Duke Ethan Maverick mencintai Nyxoria Graciella. Mereka bertunangan dan merencanakan pernikahan, namun suatu masalah telah terjadi, keluarga Nyxoria jatuh miskin hingga membuat rencana pernikahan itu ditangguhkan. Tidak hanya jatuh miskin, mereka mempunyai hutang yang cukup banyak. Nyxoria memutuskan untuk meninggalkan Duke Ethan dan memulai kehidupan baru didesa. Bahkan dia bertemu dengan pria tampan yang baik hati. Pria itu bernama Victor Dallie. Dia mengajari banyak hal pada Nyxoria, hidup dalam kesederhanaan. Cinta tumbuh diantaranya, tapi semuanya berubah ketika Duke Ethan kembali menemui Nyxoria. Menagih janji pernikahan mereka yang tertunda. Nyxoria merendah, dia sadar diri akan statusnya yang hanya rakyat biasa, dia meminta Duke Ethan melupakannya dan mengatakan dia telah menemukan hidup barunya bersama Victor. Perasaan cinta berubah menjadi benci, Duke Ethan mencari segala cara untuk mendapatkan Nyxoria. Bahkan jika wanita itu harus dipajang seperti bunga hiasan sekalipun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 : Pelayan Tidak Tau Diri
Keesokan harinya dikediaman keluarga Graciella.
Nyxoria bangun lebih awal, dia ingin menyiram bunga ditamannya. Beberapa pelayan telah bangun bersiap melayaninya, hanya saja satu dari pelayan itu berbisik akan sesuatu yang mencurigakan. Nyxoria melangkah pelan dan anggun, dia harus mengabaikan semua itu, walaupun dia berhak melakukan sesuatu pada pelayan yang tidak sopan. Dia memilih untuk mendiamkannya saja.
Sekilas matanya melirik ke arah pelayan itu. Dia cukup sadar, pelayan itu dikirim Nyonya Amor untuk melayani keperluannya. Namun bukannya mau melayaninya, dia malah bersikap angkuh dan terkesan berani menghina majikannya. Nyxoria membiarkannya karena merasa pelayan yang dikirim itu pastinya orang yang dipercaya Nyonya Amor, dia tidak mau mencari masalah jika dia mengomentari pelayan yang dipercaya itu dengan hak nya sebagai majikan
"Bunga mekar akan layu juga, begitu juga cinta.. Duke akan menyadari saat bunga yang ia genggam itu, layu ditangannya." bisik pelayan itu, menyadari lirikan mata dari Nyxoria. Dia dipercaya untuk membuatnya lemah semangat. Nyonya Amor memintanya secara pribadi untuk melakukan tugas itu. Nyonya Amor juga yakin, Nyxoria tidak akan membantahnya. Suara cekikikan terdengar tidak sopan.
Nyxoria tidak mampu menahannya lagi, dia berbalik dan menghadap pelayan itu. Menyilangkan kedua tangannya, menatap pelayan yang menghinanya itu dengan tatapan tajam dan juga dingin. "Aku tidak terlalu mengerti tentang apa yang kamu ucapkan tadi, bunga layu? cinta? Itu yang tidak ku mengerti, tapi.. menyebut nama Duke, apa kamu sedang menghina Duke?" tanya Nyxoria.
"Menghina Duke?" pelayan itu mengulang perkataan Nyxoria, bersikap tidak sopan dan berani menatap majikannya.
"Apa menurutmu Duke terlihat menyedihkan saat dia memegang bunga?" tanya Nyxoria, pertanyaan yang menjebak.
"Akan menyedihkan jika bunga itu layu saat berada digenggaman tangannya..tapi, berbeda dengan bunga yang selalu mendapatkan perawatan yang tinggi, ia akan terus mekar dan tumbuh dengan baik dalam genggamannya, itu tidak akan membuatnya terlihat menyedihkan." jawab pelayan itu lagi, menjawab itu dengan penuh percaya diri.
