Bagas Pratama seorang pria lemah lembut serta penyayang.
Namun satu kejadian membuatnya berubah dalam sekejap saja, kecelakaan dua tahun lalu membuat dirinya menjadi pria dingin, kejam serta emosi.
Kecelakaan itu membuatnya dirinya menjadi lumpuh bahkan dia tidak ingin mendekat dengan siapapun, selama dia lumpuh dia hanya mengurung dirinya didalam kamar..
Dia tidak ingin bertemu siapapun, bahkan dia juga membenci wanita terkecuali Sang Ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memilih Pergi
Waktu berganti sangat cepat sekalinya.
Pagi ini Anna sudah menyelesaikan semuanya, dia merasa heran karena Bagas tidak ada keluar dari kamarnya.
Kaeena merasa penasaran akhirnya Anna mencoba menghampiri kamarnya Bagas serta mengetuknya.
Tok. Tok.
" Bagas, waktunya untuk sarapan setelah itu kita berangkat untuk terapi" kata Anna usai mengetuk pintu
Namun tidak ada jawaban sama sekali dari Bagas hal itu membuat Anna merasa heran sekali. Dimana Anna mencoba mengetuknya kembali.
Tok. Tok
" Bagas apa kamu sudah bangun?"
Tetapi sayangnya tidak ada jawaban lagi dari Bagas, sebenarnya dia mendengarnya namun entah mengapa Bagas ingin sekali diam.
Merasa tidak ada jawaban sama sekali, Anna mencoba membuka pintunya dan ternyata pintu itu dikunci oleh Bagas.
Drak! Drak!
" Bagas, apa kamu baik-baik saja?" teriak Anna dengan khawatirnya
Tetapi Bagas tetap saja tidak menjawabnya, Anna benar-benar sangat khawatir sekali karena Bagas tidak ada menjawab sama sekali.
Drak! Drak!
" Bagas, apa kamu mendengarkanku?" teriak Anna kembali usai menggedor pintu
Tiba-tiba.
" Pergilah Anna, biarkan aku sendiri"
" Tidak Bagas, tolong buka pintunya jangan mengurung dirimu lagi"
" Pergilah Anna, aku hanya ingin sendiri dan tidak diganggu"
" Ku mohon Bagas bukalah pintunya" kata Anna dengan nada memohonnya
Anna sangat takut jika Bagas melakukan hal yang buruk makanya dia memaksa Bagas untuk membuka pintunya.
Air matanya mulai mengalir dipipinya, nadanya begitu gemetar sekali.
" Bagas, aku mohon bukalah pintunya jangan mengurung dirimu lagi Bagas"
" Ku katakan pergi ya pergi Anna!" teriak Bagas dengan nada marahnya
Anna terkejut sekali mendengar suara teriakkannya Bagas, dia tidak menyangka bahwa Bagas sangat marah sekali dengannya.
Air mata Anna semakin menjadi saat mendengar teriakannya Bagas, rasa hatinya begitu sakit dan sedih sekali.
Dadanya juga begitu sangat sesak yang dirasakan Anna sekarang, apakah dia juga menyukai Bagas sehingga harus merasakan seperti ini?
Anna mencoba mengatur nafasnya agar tidak terlalu sesak, berkali-kali Anna menarik nafasnya mencoba untuk berbicara kembali kepada Bagas.
" B-baiklah aku akan pergi, a-aku tidak akan mengganggumu lagi Bagas" kata Anna dengan terpaksanya
Dug!
Jantung Bagas langsung berdebar dengan kencang saat mendengar ucapannya Anna, apakah Anna akan benar-benar pergi kali ini?
" Jaga dirimu baik-baik selama aku pergi, jangan menyerah apapun resikonya, lalu ingat harus selalu pergi terapi agar kamu bisa jalan kembali dengan normal"
Air mata Anna menetes terus-menerus dia tidak bisa menahan semuanya, sementara Bagas hanya terdiam saja rasanya dia ingin sekali menemui Anna tetapi rasa itu membuatnya sakit.
" Baiklah kalau begitu aku pergi, selamat tinggal Bagas"
Anna meninggalkan Bagas yang ada dikamarnya, sedangkan Bagas bangun dari duduknya rasanya ingin mengejar Anna tetapi rasa gengsinya begitu sangat besar sekali sehingga membuatnya sangat tidak bisa mengejar Anna.
Dimana Anna langsung mengumpulkan semua barangnya dan pergi, rasa hatinya benar-benar begitu sakit mendengar apa yang dikatakan oleh Bagas.
