Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 17. A Confession
Tiga bulan sudah berlalu setelah kejadian di mana Ayana kehilangan calon bayinya karena Zia yang menaruh obat penggugur kandungan yang di campurkan oleh jus yang Ayana minum. Kejadian itu membuat Ayana begitu trauma untuk hamil lagi karena takut kejadian itu terulang lagi, namun jika Ayana tidak hamil lagi maka Ayana akan melanggar peraturan yang ada di perjanjian pernikahan itu.
Namun jika di bayangkan ketika mengalami keguguran membuat Ayana trauma dan membayangkannya saja membuat Ayana ketakutan.
"Ada apa?" tanya Aston yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Tidak apa-apa," jawab Ayana.
"Kamu sudah selesai masa nifas?"
"Iya, aku sudah selesai lama,"
"Kalau begitu ayo kita coba lagi," ucap Aston.
Ayana menatap kearah Aston. "Apa sebaiknya tunggu lima hari lagi?"
"Kenapa?"
"Aku merasa seperti kurang pas jika di lakukan nanti malam," ucap Ayana.
"Baiklah jika itu mau mu akan aku tunggu,"
Aston memakai baju yang sudah Ayana pilihkan untuknya. Ayana memasangkan dasi ke leher Aston. Sebenarnya Aston bisa saja memasang dari namun ia lebih suka jika Ayana yang memakaikan untuknya.
Selesai mengurus Aston bersiap-siap Ayana turun kebawah untuk membuatkan Aston sarapan, namun beberapa langkah lagi turun ke anak tangga ada sebuah suara yang begitu Ayana kenal. Senyum Ayana mengembang ketika mertua dan juga adik iparnya berkunjung ke rumah mereka.
"Menantu kesayangan, Mama." Nyonya Rosvelina memeluk Ayana cukup lama.
Ayana menghirup aroma seorang ibu yang tidak akan Ayana dapatkan lagi saat bundanya meninggal dunia. Namun Ayana hanya bisa mengobati kerinduan itu dengan memeluk tubuh mertuanya yang begitu sayang kepadanya.
"Ini Mama bawakan makanan kesukaan kamu," ucap nyonya Rosvelina.
Aston menggelengkan kepalanya melihat sang Mama yang begitu bahagia bersama dengan menantunya. Mereka berempat pun sarapan bersama dengan diselingi beberapa candaan yang Grizella lontarkan.
...•••...
Aston meminum kopi setelah beberapa pekerjaan telah selesai, ini baru sebagai karena masih banyak pekerjaan yang menumpuk di meja sebelah kiri Aston. Mungkin setelah ini tak lama kemudian Hadwin akan membawakan beberapa berkas baru lagi kepada Aston.
Namun karena kepala Aston sedang pusing Aston memilih untuk menyelesaikan pekerjaan yang cukup ringan yaitu tanda tangan sebuah berkas yang berjumlah tiga puluh yang lumayan banyak.
Ketika sedang menandatangani berkas sebuah ketukan pintu membuat Aston menghentikan pekerjaannya.
"Masuk!" seru Aston.
Aston menunggu siapakah yang berkunjung di kantornya kali ini. Wajah dengan senyum manis menghampiri Aston yang menyambutnya dengan penuh semangat.
"Aku bawakan kamu bekal," ucap Ayana sambil memperlihatkan tas yang berisikan makanan untuk Aston.
"Bagimana kamu tau aku belum makan dari tadi?"
"Insting seorang istri tidak pernah salah, karena aku tau jika kamu tidak membalas pesanku maka kamu sedang sibuk sekali dan kamu akan lupa dengan makan siang mu," ucap Ayana.
Ayana menata beberapa makanan di meja agar Aston segera makan.
"Terlihat enak." Aston mengambil sendok dan mencoba masakan sang istri.
"Jadi selama ini masakanku tidak enak, ya?"
"Tidak, kata siapa masakan mu tidak enak?"
Karena tidak ingin membuat perdebatan terlalu jauh lagi Ayana mengakhiri pertengkaran dengan Aston.
