" aku takut untuk kembali patah setelah jatuh hati " ---
Ziva gadis cantik yang batal menikah karena suatu hal yang tak jelas. Lelaki yang ia percaya itu pergi meninggakkan dirinya sebelum hari pernikahan mereka dilangsungkan. menghancurkan segala mimpi setelah sekian lama di bangun bersama. Segala kesakitan itu membuat ziva sulit untuk kembali menjalin hubungan yang baru . Hingga kehadiran seorang lelaki aneh yang memberi warna baru dalam hidupnya. Namun banyak rahasia yang tersembunyi di balik kemunculannya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Riski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
"Please Biel , aku cinta banget sama kamu" perlakuan Tasya membuat lelaki itu cukup gerah . Ia berusaha menjauhkan tubuh Tasya darinya.
Dari jarak yang tak begitu jauh , Ziva melotot ketika Tasya begitu berani menyentuh bahkan memeluk Gabriel di depan umum pula .
" Ngapain sih tu cewek .. " kesalnya dalam hati.
" Ihh.. " Ia menghentakkan kaki kanannya ke tanah .
" Ziv , kenapa ? " Tanya Sam, ia mengikuti arah pandang ziva.
" Lo Cemburu? "
" Hah enggalah , dia cuma cowok aneh yang muncul dalam hidup gue " elaknya membereskan barang barangnya. Sebenarnya ia tengah membohongi dirinya sendiri , karena saat ini ia merasa begitu kesal dengan dua orang yang tengah saling memeluk itu .
" Yaudah gue duluan ya , ada job lagi soalnya " ucap Sam , ziva mengangguk pelan . Lelaki itu langsung meninggalkan ziva .
Kini ziva berjalan mendekati Gabriel yang baru saja melepaskan pelukan Tasya . sedangkan mahalini sudah pamit terlebih dahulu karena ia harus mengurus acara pernikahan nya dengan nuca .
" Gue mau pulang " ketusnya melewati Gabriel dan Tasya .
Lelaki itu beranjak menarik lengan ziva.
" Gue anter, gue tahu Lo kesini sama linka kan? " Ia membawa koper milik ziva .
" Gabriel, aku gimana? " Tanya Tasya
" Sya , kamu kan bawa mobil . "
" Hem ia deh , hati hati ya " pasrah Tasya , ia langsung mendahului keduanya . Wanita itu terlihat cemburu dengan Ziva hal yang juga di rasakannya.
" Lo kenapa diem?" Tanya Gabriel melihat ziva hanya memainkan handphonenya selama dalam mobil. Wanita itu tak berniat membuka radio atau melihat kearah jendela sedikit pun . Ia sedang tidak ingin banyak bergerak .
" Gpp.. " ucapnya datar.
" Gue tahu di balik kata gpp itu ada hal yang Lo sembunyiin "
" Gk tahu , hati gue sakit.. " lirihnya , ia meneteskan air mata.
" Tapi gue gak tahu kenapa .. " ucapnya lagi.
Gabriel tak merespon apa apa , lelaki itu memutar mobilnya kearah yang berbeda .
" Loh ini mau kemana ? " Tanya ziva saat gabriel tidak menuju jalan pulang ke butik nya.
" Kita mampir ke suatu tempat dulu ya.. " ucap Gabriel lembut , ziva yang mendengarnya langsung luluh . Ia mengangguk pelan . Wanita itu menyandarkan kepalanya pada kursi mobil , ia menarik nafas dalam . Memejamkan matanya , entah mengapa butiran air mata ziva sudah membasahi kedua pipinya .
Lelaki itu berjalan mendekati wanita yang tengah berdiri menatap kearah danau , ia tersenyum senang ketika berhasil menemukan kekasihnya.
Mengatur nafasnya yang sejak tadi tidak stabil karena ia memaksakan diri berlari dengan cepat.
" Aku tahu kamu pasti disini "
Ia langsung memeluk wanita itu dari belakang , yang di peluk hanya menoleh sejenak lalu menatap lurus ke depan.
" Setiap kali aku ngerasa sedih, sakit hati , cemburu bahkan kecewa sama kamu tempat ini selalu menenangkan aku." Wanita itu menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya secara perlahan . Ia mengatur emosinya dengan baik .
" Jadi udah gak marah nih ? " Lelaki itu membalikkan badan wanitanya , memegang pundak itu lalu menatap kedua bola mata yang sendu.
" Kamu curang ! " Wanita itu mengerucutkan bibirnya . Kening lelaki itu terlihat mengkerut , ia tak mengerti dengan pernyataan kekasihnya.
" Kamu tahu aku gak bisa marah lama lama sama kamu " ia langsung memeluk lelaki itu erat . Lelaki itu hanya terkekeh mendengar ungkapan dari wanitanya . Ia mengusap rambut panjangnya , membawanya pada pelukan ternyaman .