Saat ingin keluar, namun pandangan Anna kembali kearah kamarnya Bagas dia berharap Bagas keluar dari kamarnya.
Ternyata Bagas masih dikamarnya, dengan berat hati Anna melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan Bagas.
Entah dia bisa kembali ke Indonesia atau tidak, tetapi dia berusaha tidak akan mudah menyerah begitu saja.
*******
" Nyonya"
Sara sangat terkejut mendengar suara Anna dari arah ponselnya.
" Anna, ada apa dengan dirimu? Mengapa kamu terdengar seperti menangis?"
" Nyonya maafkan saya, saya hanya ingin bilang kepada Nyonya terima kasih selama saya bekerja dengan anda, anda memperlakukan saya dengan sangat baik serta memberikan yang terbaik kepada saya"
Sara benar-benar sangat bingung sekali sebenarnya apa yang terjadi kepada Anna sehingga membuat dia terisak seperti itu.
" Anna, katakan kepada saya ada apa sebenarnya dengan dirimu?"
Anna menarik nafasnya karena sangat tidak bisa menahannya lagi tetapi dia harus mengatakan yang sebenarnya.
" Nyonya, saya ingin berpamitan kepada anda saya akan kembali ke Indonesia"
" Apa? Anna kamu jangan bercanda, kamu tidak tau situasi disini sekarang kamu ada dimana saya akan menjemputmu"
" Saya tidak bercanda Nyonya, sekarang saya sudah ada dibandara dan sebentar lagi akan naik pesawat"
" Anna tunggu, sebenarnya apa yang terjadi kepadamu sehingga kamu ingin kembali ke Indonesia Anna?"
Anna hanya bisa menangis terisak-isak saja, Sara benar-benar sangat bingung sekali harus bagaimana lagi.
" Tidak ada apa-apa Nyonya, saya titip Tuan Bagas ya Nyonya katakan padanya jangan pernah menyerah apapun resikonya"
Dimana Anna mulai mendengar suara bahwa pesawat yang akan ditumpanginya kini sebentar lagi berangkat.
Dengan wajah tersenyum paksanya Anna harus kembali pamitan kepada Sara.
" Nyonya, kalau begitu saya pamitan dulu anda jaga kesehatannya jangan sampai sakit begitu juga dengan Tuan Bagas Nyonya"
" Anna tunggu dulu sebentar, saya masih belum selesai berbicara Anna"
Anna tidak menghiraukannya lagi, dimana Anna terpaksa mengakhiri panggilannya bersama Sara air matanya mengalir terus-menerus rasanya sangat berat sekali dia ingin meninggalkan mereka berdua.
" Anna, Anna, Anna"
Sara berteriak dari arah ponselnya namun ternyata Anna sudah mengakhiri panggilan itu. Sara benar-benar sangat khawatir sebenarnya apa yang terjadi kepada Anna sehingga dia kembali ke Indonesia.
Anna yang sudah melangkahkan kakinya untuk menaik pesawat tersebut, sebenarnya dia sangat bingung bagaimana semuanya tetapi dia bertanya kepada orang-orang disana dan akhirnya dia bisa kembali ke Indonesia.
Setelah beberapa menit akhirnya Anna sudah menaiki pesawat, dia duduk tepat disebelahnya jendela.
Teringat dimana Bagas memperlihatkan keindahan dari atas awan, rasanya benar-benar sangat sakit sekali jika mengingatnya.
Air matanya kembali menetes, dia tidak tau sebenarnya apa yang terjadi kepada dirinya? Mengapa begitu sangat sakit dan berat sekali meninggalkan Bagas.
" Semoga kamu baik-baik saja selama aku pergi, aku tidak akan pernah melupakanmu Bagas" gumam Anna dalam hatinya
Dan pada akhirnya, pesawat yang ditumpangi Anna kini mulai berangkat dengan tersenyum terpaksanya Anna meninggalkan London.
Sementara Sara, yang baru saja tiba di Apartemennya karena hari ini dia sedang bertemu dengan beberapa pembisnis yang rela menghampiri Sara ke London.
Saat dia tiba dengan cepatnya dia masuk kedalam dan mencari keberadaannya Bagas untuk menanyakan sesuatu apa yang terjadi kepada Anna.
" Bagas, Bagas" teriak Sara dengan begitu paniknya sekali
Sara yang sudah tiba didepan kamarnya Bagas tanpa ingin mengetuk lagi dia membuka pintunya namun ternyata pintu itu dikunci.
