Kumiskinkan Suamiku Dan Selingkuhannya

"Bu Lili juga bilang kalau Neng mandul karena azab karena pelit dan jahat sama mertua"imbuh Bi Syam.

Aku memang jarang berada di rumah selama ini.Aku sibuk mengurus butik yang ku bangun sebelum aku menikah dengan Bayu.

"Sebegitu bencinya Ibumu padaku Mas.Sampai-sampai tega membuat fitnah yang kejam.

Jangankan marah bila Mas Bayu memberinya jatah bulanan,bahkan saat memperoleh laba dari usahaku sendiripun ia juga mendapatkan

nya.Sekedar untuk menyenangkan hatinya.

Meskipun ia jarang bersikap baik terhadapku dan selalu memojokkanku soal keturunan.

"Sudah Neng.Jangan sedih gitu"ujar Bi Syam.

"'Enggak Bi.Saya sama sekali nggak sedih kok.Justru dengan begini saya jadi semakin semangat membalas mereka"

"Oh ya satu lagi Bi.Nanti kalau salah satu dari mereka datang ke rumah,jangan bukain pintu.Langsung telepon saya"pesanku pada Bi Syam.

Aku bergegas keluar menuju garasi usai menghabiskan sarapan.Ini adalag hari pertama setelah sekian lama aku vakum dari perusahaan.

Beberapa karyawan tampak terkejut melihatku kembali ke perusahaan.Mbak Sisi , salah satu karyawan yang ku rekrut sendiri pada masa itu menyapa.

Antara kaget dan senang.Itu yang sedang Sisi rasakan sekarang."Ikut saya ke ruangan Si"ajakku pelan.

Sembari melangkah menuju ruang kerja Mas Bayu,aku duduk di atas kursi dan Sisi pun ke persilahkan duduk di kursi tepat didepanku.

"Mbak Kanaya , ini saya nggak sedang mimpi kan?"ujar Sisi mencondongkan tubuhnya ke arahku.

"Iya Si.Mulai hari ini sampaikan ke seluruh karyawan bahwa perusahaan ini saya ambil alih"

"Terhitung sejak hari ini juga , Bayu bukan bagian dari perusahaan ini lagi"imbuhnya.

"Ah hampir lupa.Tolong kamu buat surat pemecatan untuk perempuan bernama Siska.Pecat dia tanpa pesangon se persen pun"

Pupil mata Sisi melebar sempurna.

"Akhirnya"ucapnya lirih,namun masih terdengar oleh Kanaya.

"Apakah kamu juga tahu tentang suami saya dan perempuan itu?"Sisi menundukkan wajahnya.

"Jawab saja.Aku tidak akan marah"ucap Kanaya.

"Semua karyawan yang ada disini tahu Mbak.Tapi nggak ada yang berani speak up.Apalagi Mbak Kanaya juga jarang ke sini"jawab Sisi dengan suara pelan.

Aku maklumi.Tidak ada yang salah dengan alasan Sisi.Bukan salah dia,bukan salah karyawan yang lain pula.Ini murni karena kesalahanku yang terlalu percaya sama Bayu.

"Sudah.Ngga papa.Sekarang kamu kerjakan tugas yang berikan tadi saja"

"Baik Mbak.Saya permisi"Sisi berlalu keluar ruangan.

Ku hela nafas dalam-dalam.Ku pandangi sekeliling ruangan ini.Tersimpan beberapa kenangan dengan sang suami.

Didepan meja Bayu terdapat meja sang sekretaris yang saling berhadapan.Mungkin agar keduanya bisa saling memandang.

Mungkin setiap hari mereka bebas bercinta dan melakukan dosa di ruangan ini.Ruangan yang seharusnya menjadi tempat kerja

Membayangkannya saja membuatku jijik.

"Ruangan ini harus segera disterilkan,supaya nggak ada bekas-bekas dari ke dua pendosa itu"

Aku berjalan ke luar ruangan untuk menyapa para karyawan.Aku juga meminta daftar para karyawan dan juga klien yang sedang digarap oleh perusahaan.

Kini semua itu menjadi tanggung jawabku.Jangan sampai ada yang tertunda.Apalagi sampai membuat klien kecewa.Itu akan sangat merugikan perusahaan.

Tentu tak begitu sulit bagiku dengan semua ini.Karena keluargaku juga pembisnis yang handal.

Aku mulai membaca satu per satu kontrak , namun tiba-tiba ponselku berdering.Ku lihat nama yang tertera di layar ponsel.Bibi Syam.Sesuatu pasti telah terjadi di rumah.

Bersambung.....