NovelToon NovelToon
PACARKU OM OM

PACARKU OM OM

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Beda Usia / Romansa
Popularitas:168.5k
Nilai: 5
Nama Author: HANA ADACHI

Dewasa🌶🌶🌶
"Apa? Pacaran sama Om? Nggak mau, ah! Aku sukanya sama anak Om, bukan bapaknya!"
—Violet Diyanara Shantika—

"Kalau kamu pacaran sama saya, kamu bakalan bisa dapetin anak saya juga, plus semua harta yang saya miliki,"
—William Alexander Grayson—
*
*
Niat hati kasih air jampi-jampi biar anaknya kepelet, eh malah bapaknya yang mepet!
Begitulah nasib Violet, mahasiswi yang jatuh cinta diam-diam pada Evander William Grayson, sang kakak tingkat ganteng nan populer. Setelah bertahun-tahun cintanya tak berbalas, Violet memutuskan mengambil jalan pintas, yaitu dengan membeli air jampi-jampi dari internet!

Sialnya, bukan Evan yang meminum air itu, melainkan malah bapaknya, William, si duda hot yang kaya raya!

Kini William tak hanya tergila-gila pada Violet, tapi juga ngotot menjadikannya pacar!

Violet pun dihadapkan dengan dua pilihan: Tetap berusaha mengejar cinta Evan, atau menyerah pada pesona sang duda hot?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Ketegangan

William menancap gas dengan panik. Jantungnya berdegup kencang, pikirannya dipenuhi kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi pada putranya, Evan. Sejak menerima telepon dari polisi, tangannya tak berhenti mencoba menghubungi nomor anaknya. Namun, panggilannya tak kunjung diangkat.

"Astaga... kemana anak ini?" gumamnya sambil mencengkeram setir lebih erat.

Mobilnya melaju menembus malam, hampir menerobos lampu merah di beberapa persimpangan. Ia bahkan tidak peduli pada klakson mobil lain yang terdengar marah saat ia memotong jalur. Yang ada di pikirannya hanya satu, yaitu Evan.

Tak butuh waktu lama, mobilnya berhenti dengan kasar di depan kantor polisi. William keluar dengan tergesa-gesa, langkahnya panjang dan cepat memasuki gedung.

"Pak William?" Salah satu petugas yang berdiri di dekat meja resepsionis mengenali wajahnya.

"Ya, saya ayah Evan," jawab William tegas. "Mana anak saya?"

Petugas itu mengangguk dan memberi isyarat agar William mengikutinya. Mereka berjalan melewati lorong hingga sampai di sebuah ruangan berukuran kecil. Saat pintu dibuka, William langsung melihat Evan duduk di bangku panjang, kepalanya tertunduk, bahunya lunglai.

Bau alkohol menyengat begitu William masuk. Rambut Evan berantakan, wajahnya kusut, dan ada luka kecil di pelipisnya, mungkin akibat benturan saat kecelakaan.

William menghela napas panjang, menekan rasa marah yang mendidih di dalam dadanya. Ia melangkah mendekat, berdiri tepat di depan Evan, menatap anaknya dengan sorot mata tajam.

"Evan," panggilnya dengan nada dalam.

Evan mendongak perlahan. Matanya merah, bukan hanya karena efek alkohol, tetapi juga karena kelelahan, atau mungkin… habis menangis?

"Papa..." suaranya terdengar serak, nyaris berbisik.

William menatap anaknya lekat-lekat, lalu menoleh ke arah polisi yang berjaga. "Bisa saya bicara empat mata dengan anak saya sebentar?"

Salah satu petugas mengangguk. "Silakan, Pak. Tapi mohon jangan terlalu lama."

Begitu petugas keluar dan menutup pintu, William merosot duduk di kursi di seberang Evan, menatap anaknya dengan ekspresi campuran antara marah dan khawatir.

"Kamu mabuk." Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan dingin yang sarat akan kekecewaan.

Evan tidak langsung menjawab. Ia hanya menunduk, menatap lantai dengan tatapan kosong.

"Maaf Pa..." napasnya terdengar berat. "Aku cuma sedang kalut."

"Papa nggak tahu apa masalah kamu, Evan. Tapi menyetir dalam keadaan mabuk sampai menabrak tiang lampu di tengah kota itu kesalahan besar!" Nada suaranya naik, penuh ketegasan dan kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan. "Kamu nggak cuma membahayakan dirimu sendiri, tapi juga orang lain! Kamu sadar itu?"

Evan menunduk, menghindari tatapan tajam ayahnya. Ia menggigit bibir bawahnya, seperti menahan sesuatu. "Aku tahu..." suaranya lirih, nyaris tertelan keheningan. "Tapi aku nggak bisa berpikir jernih saat itu... Aku hanya berharap aku bisa segera mati."

William merasakan jantungnya mencelos. Tangannya refleks terangkat, mencengkeram bahu anaknya erat. "Jangan pernah bicara seperti itu lagi!"

Evan tidak bereaksi. Ia hanya menatap ayahnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Papa bahkan peduli?" suaranya lirih, nyaris tak terdengar.