" Jangan buat aku cemburu please , hati aku sakit banget . Gak tahu kenapa sesakit itu .. " lirihnya . Ia memainkan kancing kemeja lelaki itu , menyentuh dengan telunjuknya , ia seperti sedang memohon seperti anak kecil.
" Maafin aku ya sayang , aku janji akan selalu menjaga perasaan kamu " mengecup hangat keningnya .
Ziva mendengus kesal saat Gabriel tidak memperdulikannya , lelaki itu terus saja diam menghadap ke arah danau . Sesekali memperlihatkan sebuah senyuman , ziva merasa lelaki ini benar benar sudah gila .
" Lo kesini mau menghibur gue atau diri Lo sendiri sih? " Sebal ziva , membuat lelaki itu sontak menoleh . Ia sedikit heran dengan tatapan tajam ziva yang cukup mencekam . Wanita itu tampak sangat kesal dengannya.
" Kenapa , kenapa? "
" Jadi dari tadi gue cerita panjang lebar kaya jalan tol , elo gak nyimak sedikitpun. Emang ngeselin banget sih jadi cowok.. " ziva beranjak dari duduknya.
" Hey, maaf " membawa ziva kembali duduk . Wanita itu menurutinya , ia menghembuskan nafas kasar .
" Lo mikirin apa sih? " Tanya ziva
" Seseorang.. " kembali menatap kearah danau . Ia terlihat tenang memandangnya .
" siapa sih cewek yang bikin Lo gak bisa move on? Seistimewa apa dia , sampe Tasya aja kalah sama tu cewek " ceplos ziva membuat Gabriel melotot kearah nya.
" Lo gak kenal dia , perempuan luar biasa di mata gue. Gak ada perempuan yang bisa gantiin dia di sini " menunjuk dadanya.
" Tes "
Satu bulir air mata membasahi pipi ziva dengan cepat wanita itu menghadap kesamping untuk menghapus air matanya.
" Lo kenapa ? " Tanya gabriel melihat ziva tak ingin menghadap kearahnya.
" Maaf ya kalau tadi ucapan gue lancang " ucap ziva menunduk , Gabriel mengangkat dagunya dan tersenyum .
" Kenapa harus nangis " mengusap air mata ziva , ia mengacak rambut wanita itu pelan .
" Udah lupain , sekarang coba Lo lihat ke arah tengah danau itu " memandang kedepan
" Kenapa emang ? " tanya ziva , namun tetap mengikuti arah Gabriel.
" Gue selalu menemukan kedamaian saat melihat titik tengah itu " ucap Gabriel tersenyum tipis.
"Ternyata Lo asik ya , gak seaneh yang gue pikir " kekehnya memandang kearah Gabriel.
" Lo perlu mengenal gue lebih dalam "
Ziva memandang kearah gabriel cukup lama . Entah mengapa rasanya tenang sekali berada di dekat lelaki ini . Ia selalu merasa ada sesuatu yang begitu membahagiakan dirinya. Namun ia tidak mengingat apapun , semua terlihat samar samar di ingatannya.
" Lo jadi tunangan sama Tasya ? "
" Mungkin.. "
" Kenapa mungkin? "
" Gue masih nunggu Lo.. "
" Kenapa ? "
Gabriel memegang tangan wanita itu , ia menatap mata indah itu.
" Gue suka sama Lo.. " ucapnya , ziva terdiam lama. Ia cukup gugup dengan tingkah lelaki ini. Namun mereka belum lama mengenal , belum lagi kesan pertama bertemu tidaklah baik baginya.
" Gue gak percaya secepat itu Lo suka sama seseorang "
" Kenapa Lo bisa bilang gitu ? "
" Tasya yang lebih lama bareng sama elo aja masih Lo tolak , gue yakin dalam diri Lo masih ada bayang masalalu Lo yang hadir sampai sekarang " ziva membuang pandangannya , ia bangkit dari tempat tersebut.
" Please kasih gue kesempatan .." ia menggenggam kedua tangan ziva .
" Kenapa Lo milih gue ? Bahkan Tasya lebih layak buat Lo "
" Karena yang gue liat cuma Lo " ucapnya.
" Gue gak percaya.. "
" Makanya kasih gue kepercayaan itu " memegang pipi ziva dengan kedua tangannya.
" Kalau masalalu Lo ternyata hadir lagi dalam hidup Lo gimana ? Lo bakal ninggalin gue dan balik lagi sama dia ? "
Gabriel tak menjawab , hanya menatap kedua bola mata ziva . Wanita itu tertawa miris , ia tak perlu menunggu jawaban . Karena diamnya lelaki ini sudah membuat ia memahami dimana posisi dirinya .