Duk!. Duk!.
" Bagas, buka pintunya Bagas ini Mama" teriak Sara dengan paniknya
Ceklek!
Suara kuncian pintu terlepas, dengan cepatnya Sara membuka pintunya dan terlihat jelas wajah Bagas benar-benar sangat sedih sekali.
" Bagas, apa yang terjadi kepada Anna sehingga dia pergi kembali ke Indonesia?" tanya Sara dengan paniknya
Bagas langsung menatap kearah Sara dengan begitu terkejutnya saat mendengar ucapannya Sara.
Ternyata Anna benar-benar meninggalkan dirinya.
" Mama tidak bercandakan?"
" Untuk apa Mama bercanda Bagas, dia menelpon Mama dengan nada tangis yang terisak-isak"
Dug!
Jantung Bagas berdebar sangat kencang sekali saat mendengar jawabannya Sara, ternyata ini semua adalah keegoisannya sehingga membuat Anna pergi.
Bagas menundukkan kepalanya dia merasa sangat bersalah sekali kepada Anna, dimana Sara benar-benar merasa bingung sekali.
" Bagas katakan kepada Mama, apa yang sebenarnya terjadi kepada kalian berdua sehingga Anna pergi?"
Bagas langsung mengangkat wajahnya dan menatap Sara dengan air mata yang mengalir dipipinya.
Sara yang hanya terdiam saja saat melihat Bagas menangis didepannya sepertinya memang ada yang terjadi diantara mereka.
" Ma, itu semua kesalahanku ma yang menyuruh Anna pergi dariku" kata Bagas membuat Sara terkejut
" A-apa maksudmu Bagas?" tanya Sara dengan kebingungannya
" Ma, aku mengatakan menyukai Anna tetapi Anna menolakku karena dia mengatakan bahwa aku dan dirinya sangat berbeda itu membuatku sangat merasa kesal dan marah ma tanpa aku sadari membuat Anna pergi"
Sara hanya bisa menutup mulutnya, betapa terkejutnya Sara bahwa mendengar kenyataannya seperti itu.
" Dan lagi ma, Anna adalah orang yang membantuku diwaktu kecelakaan 2 tahun yang lalu ma"
Sara benar-benar merasa terkejut saat mendengar ucapannya Bagas tentang gadis yang mereka cari 2 tahun yang lalu.
" K-kamu tidak berbohongkan Bagas bahwa Anna adalah penyelamatmu?"
Bagas menggelengkan kepalanya dengan wajahnya benar-benar sedih.
" Tidak ma, Anna juga menceritakan bagaimana tentang kecelakaan 2 tahun lalu itu dan ternyata sangat persis yang selalu datang dimimpiku ma"
Sara benar-benar tidak menyangka bahwa Anna adalah penyelamatnya Bagas, air matanya mengalir dipipinya dia merasa belum sempat mengatakan terima kasih kepada Anna selama ini dialah penyelamat Bagas.
" Ma, ayo kita susul Anna a-aku ingin meminta maaf kepada Anna sudah terlalu bicara kasar ma"
Sara hanya bisa menggelengkan kepalanya saja dengan air mata yang mengalir dipipinya.
" Tidak bisa Bagas, Om Erico mengatakan kamu masih harus tinggal disini sampai 6 bulan lagi"
" Tapi ma, aku harus mengejar Anna dan meminta maaf kepadanya sebelum terlambat"
" Maafkan Mama Bagas, tetapi Mama lebih memilih kesembuhan kamu untuk sekarang ini"
Bagas sangat sedih sekali karena dia tidak bisa mengejar Anna dan minta maaf, dia benar-benar sangat menyesal telah berkata seperti itu.
" Anna" teriak Bagas dengan nada menyesalnya
Bagas menarik rambutnya dengan sangat kasar sekali dia sangat frustasi tentang apa yang sudah terjadi.
Sara menangis sejadi-jadinya melihat keadaan Bagas sekarang, dengan cepatnya Sara membawa Bagas kedalam pelukannya untuk mencoba menenangkan Bagas.
" Ma, ini semua kesalahanku membuat Anna pergi ma a-aku sangat-sangat menyesal ma, aku tidak ingin Anna pergi" kata Bagas dengan nada tangisnya
Sara hanya bisa mencoba memberikan semangat kepada Bagas dan menenangkannya, dia sangat tau bahwa Bagas sekarang sangat menyesal dengan apa yang telah dia lakukan kepada Anna.