Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
SESUKAMU
"Mau kemana kamu pagi-pagi begini sudah rapi" tanya Aston mengintimidasi Araa.
"tadinya mau ke kampus tuan" jawab Araa berjalan pelan ke Arah rak sepatu miliknya lalu meletakkannya disana.
"siapa yang menyuruhmu ke kampus sepagi ini?. jangan pernah mendahuluiku keluar dari Mansion ini, jika berani saya tidak segan menghukum kamu" Ancam Aston kemudian melangkah menuju kamar mandi.
'iya paduka raja, siapa yang berani membantah titahmu ' batin Araa tidak sadar akan tindakan konyolnya yang hampir melanggar perjanjian kontrak.
"Araaaaa!!!!!!!!! " teriak Aston.
'Astaga apalagi ' mendengar teriakan Aston. Araa panik langsung berlari masuk ke kamar mandi pria itu, pikirnya sekarang sesuatu pasti terjadi padanya didalam sana.
baru saja masuk Araa dibuat kaget dengan penampilan Aston yang hanya menggunakan Boxer hingga memperlihatkan sesuatu yang menonjol disana. belum lagi otot-otot nya yang kekar, membuat ketampanannya berlipat-lipat.
" Akhhhhhhhh!!! " teriak Araa panik langsung berbalik badan memunggungi Aston agar tidak melihat penampilan pria itu yang secara sah sudah menjadi suaminya. dadanya bergemuruh, keringat dingin bercucuran di dahinya. belum lagi badannya bergetar bukan main.
wajar saja Araa panik, dia tidak pernah melihat penampilan lelaki manapun sebelumnya. jangankan melihat, punya relationship dengan pria diluaran sana saja belum pernah.
bukan karena tak laku, hanya saja Araa selalu menolak para pria yang berusaha mendekatinya. baik di kampus, tempat kerja bahkan sosial medianya.
"Aduhh tuan, kenapa berpakaian begitu sih. Anda tidak punya urat malu apa?" Protes Araa yang masih menutup matanya.
"kenapa memangnya?. kamu istri saya, telanjang pun tidak masalah" balas Aston tersenyum menyeringai melihat kepanikan Araa, namun senyum itu hanya dia yang tahu.
"Tuann!!, otak Anda kok mesum sekali. lagian kenapa tuan teriaki saya tadi" Balas Araa kesal mendengar ucapan Aston yang terdengar menyeramkan baginya.
"bathtup saya belum kamu isi dengan air hangat, apa kamu pikun atau sengaja tidak mau melakukan kewajibanmu Ha?" Tanya Aston dengan nada menyeramkannya.
"sekarang gimana mau nyiapinnya , sedangkan penampilan tuan seperti itu" tanya Araa.
"sudah saya katakan, saya tidak bernafsu melihatmu. jadi segera isikan sekarang" tegas Aston.
Araa menuju bathtub sambil menunduk kemudian mengisinya dengan Air Hangat untuk Aston. dengan menambah beberapa tetes aroma terapi kesukaan pria itu. setelahnya dia keluar tergesa-gesa tanpa mempedulikan Aston yang sedang menatap dirinya.
dua puluh menit kemudian........
Aston keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk berwarna hitam favoritnya di pinggangnya, Rambutnya terlihat basah.
Araa sedari tadi sibuk memainkan ponselnya, mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. dia menoleh ke arah sumber suara, dilihatnya Aston sedang mengibaskan rambutnya ke kanan dan ke kiri.
' ternyata cerita novel tentang si tampan kaya raya namun dingin bak kutub utara itu benar adanya' batin Araa melongo menatap Aston dari ujung kaki hingga ke rambut, Araa menelan salivahnya kasar, dia terpesona dengan ketampanan Aston.
"kenapa natap saya begitu, baru sadar kamu kalau saya ini tampan. bahkan Air liurmu sudah merembes kemana-mana" ejek Aston besar kepala ditatap seperti itu oleh Araa.
mendengar ucapan Aston, Araa menyentuh sudut bibirnya. namun sedetik kemudian dia sadar kalau Aston malah mengerjainya.