"Berarti kamu mengakui Duke terlihat menyedihkan?" tanya Nyxoria. Suaranya menantang pelayan itu.
"Iya" jawab pelayan itu.
Nyxoria melangkah mendekat dan lebih mendekat pada pelayan itu. Mereka bertatapan. Nyxoria terlihat marah, dia mengepal tangannya dengan erat. "Aku pikir dengan mendiamkanmu, semuanya akan baik baik saja, tapi kali ini.. mendiamkanmu sama saja mencari masalah, kelakuan kamu kali ini tidak bisa ditoleransi lagi, aku akan menggunakan hak ku sebagai majikan. Kamu.. dipecat!" tegas Nyxoria. Baginya itu cukup.
"Apa??" protes pelayan itu. "Apa kau sedang menghina Nyonya Amor? Aku ialah pelayan yang dipercaya untuk melayanimu! Apa ini balasan yang kau beri pada orang yang bermurah hati padamu?" tanya pelayan itu, sikap pelayan itu seolah dia ialah orang yang berkuasa.
"Ternyata bangsawan rendahan memang tidak punya etika yang baik, mereka hanyalah kalangan rendah dan akan tetap begitu selamanya!" ucap pelayan itu. Plakk! Suara tamparan. Nyxoria menampar pelayan dengan sangat keras. "Akh!" pekiknya.
"Beraninya kau!" protes pelayan itu, Plakk!! Nyxoria menamparnya lagi, dia menatap pelayan itu dengan tatapan tajam dan dingin. 'Si-sial, mengapa dia begini? Apa dia tidak takut lagi? Seharusnya dia mendiamkan aku seperti biasanya!' protes pelayan didalam hati.
"Menghina Duke sama saja menghina nyonya Amor dan keluarganya. Jika kamu berani menggunakan namanya, kamu juga harus berani menerima semua konsekuensinya, sekarang kembalilah dan ceritakan apa saja yang terjadi padamu sekarang, aku akan menunggu surat protes dari Nyonya Amor, tapi.. Jika surat itu tidak datang, kamu tau sendirikan, kamu itu.. lebih rendah dari apapun." ucap Nyxoria sinis.
Nyxoria kembali melangkah menuju taman, beberapa pelayan mengikutinya tanpa berkata apapun. Mereka meninggalkan pelayan itu sendiri. Sedangkan pelayan itu terdiam mematung ditempat, menahan rasa malu akibat perbuatannya tadi, matanya jelas tergambar api kemarahan, dia merasa terhina. Pelayan itu marah dan merasa terhina. Dia pun berbalik dan melangkah pergi.
Nyxoria menyiram tanaman bunga dengan senyuman, dia bersenandung kecil didepan bunga. Baginya bunga itu mempunyai aroma khas yang membuatnya tenang. Harum dan juga indah, namun saat ia menyiram bunga bunga, dia melihat ada beberapa bunga yang layu.
Perkataan pelayan terngiang kembali dalam ingatan. "Bunga mekar akan layu juga, begitu juga cinta.. Duke akan menyadari saat bunga yang ia genggam erat itu, layu ditangannya." ucapan pelayan itu sungguh berat dan mengganggunya kali ini. Ditambah lagi, memang benar, bunga yang memiliki perawatan yang baik dan sempurna akan bertahan lama berbanding perawatan biasa seperti yang Nyxoria lakukan.
"Haaa.." Nyxoria menghela nafas berat. Memandang langit yang cerah dengan hati yang gundah. 'Ethan.. Menurutmu, apa bunga sepertiku akan layu juga pada waktu yang tertentu? Apa kita bisa mengatasi hal ini?' tanyanya didalam hati.
Disisi lainnya, Paviliun Duke Ethan Maverick. Setelah selesai membaca dokumen yang dikirim dari wilayah lain, akhirnya dia bisa bersantai dan minum teh, Ethan sedikit mengeluh karena teh yang hangat tadi mulai dingin. Dia bangun dan berjalan menuju dapur. Namun disaat yang sama, Ibu datang membawa teh hangat padanya.
