Dewasa🌶🌶🌶
"Temukan wanita yang semalam tidur denganku, dia harus bertanggungjawab karena telah mengambil keperjakaanku!"
—Bhaskara Wijatmoko—
"Gawat! Aku harus menyembunyikan semuanya. Kalau tidak, aku bisa dipecat!"
—Alicia Stefi Darmawan—
----
Bhaskara Wijatmoko dikenal sebagai CEO dingin yang tak pernah peduli pada wanita. Alasan dia memilih Alicia Stefi Darmawan sebagai salah satu sekretarisnya adalah karena sikap profesionalismenya yang luar biasa.
Namun, segalanya kacau setelah sebuah pesta topeng. Alicia tanpa sengaja menghabiskan malam dengan pria misterius yang ternyata adalah Bhaskara! Panik dan takut dipecat, Alicia pun kabur sebelum Bhaskara bangun.
Sialnya saat di kantor, Bhaskara malah memerintahkan semua sekretarisnya untuk menemukan wanita yang sudah bermalam dengannya. Alicia harus menyembunyikan rahasianya, tapi apa yang terjadi jika Bhaskara akhirnya tahu kebenarannya? Akankah karier Alicia hancur, atau sesuatu yang tak terduga akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Bos Galak
"Ah..."
Di dalam kamar dengan suasana remang-remang itu, terdengar suara desa han seorang wanita. Sembari memejamkan mata karena merasakan sensasi aneh di sekujur tubuhnya, wanita itu meremas kuat rambut pria yang saat ini sedang menjilati area privasinya.
"Oh My God!" Wanita itu menggeliat saat jemari sang pria mulai masuk ke dalam sana, memberikan sensasi sakit namun nikmat yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. "Hentikan! Ah!"
"Berhenti Lo bilang?" Pria yang masih mengenakan topeng itu tersenyum. "Tapi kayanya ucapan Lo berbeda dengan reaksi tubuh Lo. Apa gue salah?"
Wanita itu menggigit bibir. Sialan, Alicia! Apa yang sudah kau lakukan? Bagaimana bisa kau menghabiskan malam dengan seorang pria asing?
Pria itu mengangkat tangan untuk melepaskan topeng sang wanita, namun wanita itu, yang adalah Alicia langsung menepis tangannya.
"Tuan, bukankah kita sudah sepakat untuk tidak membuka identitas satu sama lain?"
"Yeah, you're right. I am sorry," Pria itu terkekeh, lantas tangannya yang bebas itu meremas salah satu puncak dada Alicia. Mengulumnya dengan ganas.
"Ah..." Alicia lagi-lagi hanya bisa mende sah nikmat.
Bagaimana awal mula semuanya bisa terjadi? Kita kembali ke beberapa jam yang lalu, saat Alicia, sang wanita sedang bekerja di kantornya.
Brakkk!
Alicia memejamkan mata. Saat ini Bhaskara, bosnya yang terkenal kejam dan dingin, sedang melempar salah satu karyawan dengan map.
"APA INI BISA DISEBUT LAPORAN, HAH?! ANAK SMP PUN BISA MEMBUAT LAPORAN LEBIH BAIK DARI INI!" Bhaskara membentak karyawan itu, disaksikan oleh beberapa karyawan lain beserta tiga orang sekretarisnya, termasuk Alicia.
Alicia menelan ludah. Wah, Pak CEO benar-benar marah kali ini. Ia melirik ke arah sang karyawan yang wajahnya sudah memerah menahan tangis. Kepala pria itu tertunduk dalam, antara rasa malu dan sakit hati.
"KELUAR!" titah Bhaskara, dan tanpa menunggu perintah kedua, karyawan itu langsung berjalan terbirit-birit keluar ruangan.
"Huh.. Benar-benar merepotkan," Bhaskara menyibak rambutnya dengan kasar. Dalam situasi ini, beberapa karyawan wanita yang ada di sana masih sempat-sempatnya melirik kagum.
Tampan sekali, batin mereka di dalam hati.
"Niko, buatkan surat pemecatan untuk karyawan tadi. Kita tidak butuh karyawan tidak becus seperti itu," tukas Bhaskara memerintah sekretaris pertama.
"Baik pak," Niko menganggukkan kepala dan bergegas melaksanakan perintah.
"Rendy, hubungi HRD. Kita harus tau apakah ada pihak luar yang ikut campur dalam perekrutan karyawan," Perintahnya pada sekretaris kedua.
"Baik Pak," Rendy pun segera keluar dari ruangan itu.
"Karyawan lain, silahkan keluar,"
"Baik Pak," Para karyawan yang tersisa pun segera berjalan keluar ruangan sebelum bos mereka kembali berteriak.
Alicia menahan napas. Kini tinggal dirinya dan Bhaskara yang tersisa di ruangan itu. Alicia menghitung di dalam hati. Biasanya Bhaskara akan memberikan perintah juga kepadanya setelah ini.
"Alicia,"
Nah benar kan? Alicia langsung menegakkan punggungnya dan berjalan mendekat. "Ya Pak?"
"Siapkan laporan progres untuk proyek baru yang akan kita mulai minggu depan. Pastikan tidak ada kesalahan. Saya tidak mau mendengar laporan yang mengecewakan lagi,"
"Baik Pak," Seperti kedua sekretaris yang lain, Alicia pun langsung mengangguk dan bergegas pergi untuk melaksanakan perintah. Tapi sebelum Alicia melangkah keluar, Bhaskara kembali memanggilnya.
"Oh ya, tolong suruh OB untuk membuatkan kopi, saya pusing," Ujar Bhaskara sambil menyandarkan punggungnya pada kursi.