'aku larat ucapanku tadi ' batinnya malu seakan dirinya kepergok sedang tergila-gila dengan ketampanan Aston saat ini. padahal toh kenyataannya begitu kalau Aston memanglah tampan.
puas mengerjai, Aston menuju ke ruang ganti. hingga beberapa menit, Aston keluar dari ruangan tersebut. penampilannya saat ini sudah rapi dengan setelan kantornya, Araa yang menyiapkan semua itu hingga Aston tinggal memakainya saja.
di sofa Araa sedang asyik dengan ponselnya, suara tawanya menggema di dalam kamar mereka hingga Aston mendengarnya ikut menutup telinga.
"taruh ponselmu atau kuhancurkan sekarang juga" ancam Aston, sungguh paginya diwarnai dengan kelakuan wanita yang statusnya sudah istri sahnya.
Araa langsung meletakan ponselnya di atas meja begitu saja. mendengar ancaman Aston yang tak main-main, lebih baik dia cari aman.
"maafkan saya tuan, jangan hancurkan ponsel saya. itu barang berharga saya saat ini" mohon Araa dengan suara lemasnya, entah pergi kemana tawa renyahnya tadi.
"mulai sekarang jangan gunakan ponselmu jika sedang bersamaku" tegas Aston menatap intens Araa.
"B-baik tuan" balasnya.
Aston menghubungi seseorang melalui ponselnya.
"Jack, bawakan sarapanku ke kamar segera" setelahnya dia menutup ponselnya begitu saja tanpa menunggu jawaban.
tanpa menunggu lama. Jack sudah mengetuk pintu kamar Aston, dan pria itu mengijinkannya masuk.
Jack masuk bersama Bi Dini dengan troli berisi sarapan sang tuan dan nonanya.
Bi dini menyajikannya di atas meja, kemudian dia kembali berdiri disamping troli makanan. menunggu sang tuan menghabiskan sarapannya barulah dia membereskannya kembali.
"cepat habiskan sarapanmu, aku tidak punya waktu menunggumu mengunyah" suruh Aston.
Araa yang menatap beberapa menu sarapan didepannya menelan susah salivahnya.
'menu apa ini. telur mata sapi, salad buah, sandwich, dua cangkir susu dan itu yang hijau apa namanya ' batin Araa memandangi dan mengingat nama beberapa sajian didepannya. apakah bisa kenyang hanya makan makanan ini.
"tuan apakah anda diet?, tapi badan anda sudah langsing dan bagus" tanya Araa tak percaya. biasanya dia sarapan dengan nasi goreng, nasi kuning atau semacamnya bersama Dona setiap pagi.
Aston yang mulai menyantap sarapannya menoleh pada Araa tajam, dia paling tidak suka acara makannya diganggu.
Jack mendengar itu hanya memberikan ekspresi datar, sedangkan Bi dini. Diam-diam menyunggingkan senyum namun sekuatnya dia tahan, takut ketahuan Jack atau Aston bisa mampus dia.
Araa terpaksa menelan sarapannya walau tak cocok di lidah, dia berusaha untuk menghargai masakan Bi dini. hingga keduannya sudah selesai dengan sarapan masing-masing.
Bi Dini membersihkan sisa-sisa sarapan keduannya kemudian ia keluar dari kamar itu menyisahkan Jack yang setia berdiri di samping Aston.
"itu ambil, gunakan untuk keperluanmu" Aston melemparkan black card pada Araa.
Araa menerima itu matanya membola. sungguh baru pertama kali dia memegang benda langkah ini, biasanya dia menonton Acara channel para Sultan. beberapa dari mereka menggunakan benda hitam ini, jadi pasti dia sudah sangat tahu kegunaannya untuk apa saja.
"T-tuan!!, saya b-boleh memakainya untuk apa saja?. misal mentraktir sahabatku ke Mall?" tanya Araa dengan tangan bergetar memegang black card di genggamannya.
Aston hanya memandanginya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Tuan!!, tolong jawab?. apa saya juga boleh membeli seisi mall dengan kartu hitam ini?" tanya Araa terkesan ngelunjak.
"SE-SU-KA-MU" jawab Aston lalu beranjak dari duduknya dan melangkah keluar dari kamar itu di ikuti Jack.
Araa yang sudah faham, dia segera berdiri mengikuti langkah panjang dua pria itu. di pintu utama, Araa membungkuk hormat bersama beberapa pelayanan seiring kepergian Aston hingga pria itu menghilang dari pagar mansion yang menjulang tinggi.
bersambung..............