Aston begitu semangat saat makan masakan Ayana yang begitu enak dan nikmat. Untungnya Ayana membawa masakan yang cukup banyak karena tak membutuhkan waktu lama bekal yang Ayana bawa habis tak tersisa.
"Bisakah kamu datang kemarin setiap hari untuk membawakan bekal untukku?" tanya Aston.
Ayana berpikir sejenak. "Baiklah jika itu mau mu maka akan aku turutin." Jawab Ayana yang membuat Aston senang.
Setelah selesai Ayana memutuskan untuk pergi bersama dengan Fany di mana ia sudah meminta ijin Aston untuk membawa Fany.
"Oh, iya nyonya apa anda sudah mendengar kabar dari tuan Aston jika beliau akan pergi ke luar negeri selama seminggu untuk bekerjasama dengan kolega di Amerika?" tanya Fany.
"Belum, dia belum membicarakan itu tadi," jawab Ayana.
"Mungkin karena tuan Aston tidak ingin membuat anda sedih maka dari itu tuan Aston tidak memberi tau anda,"
"Sedih karena apa?"
"Tentang kejadian di mana anda keguguran, tuan Aston pernah berkata dengan Hadwin jika ia tidak bisa meninggalkan anda sendirian karena takut jika terjadi apa-apa dengan anda maka dari itu ketika tuan Aston ada urusan bisnis di Singapura tuan Aston mengajak anda,"
Benarkah Aston mengkhawatirkannya apa hanya sekedar takut jika Ayana mati maka ia tidak akan mendapatkan keturunan. Ayana tidak ingin berekspektasi terlalu tinggi kepada Aston karena Aston memang baik kepada Ayana dari awal pernikahan hingga sekarang, namun itu tidak bisa di kategorikan sebagai rasa cinta.
Setelah puas mengobrol dengan Fany berbagi hal Ayana memutuskan untuk pulang, namun saat hendak berada di depan pintu sebuah wanita membuat Ayana menghentikan langkahnya.
Xaquila Zea
Entah keberanian apa yang membuatnya datang ke kantor Aston dengan berpakaian yang cukup terbuka membuatnya menjadi pusat perhatian para pria maupun wanita. Xaquila menghampiri Ayana yang berdiri tempat di tengah-tengah. Namun bodyguard Ayana mencoba memberi peringatan kepada Xaquila untuk tidak terlalu dekat dengan Ayana.
"Tidak apa-apa, Jake." ucap Ayana.
Tak ingin menimbulkan sebuah gosip yang tidak-tidak Ayana mencoba untuk mencegah Xaquila yang mungkin hendak bertemu dengan Aston.
"Ada apa kamu kemari?" tanya Ayana.
"Aku kemari ingin bertemu dengan Aston."
"Aston? Ada urusan apa kamu ingin bertemu dengannya?"
"Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dengan Aston masalah bisnis,"
Bisnis, kebohongan yang sudah nampak jelas Xaquila lakukan sekarang.
"Baiklah akan aku antar kamu ke ruangan Aston." Niat hati Ayana ingin segera pulang namun urang Ayana lakukan karena melihat Xaquila yang mendadak datang ke kantor Aston.
Fany yang terlihat bingung kenapa Ayana bisa kembali lagi kemarin setelah berkata ingin pulang. Namun yang lebih mengejutkan lagi Fany begitu mengenal siapa wanita yang ada di belakang Ayana, mungkin inilah alasan kenapa Ayana mengurungkan niatnya untuk pulang.
"Aston!" Panggil Ayana.
"Ayan, bukankah kamu ingin pulang tadi? Lalu kenapa kamu kembali lagi? Apa barang kamu tertinggal?" tanya Aston yang menghampiri Ayana.
"Ada yang ingin bertemu denganmu," ucap Ayana.
"Siapa?" tanya Aston.
Xaquila muncul dari balik pintu dengan senyum manis yang ia berikan kepada Aston. Namun berbeda dengan Aston yang begitu muak dengan senyuman yang Xaquila berikan kepadanya.
Aston membawa Ayana kedalam pelukannya yang membuat hati Ayana sedikit lega.