"Ibu.." panggil Ethan.
"Teh hangat untukmu.." ucap Ibu. Mengulurkan teh itu pada Ethan, kemudian dia melangkah masuk ke ruang kerja anaknya itu. "Paviliun menjadi dingin karena sepi, begitu juga dengan teh hangatmu, dingin karena tidak ada yang menyiapkannya lagi.." ucap Ibu.
"Tidak begitu sepi kok, ada bibi Moris yang bekerja disini, hanya saja.. aku yang memintanya untuk tidak datang saat aku berada di paviliun, aku ingin sendiri saat bekerja, ketenanganku hanya kesendirian." ucap Ethan, tenang dan santai.
Dia meminum teh hangat itu dengan pelan. Kemudian tersenyum. "Teh hangat buatan Ibu lebih enak dari teh buatan bibi Moris, terima kasih Ibu." ucapnya tulus, dia meletakkan teh hangat itu kemudian memeluk ibunya dengan manja. "Ibu selalu ada untukku.." ucapnya lagi.
"Tentu, karena kamu anakku.." jawab Ibu.
"Ibu, rencananya aku ingin mengangkat keluarga Nyxoria menjadi bangsawan yang sama dengan kita, aku tak ingin lagi mendengarkan hinaan dari kalangan bangsawan lain, itu membuatku sedikit kesal dan tak mampu untuk mengontrol emosiku, aku benci dengan penghinaan itu." ucap Ethan pelan.
"Apa?" Ibu terkejut.
Ibu melepaskan pelukan itu, berbalik memandangnya dengan tatapan menyidik. "Mengangkat keluarganya? Apa tidak cukup dengan menjadikannya calon mertua bagi seorang Duke? Tidak.. tunggu, apa jangan jangan mereka memintamu untuk melakukan hal itu?" tanya Ibu bertubi tubi.
"Tidak ibu, ini murni kemauanku saja, aku tidak ingin mereka terus dihina." jawab Ethan.
"Cukup! jangan membantu keluarga itu lagi, menikah dengan putrinya saja sudah cukup menguntungkan baginya, Tapi mengangkatnya sebagai bangsawan yang sama? Ibu tidak akan pernah setuju, Ibu akan menentang keras apa yang kamu pikirkan ini!" tegas Ibu.
"Ibu lihat sendirikan, semua bangsawan menghinanya, hanya karena mereka tidak memakai pakaian formal diacara pertunangan anaknya, mereka dihina. Mereka datang.. seolah ini acara undangan makan malam, padahal aku telah meminta ibu mengirim surat pada mereka, setidaknya mereka bisa bersiap siap untuk itu.." ucapnya pelan.
Seketika Ibu terlihat tegang, dia segera mengalihkan arah pembicaraannya "Bagaimana kalau akhir pekan nanti kita pergi ke kota? ayo kita belikan Nyxoria gaun sebagai hadiah pertunangannya, belikan juga beberapa pakaian yang cocok untuk calon mertuamu itu, jadi mereka tidak akan dipandang hina lagi, bagaimana?" tanya Ibu.
"Membelikan hadiah dan pakaian calon mertua ya?" Ethan bergumam, kemudian dia mengerti. "Begitu ya, Ibu ada benarnya juga, baiklah.. ayo kita belikan apa yang mereka butuhkan!" ucap Ethan dengan senyum manisnya.
Ibu mengangguk merespon Ethan.
'Aku harus menutupnya serapat mungkin, mereka tidak akan berani membuka mulut, undangan makan malam ini juga suatu kebaikan dan kemurahan hati dariku, itu tidak boleh disia siakan, mereka saja yang tidak peka dengan situasi, seharusnya mereka bersiap siap saat menerima undanganku, Ini salah mereka, mereka yang ceroboh mereka yang bodoh..' ucapnya didalam hati.
.
.
.
Bersambung!
Oh ya.. jangan lupa mampir dan baca juga
“Pembalasan bibi licik” pengen tahu penilaianmu.. secara aku msh amatir 😬