Menceritakan tentang hubungan percintaan yang rumit antara dua insan yang terjebak dalam zona persahabatan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nsti Nsti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02
HAPPY READING 🥰🥰🥰
,
,
Disisi lain di sebuah apartemen mewah Nampak seorang wanita yang terlihat berantakan dengan memeluk kedua lututnya di dalam kamar mandi dengan ratapan dan isakan tangis yang sangat pilu.
Bekas memar yang ada di wajah terlihat jelas
"Ayah ibu Ardila sudah tidak sanggup lagi,,
hiks hiks hiks,,"
Isakan Ardila yang meratapi nasibnya
Suara isakan terdengar jelas hingga di luar kamar mandi membuat seorang pria yang baru masuk kedalam ruangan apartemen mendengar isakan Ardila Dan berjalan sempoyongan persis seperti orang yang mabuk berat ke arah kamar mandi
CEKLEK
(suara pintu kamar mandi terbuka)
Pria tersebut memperhatikan Ardila yang terlihat menyedihkan dalam duduknya nya.
Sedang kan Ardila yang melihat kedatangan pria tersebut nampak ketakutan dan berusaha berdiri dari duduknya
"Berisik,,!!!!!!!"
Bentak pria tersebut dengan memukul pintu kamar mandi
Ardila semakin ketakutan dengan menghapus kasar air matanya dan memeluk tubuhnya sendiri.
Seakan terlihat trauma dengan pria yang ada di depannya sendiri
"Maafkan aku Abdul,,"
Ucap Ardila dengan tubuh bergetar menahan tangis
Abdul tidak berbicara dengan menarik paksa Ardila keluar dari kamar mandi dan menyeret nya lalu melempar paksa Ardila di samping tempat tidur
"Tidak Abdul,, aku sungguh minta maaf,, maaf kan aku,,!!!"
Tangis Ardila yang penuh ketakutan sembari menarik tubuh hingga mentok di bawah tempat tidur
"Aishhhh kenapa kau harus merusak hidup ku Ardilaa,,!!!!"
Teriak pria tersebut dengan mengacak-ngacak rambutnya nya dengan expresi seperti orang yang prustasi dengan tubuh sempoyongan kas orang mabuk .
"Kau wanita pembawa sial dalam hidupku,, karena mu aku harus hidup bagaikan burung dalam sangkar tidak bisa terbang bebas kemana pun aku mau,,!!!"
Sambung Abdul sembari berjongkok di depan Ardila
Tubuh Ardila Semakin bergetar hebat menahan rasa takut pada pria yang sudah ada di depannya.
Abdul semakin terlihat depresi dengan memegang dagu Ardila dan mengangkat Nya membuat Ardila menatap mata Abdul dengan air mata yang terus mengalir.
"Kalau bukan karena perjodohan gila itu,, aku tidak Sudi menikahi wanita yang tidak berguna sepertimu,, kau bagaikan pembawa sial dalam hidupku,, dan kau tentu tahu aku sudah memiliki kekasih yang tidak akan pernah aku lepas kan hanya karena sudah menikah Dengan mu,,!!!!"
Tekan Abdul dengan penuh amarah
"Iya aku tahu Abdul,, aku berjanji akan menutup semua rahasia mu ini,, dan kamu tenang saja,, aku tidak akan memberi tahukan ini semua pada mommy dan Daddy mu terlebih nya lagi Zean adik mu,,aku Mohon kamu tenang lah kamu boleh menganggap ku tidak ada dan menganggap pernikahan kita ini hanya formulir yang tidak ada artinya,,".
Tangis Ardila sembari menyusun kedua telapak tangan nya seakan memohon pada pria yang ada depannya.
"Aku mohon Abdul jangan pukul aku lagi,, aku berjanji padamu,, meski kau sering membawa kekasih mu kesini dan bermesraan tepat di depan mata ku,, aku akan tetap terima dan berpura-pura tidak melihat Nya,,hiks hiks"
Sambung Ardila yang terus merasa ketakutan
"Apa kau yakin dengan janji mu ini,, bahkan jika aku bercinta dengan kekasih ku tepat di depan matamu,, apakau sungguh akan tetap berpura-pura tidak melihatnya,,"
Senyum evil Abdul dengan mengelus rambut Ardila
Ardila hanya diam dengan Isakan yang keluar dari mulutnya
"Jawab aku wanita sialan,,!!!!!!"
Bentak Abdul dengan menarik paksa rambut Ardila ke arah belakang hingga membuat Ardila meringis menahan sakit
"Aaaa ssttt lepas'kan Abdul,, aku Mohon lepaskan aku hiks hiks,,"
Tangis Ardila dengan Menahan tangan Abdul dia atas kepalanya
"Berjanji lah kau akan terus menutup rapat-rapat mulut mu itu,, atau aku akan benar-benar melenyapkan mu sialan,,!!!!"