Alicia mengangguk. "Kopi hitam pahit kan, Pak? Nanti saya sampaikan ke Mas Jarwo,"
"Ya, terimakasih," Bhaskara berkata sambil memejamkan mata.
Alicia pun segera keluar dari ruangan bosnya itu. Setelah berhasil ke luar dan kembali ke ruang sekretaris, ia pun segera menghela napas lega.
"Ya Tuhan, berlama-lama di dalam ruangan itu membuat nyawaku berkurang setiap detik," keluhnya sembari memegang kepala.
Niko, yang sedang sibuk mengetik surat pemecatan di laptopnya hanya terkekeh. "Kali ini pun CEO kita masih sangat galak, ya?"
"Sangat," Alicia menyandarkan punggungnya ke atas kursi. "Sudah berapa karyawan coba yang dipecat bulan ini? Bisa-bisa perusahaan kita kekurangan karyawan,"
"Mana mungkin? Yang ada malah semakin banyak yang mendaftar ke sini. Karena meskipun tekanannya besar, tapi gajinya tak main-main. Buktinya aku sudah bertahan lima tahun," sahut Rendy.
"Hehe, benar juga sih," Alicia terkekeh. Itu juga alasan kenapa dia bertahan sebagai sekretaris Bhaskara selama dua tahun.
"Oh, ya, kamu disuruh apa sama Pak Bhaskara?" tanya Niko yang membuat Alicia langsung terbelalak.
"Ya ampun, kopi! Astaga, lupa aku. Untung Mas Niko ngingetin. Aduh, mana ya Mas Jarwo? Yah, kok nggak bisa dihubungi sih? Aku izin ke dapur dulu ya Mas!"
"Ya, ya, pergi sana, sebelum kena semprot Pak Bhaskara,"
Mendengar itu Alicia segera berlari menuju dapur. Kalau sampai kena semprot, taruhannya nyawa bos!
"Sebenarnya Pak Bhaskara tuh ganteng sih, tapi marah-marahnya itu loh, bikin ngeri!"
Alicia samar-samar mendengar suara para karyawan wanita saat ia mendekati dapur. Karena Mas Jarwo tidak bisa dihubungi, ia memutuskan untuk membuatkan kopi sendiri.
"Tapi, gue kok malah suka ya liat dia marah-marah gitu? Jadinya seksi," sahut karyawan lain.
"Iya, gue juga! Sayangnya, Pak Bhaskara kayanya ga tertarik deh sama cewek. Buktinya, udah ada berapa banyak karyawan cewek yang udah dipecat gara-gara godain dia,"
"Berarti Mbak Alicia tuh hebat ya. Dia juga cewek, tapi bisa bertahan jadi sekretarisnya Pak Bhaskara,"
Alicia menggelengkan kepala. Loh, kok gue kena juga sih?
"Karena Pak Bhaskara sama Alicia itu sama, sama-sama workaholic! Mereka kecintaannya cuma sama kerjaan doang! Hahaha!"
Lalu terdengar mereka tertawa bersama-sama. Alicia menghela napas panjang. Kalau didiamkan, bisa-bisa mereka semua kena tegur Pak Bhaskara. Alicia tidak ingin melihat ada karyawan dipecat lagi hari ini.
"Permisi," Alicia berdiri di ambang pintu sambil tersenyum. "Dapurnya udah nganggur belum, ya? Kalau udah, gantian dong, saya mau bikinin kopi buat Pak Bos nih!"
Suara Alicia sebenarnya lembut, tapi entah kenapa para karyawan wanita yang ada di sana langsung membeku melihatnya. Lalu tanpa mengucapkan apa-apa, mereka bergegas keluar dari dapur sambil menundukkan kepala.
Hadeh, Alicia membatin. Sok petantang-petenteng, giliran ditantang, kaya ayam sayur..
...----------------...
Pukul enam sore, Alicia baru sampai rumah. Ia membuka pintu dengan wajah lelah.
"Aku pulang..."
"Ya ampun! Alicia, sayangku, cintaku... Baru pulang? Yaelah, lemes amat muka Lo kaya kodok," yang menyambut Alicia barusan adalah Karin, sahabat Alicia yang tinggal bersamanya.
"Ya gimana nggak?" Alicia menghempaskan badannya ke atas sofa. "Lo kaya nggak tau aja bos gue kaya apa,"
"Makanya, jadi orang itu jangan cuma mikirin kerja, kerja, kerja. Sesekali ikut gue dong, kita happy happy,"
Alicia memicingkan mata saat melihat penampilan sahabatnya yang cetar membahana malam ini. "Lo mau karnaval dimana pake dandanan heboh begini?"
"Klub langganan gue ngadain pesta topeng," Karin berkata penuh semangat. "Lo ikut yuk? Sekali-kali lah biar ganti suasana,"
"Gue capek Rin,"
"Yaelah bentar doang kok. Ntar jam sembilan langsung pulang deh. Gue janji. Ya? Ya?"
"Nggak ah," Alicia menggelengkan kepalanya. "Gue mau ngapain ke sana?"
"Happy happy Alicia! Cari cowok biar nggak sepi-sepi amat hidup Lo. Yuk!'
"Nggak dulu deh. Lagian gue juga nggak punya topeng," Alicia masih berusaha mencari alasan. Padahal sebenarnya dia memang malas ikut acara semacam itu.
"Kebetulan banget!" Karin malah bertepuk tangan dengan semangat. "Gue udah beli dua kostum! Satu buat gue, satu buat Lo! Oke? Udah, nggak ada penolakan pokoknya! Lo harus ikut!" Dengan semangat, Karin pun langsung menyeret sahabatnya itu untuk berganti baju.
"Eh, nggak, nggak, gue nggak mau! Kariiiinnnn!"