"Ada apa kau kemari?" tanya Aston.
"Aku kemari ingin bekerjasama denganmu," jawab Xaquila.
"Bekerjasama? Itu hanya terjadi di dunia mimpimu saja," ucap Aston.
"Sampai kapanpun aku tidak akan melakukan kerjasama yang berhubungan denganmu," tambah Aston.
"Lagian kenapa mendadak kau menjadi seperti ini? Bukankah selama lima tahun ini kau begitu bahagia dengan kekasih barumu itu? Lalu kenapa kau mendadak kau jadi seperti ini? Apa kamu berpikir ingin kembali lagi bersama ku? Jika itu yang ada di pikiranmu maka aku katakan kepadamu itu tidak akan terjadi karena aku sudah mempunyai istri dan sekarang aku jauh lebih bahagia sekarang," jelas Aston kepada Xaquila karena Aston tau apa maksud kedatangan Xaquila mendadak kemari.
Ayana hanya diam melihat perdebatan antara mereka berdua.
"Jadi silahkan keluar dari ruangan ku, karena kamu tidak di sambut di sini," tambah Aston.
Xaquila pergi meninggalkan ruangan dengan tatapan yang begitu sinis kearah Ayana yang membuat Ayana mengerutkan keningnya.
Setelah kepergian Xaquila dari kantor Aston, mata Aston menatap kearah Ayana yang juga menatapnya.
"Ada apa?" tanya Ayana.
"Jika kamu bertemu dengannya lagi jangan pernah kamu masukkan dia kedalam kantorku,"
"Kenapa?"
"Karena aku tidak ingin ada gosip di mana nantinya akan menimbulkan masalah di antara kita berdua, jika ia di ijinkan sekali untuk masuk maka ia akan berkunjung lagi hingga tujuannya tercapai," jelas Aston.
"Tujuannya ingin merebut mu kembali bukan? Lalu kenapa kamu tidak ingin kembali bersamanya? Bukankah kamu juga sulit melupakannya?"
"Ayana, apa maksud perkataan mu?"
Ayana menatap Aston. "Tujuan mu membuat perjanjian pernikahan hanya untuk mendapatkan anak bukan? Namun jika kamu sudah mendapatkan anak kamu akan kembali bersamanya bukan? Lalu kenapa kamu tidak menikahinya sekarang dan kamu bisa mempunyai keturunan darinya? Kenapa harus aku!" Jerit Ayana yang sudah ia tahan selama ini.
Aston begitu terkejut dengan Ayana hari ini.
"Aku sudah lelah berpura-pura menjadi seperti ini, aku lelah mencintaimu secara diam-diam, aku sudah tidak tahan dengan sikapmu yang begitu baik kepadaku, karena itu membuatku semakin mencintaimu. Memang aku gila mencintaimu secara diam-diam tapi perasaanku tidak bisa terelakkan ketika kamu memperlakukan ku begitu baik. Tapi untuk sekarang aku akan melepaskan mu dan aku akan melupakanmu. Untuk perjanjian pernikahan itu aku ingin membatalkannya. Aku akan melunasi hutang yang aku gunakan saat perawatan mendiang bundaku." Perasaan yang sudah lama Ayana pendam akhirnya keluar dan membuat Ayana begitu lega.
Tidak ada respon dari Aston membuat Ayana bingung dengan situasi sekarang.
"Aku pulang dulu." Ayana pamit untuk pulang namun Aston menarik tangan Ayana.
Cup
Mata Ayana terbuka sempurna ketika bibir mereka saling bertemu. Aston mencium bibir Ayana dengan lembut hingga mendapatkan perlawanan dari Ayana yang membuat Aston tersenyum di sela-sela ciumannya.
Setelah beberapa menit berciuman Aston melepaskan bibir Ayana. "Dasar pria brengsek!" Ayana mendorong tubuh Aston namun di cegah lebih dulu oleh Aston.
"Dengar penjelasan ku jangan kamu potong saat aku menjelaskannya. Mengerti?"
Ayana mengangguk kepalanya bertanda ia mengerti.