Ancam Abdul dengan penuh penekanan tanpa menghentikan aksinya
"Hiks hiks ya aku berjanji padamu,,,aku tidak akan memberi tahu siapapun Atas ini semua,,,
Seharusnya kau berpikir Abdul kepada siapa lagi aku akan berbagi cerita,, sedangkan ayah dan ibu sudah pergi meninggalkan aku,, dan teman-teman aku pun sudah tidak ada lagi karena kau sudah menghancurkan handphone ku hingga aku tidak bisa lagi menghubungi mereka,,"
Tangis Ardila menahan sakit
"Iya karena itu hukuman untuk wanita bodoh seperti mu,, karena kau sudah menerima perjodohan toxic ini,,!!!"
Teriak Abdul yang semakin menjadi-jadi
"Itu karena aku merasa berhutang Budi pada Daddy mu,, karena sudah menanggung semua pengobatan ayah ku semasa dia kritis,, sebenarnya aku juga tidak mau Abdul tapi aku terpaksa karena itu permintaan terakhir dari ayah ku,, hiks hiks hiks,,"
Tangis Ardila yang terus berusaha menahan tangan Abdul
"Itu karena kau bodoh miskin dan tidak berguna,, kau tidak lebih dari seorang wanita murahan yang mau di pertaruhkan demi uang,,"
Senyum sinis Abdul membuat Ardila terdiam dan menurunkan tangan nya untuk menahan tangan Abdul dari Atas kepala nya
"Hiks hiks iya kau benar Abdul aku mungkin tidak Lebih dari wanita murahan seperti yang bilang,, tapi kau juga harus tahu semiskin dan serendah nya aku,, aku masih punya harga diri,,!!"
Ucap Ardila dengan nada bergetar yang berusaha tegar dengan tatapan tajam menatap mata Abdul
"Apa kau sedang menantang ku,, dasar wanita bodoh tidak berguna dan pelacur murahan,, aku sangat membenci mu,,!!!!"
Teriak Abdul yang semakin gelap mata penuh amarah
PLAKK
PLAKK
PLAKK
(beberapa tamparan mendarat di wajah Ardila)
Ardila hanya diam tanpa perlawanan sembari mengelus pipi nya yang Sudah mengeluarkan darah dari sudut bibirnya.
Ardila terus menatap Abdul seakan sudah kebal terhadap Pukulan Abdul
Abdul kembali berdiri namun tubuh nya tiba-tiba roboh dan terjatuh diatas lantai Ardila yang sudah di perlakukan kasar seperti itu tetap merasa tidak tega melihat Abdul yang tidak sadar kan diri diatas lantai.
Ardila berdiri dengan menghapus kasar air matanya dan bersusah payah membantu Abdul untuk berbaring di atas kasur.
Ardila membantu membuka sepatu Abdul dan menyelimuti Abdul dengan selimut Kemudian memperhatikan Abdul yang sudah tidak sadarkan diri di atas kasur
"Maafkan aku Abdul,, aku tahu kau jauh lebih tersiksa karena perjodohan ini, tapi aku akan Terus bertahan demi menghormati Daddy dan mommy mu,, kamu tenanglah Abdul aku tidak akan bercerita pada siapapun tentang kondisi rumah tangga kita,, aku tahu kau sebenarnya adalah pria yang baik,, hanya saja keadaan lah yang membuat mu menjadi kasar begini,,"
Ardila meninggalkan Abdul yang sudah terlelap di atas kasur dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di sepanjang mandi Ardila terus memperhatikan tubuhnya melalui cermin kamar mandi yang penuh memar dan bekas cambukkan dan ada bekas luka jahitan di bagian punggung nya.
Ardila mengusap bekas luka dengan tatapan penuh kesedihan dan menatap nanar dirinya yang terlihat sangat menyedihkan.
Setelah menyelesaikan aktivitas mandi kini Ardila sudah terlihat rapi dan berusaha tersenyum di depan meja rias dan tak lupa dia menutup rapat-rapat bekas memar di bagian wajah nya dengan riasan hingga tidak terlihat sedikit pun.
Sebelum berangkat Ardila menulis surat dan di letakan nya di meja sisi samping ranjang.
Abdul:
"Ketika kau membaca surat ini berarti kau sudah bangun dari tidurmu,, kamu tidak perlu merasa bersalah karena ini juga kesalah ku,, lupakan semua yang sudah terjadi dan tetap lah menjadi Abdul yang di kenal baik oleh penggemar mu,, kau boleh melakukan apapun yang kamu inginkan termasuk berhubungan dengan kekasih mu dan menganggap aku tidak ada,, sudah lupakan semua yang sudah terjadi dan aku lagi dan lagi akan memaafkan sikap mu,, maaf aku tidak menemanimu sampai kau bangun karena aku harus ke sekolah untuk mengajar seperti biasa,, Kalau kau sudah selesai membaca surat ini lebih baik kau makan dan mengisi perut mu karena aku sudah menyiapkannya di atas meja makan,,"
Ardila Edelweis ,
Bagaimana tanggapan kalian tentang cerita baru ku ini?