William terkesiap. Rasa sakit seperti dihantam batu besar menghantam dadanya.

"Tentu saja Papa peduli! Kau pikir untuk apa Papa ada di sini sekarang?!" suara William sedikit bergetar.

Evan tidak menjawab dan hanya menundukkan kepalanya.

William menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan, mencoba mengendalikan amarah yang bercampur dengan kecemasan. Tangannya terangkat, mengusap wajahnya dengan kasar, seolah ingin menghapus ketegangan yang mengikat pikirannya.

Tatapannya kembali jatuh pada Evan. Putranya itu tampak begitu rapuh, duduk dengan bahu merosot dan kepala sedikit tertunduk. Sorot matanya kosong, seakan beban yang ia pikul terlalu berat untuk dibagikan.

Ia kembali menarik napas panjang, berusaha menekan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Ini bukan saatnya untuk marah. Yang dibutuhkan Evan saat ini bukan bentakan atau hukuman, melainkan seseorang yang bisa mengerti keadaannya.

William merendahkan tubuhnya, berjongkok agar sejajar dengan Evan. Ia menatap mata anaknya, berusaha mencari celah untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.

"Sudahlah," katanya, suaranya lebih lembut namun tetap tegas. "Ayo pulang."

Evan tidak menjawab, tapi juga tidak menolak saat William menariknya berdiri. Saat mereka keluar dari ruangan, petugas langsung menyodorkan beberapa dokumen yang harus ditandatangani William.

"Pak William, karena tidak ada korban lain, kasus ini hanya akan dicatat sebagai pelanggaran ringan. Tapi tetap saja, menyetir dalam keadaan mabuk bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Pastikan anak Anda tidak mengulangi ini lagi."

William mengangguk. "Terima kasih, Pak."

Setelah menyelesaikan administrasi, William membawa Evan keluar.

Begitu mereka sampai di mobil, William membuka pintu dan menatap anaknya sejenak sebelum akhirnya berkata, "Kita bicara di rumah."

Evan hanya mengangguk lemah, lalu masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata pun.

William menutup pintu dengan napas berat, lalu masuk ke kursi pengemudi.

Mobil melaju di jalanan malam yang lengang, membawa mereka pulang dalam keheningan yang terasa begitu berat.

1
mery harwati
Evan bikin papamu cemburu akut padamu ya 😄
Azahra Rahma
Evan jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya,,ingat itu balon mama tirimu
HANA
Minal Aidzin Wal Faidzin, ya, untuk semua pembacaku! Mohon maaf jika selama ini Author pernah melakukan kesalahan. Semoga di bulan yang penuh berkah ini, kita semua diberikan kelimpahan pahala dan rezeki. Aamiin.
Susanti: sama thor minal aidzin wal faidzin
Azahra Rahma: takobalohu Mina wa minkum
total 4 replies
Azzani Siti
😭😆😆😆🤣🤣🤣
ngakak brutal ya allah
Azzani Siti
judulnya mau apa nih readers?
"mertuaku, mantan musuh bebuyutan ku..
atau
"mertuaku, besty SMA ku?
Azzani Siti
belum tau aja si bapak, bibir si purple udah gak perawan di buat si om😭🤣🤣😆😆
kalau sempat tau, habis kau om jadi dendeng balado..🤣🤣🤣
D_wiwied
uhuuyy pelet sudah bereaksi.. awas Will ntar kamu bisa ter ungu ungu 😆😆
D_wiwied
wkwkwk ternyata cuman mimpi toh /Facepalm//Facepalm/
Aam Amalia
Luar biasa
HANA: thankyou akak🥰🥰
total 1 replies
mery harwati
Hadeuh mantu, kamu nekat banget cari masalah sama mertua laki²mu, ta SIM (Surat Ijin Menikah) dicabut calon mertuamu, kejang² nanti kau mantu 🤣
Azzani Siti
jokes bapak bapak😭🤣🤣😆😆
Azzani Siti
🤣🤣😆😆😆 NYI roro kidulnya disuruh Potong bawang om...😭🤣🤣😆😆
Azzani Siti
nyawanya banyak...😭😭😭
dia jujur gak tu depan bapak nya si cowok..😭😭
D_wiwied
ya ampun jujur banget sih vi /Facepalm//Facepalm/
Azahra Rahma
awas om takut kebablasan,,jangan terlalu sering berduaan di kamar ya
Erni Erni
🥰 wah ikutan happy ya terlope2 jg sama om will
Lauren Florin Lesusien
𝚕𝚞𝚌𝚞 𝚜𝚊𝚙𝚊𝚖 𝚢𝚐 𝚗𝚐𝚊𝚠𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚐𝚊𝚖𝚙𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚜𝚘𝚐𝚘𝚔😍😍😍😍😍
Susanti
pinter banget om will /Facepalm/
Azahra Rahma
haduhhhhh papa Ardiyan satpamnya gampang di sogok nih,,,,cuma di kasih ps5 dah kicep
Eva Diana
waduh om Will 🤦🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!