudahlah kalian semua balik aja, ntar dicariin mamih kalian, dan dimarahin karena pulang telat" ledek Ara
"Yeh dasar bocah" Tian yang merupakan ketua kelas dengan beraninya mengetuk kepala Ara menggunakan sedotan
"Kita seumuran jangan berlagak paling tua ya!" Ketus Ara
"Udah udah jangan mulai deh, Tian ayo buruan gue nebeng"
"Jangan balik malem malem, gak baik buat cewe, kita duluan" Tian menyambar kunci mobilnya dan segera berjalan menyusul yang lain.
Kini di cafe tersebut hanya tersisa beberapa orang termasuk Ara dan Mika
"Eh buset Ra, ini dibayar belom" Mika melihat meja mereka yang sedikit berantakan oleh gelas minuman dan juga beberapa piring cemilan
"Lah iya, pada pergi gitu aja, kayaknya kita ditipu sama mereka biar bayarin"
"Sialan emang" Mika dengan kesal berjalan kearah kasih dan menanyakan berapa jumlah pesanan yang harus dibayar
"Abis duit jajan sebulan, nyebelin banget sih" Mika kembali berjalan menghampiri Ara dengan mulut yang terus berkomat kamit mengeluarkan sumpah serapahnya
"Lo kenapa gak bilang gue hah?!"
"Ara udah bilang kan 2 hari yang lalu kalo bakal ada kerja kelompok"
"Lo belum dapet izin dari gue kenapa berani banget keluar gitu aja. Liat noh jam berapa? Kenapa masih belom balik sih! Lo mikir kagak, Lo tu cewe!"
Mendengar suara yang tidak asing, dengan cepat Mika berjalan menghampiri Ara dan merebut ponsel Ara begitu saja
"Orang tua Ara juga kagak ngelarang dia keluar, lo cuman pacarnya aja kenapa ngerasa lebih berkuasa, dasar manusia gila!"
Tutt...
Tanpa aba-aba Mika menutup telpon begitu saja, dan dengan kesal menyimpan ponsel Ara kedalam tasnya
"Ra please ya, stop untuk terus diatur atur sama Liam, kamu punya kehidupan sendiri, jangan takut untuk memberontak, bahkan orang tua kamu saja mengizinkan, dia cuman pacar, cuman pacar loh Ra, kenapa kamu jadi gini sih, kamu seakan boneka tau gak!"
"Gak tau lah Mik, Ara cape untuk bahas hal ini"
"Udah lah mending pulang aja, nginep dirumah Mika, biar Mika yang izin sama Tante Salma"
Ara hanya diam saja saat Mika menarik tangannya keluar dari cafe. Selama perjalanan pulang, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Ara maupun Mika, keduanya sama sama terhanyut dalam pikiran masing masing
"Ra udah sampe" ucap Mika saat mereka sudah sampai dihalaman rumah, Ara segera turun dan berdiri disamping Mika
"Mi"
"Hmm?"
"Mika"
"Hmm?" Mika hanya bergeming, dan fokus mengeluarkan bukunya dari dalam jok motor
"Mika Elena"
Mika menghentikan aktivitasnya dan berbalik menatap Ara. Dirinya sudah tahu jika Ara memanggil nama lengkapnya, maka ada hal serius yang akan dibicarakan
"Ara mau putus sama Liam"
Mika masih diam tak bergeming dengan mata yang sedikit menyipit mencoba mencerna kata kata Ara
"Mika dengerin Ara gak sih?" Kesal Ara karena sejak tadi dirinya merasa diabaikan