"Saat bertemu denganmu di cafe tempat mu bekerja dulu entah kenapa hatiku berkata bahwa kamu wanita yang aku inginkan maka dari itu mulutku langsung mengajakmu menikah seperti orang bodoh namun hatiku sudah tertuju kepadamu maka di saat itu aku selalu berusaha untuk mengajakmu menikah. Di saat aku sudah hampir menyerah untuk mendapatkan mu tuhan membantuku di mana saat itu kamu sedang kesusahan mencari uang untuk operasi bunda mu. Di saat bersamaan aku memang ingin membantumu dan di satu sisi aku harus bisa memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan mu. Ternyata dari kejadian itu akhirnya aku bisa mendapatkan mu."
"Apa kamu ingat saat kita honeymoon di pulau Maldives. Di saat kita pulang karena aku ada urusan pekerjaan dan di saat itu kamu tidak ingin pulang karena masih mau menjelajahi pulau Maldives, akan tetapi aku menyuruhmu untuk tetap tinggal di sini dan menyuruh Grizella yang akan menemanimu liburan tapi dengan mantap kamu menjawab Tidak jika tidak denganmu. Apa kamu tau perkataan sederhana mu itu membuatku bahagia yang tidak pernah aku dapatkan selama aku bersama dengan Xaquila. Karena saat aku mengajaknya liburan dan aku mendadak ada urusan pekerjaan ia lebih memilih untuk liburan sendiri tanpa adanya aku. Aku tidak ada niatan untuk membanding-bandingkan mu dengannya namun itulah yang aku rasakan."
"Walaupun kita menikah kontrak tapi kamu melayaniku layaknya sepasang suami istri yang sesungguhnya. Ayana, kamu wanita yang selama ini aku cari-cari di mana tidak aku dapatkan dari Xaquila. Jika kamu berkata aku mencintai ku secara diam-diam itu salah karena saat kamu berkata tidak jika tidak denganmu, aku sudah mencintai mu dan asal kamu tau kontrak yang aku buat sudah aku hancurkan dan aku masih mempunyai bukti kontrak pernikahan yang sudah aku hancurkan itu. Maka dari itu aku selalu siap siaga untuk melindungi mu dari bahaya yang akan mengancam keluarga ku. Saat aku sudah menyiapkan bodyguard dan kamu tidak membutuhkannya aku begitu marah karena aku takut hal yang tidak diinginkan terjadi kepadamu."
"Mendengar kamu hamil membuatku semakin jatuh cinta dan aku berjanji aku akan menjaga kalian dengan baik dan apapun yang terjadi prioritas utama ku adalah kamu. Namun saat mengetahui kamu keguguran dan itu ulah keluarga ku sendiri, aku marah pada diriku sendiri karena gagal menjaga calon bayi kita. Mungkin memang aku begitu menginginkan seorang anak karena di saat itu aku akan mengungkapkan bahwa aku mencintaimu namun itu jauh dari perkiraan ku dan sekarang aku sudah mengungkapkannya."
"Aku, Aston Max Matthew telah jatuh cinta kepadamu yaitu Ayana Yovanka Matthew yang sudah sah menjadi istriku dan sudah menjadi milikku." Aston mencium bibir Ayana lagi namun sekarang hanya di tempelkan saja tidak seperti tadi.
Ayana terdiam seribu bahasa saat Aston berhasil membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi. Jadi selama ini Ayana tidak jatuh cinta sendiri karena Aston lah yang lebih dulu mencintainya.
Aston berjalan ke mejanya dan ia kembali dengan membawa sebuah kotak berukuran sedang.
"Ini adalah kotak yang berisikan perjanjian pernikahan yang sudah aku hancurkan."
Ayana membukanya dan bener ucapan Aston di mana ini adalah kertas kontrak pernikahan mereka yang sudah hancur terlihat dari tanda tangan milik Ayana yang sedikit terlihat.
Hati Ayana begitu bahagia saat Aston membuktikan bahwa ucapannya benar adanya. Ayana memeluk tubuh Aston yang di balas oleh Aston tak kalah eratnya.