NovelToon NovelToon
Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Dosen / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:616.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Puji170

Agnes tak pernah menyangka, sebuah foto yang disalahartikan memaksanya menikah dengan Fajar—dosen pembimbing terkenal galak dan tak kenal kompromi. Pernikahan dadakan itu menjadi mimpi buruk bagi Agnes yang masih muda dan tak siap menghadapi label "ibu rumah tangga."

Berbekal rasa takut dan ketidaksukaan, Agnes sengaja mencari masalah demi mendengar kata "talak" dari suaminya. Namun, rencananya tak berjalan mulus. Fajar, yang ia kira akan keras, justru perlahan menunjukkan sisi lembut dan penuh perhatian.

Bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Apakah cinta bisa tumbuh di tengah pernikahan yang diawali paksaan? Temukan jawabannya di cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Fajar hampir tidak percaya ketika Agnes melontarkan ancaman padanya, seolah-olah mereka benar-benar suami istri. Kata-kata itu terus menggema di benaknya, membuatnya bertanya-tanya apakah Agnes sedang mencoba menunjukkan sesuatu kepada semua orang tentang hubungan mereka.

Namun, sebelum Fajar sempat mencerna lebih jauh atau mencari tahu motif di balik tindakan Agnes, gadis itu dengan tergesa menarik tangan Berta dan pergi meninggalkan ruangan. Langkah mereka terasa canggung, tapi tak bisa menutupi perasaan Fajar yang kini tengah diliputi kebingungan. Diam-diam, ia menarik sudut bibirnya, merasa ada yang aneh.

Sherly, yang sejak tadi memperhatikan kejadian itu, tak bisa menahan diri. Ia mendekati Fajar dengan langkah mantap, seakan sudah tahu bahwa ini saatnya untuk mengambil kesempatan. "Kak Fajar, terima kasih sudah membelaku," ucapnya dengan senyum yang lebih cerah dari biasanya, namun justru membuat senyum Fajar perlahan memudar.

Fajar menatapnya dengan tatapan bingung. "Apa kamu bilang?"

"Terima kasih, Kak," Sherly melanjutkan tanpa ragu, "Aku tahu Kakak peduli dan nggak mau terjadi apa-apa padaku, makanya Kakak menghentikan Agnes." Ucapan itu keluar dengan begitu lancarnya, tanpa sedikit pun rasa malu, meskipun di sekitar mereka masih ada Rega. Tidak ada yang membela Sherly, tapi entah kenapa gadis itu begitu percaya diri.

"Sher, kamu gak lagi linglung, kan?" Rega akhirnya angkat bicara dengan nada menyindir.

"Kak Rega apa sih," jawab Sherly, dengan nada centilnya mendekati Fajar. "Kalau gitu, Kak, gimana kalau hari ini aku traktir makan siang?"

Fajar langsung melotot ke arah Rega, seolah memberi sinyal agar adiknya itu segera dikeluarkan dari ruangan. Ia merasa risih, benar-benar tidak nyaman dengan sikap Sherly yang terlalu percaya diri ini.

"Sher, lebih baik kamu kembali ke kelasmu. Kakak ada yang perlu dibicarakan dengan Fajar," Rega berkata tegas, berusaha meluruskan keadaan.

"Tapi kan sudah jam makan siang," Sherly melanjutkan, tanpa sedikit pun terpengaruh oleh situasi. "Gimana kalau kita bertiga makan siang bersama, dan Kakak bisa ngobrol dengan Kak Fajar? Aku janji nggak akan ganggu bisnis kalian. Aku cuma mau makan siang aja," ucapnya sembari mengangkat dua jarinya.

"Sherly!" Fajar akhirnya mengeluarkan suara yang lebih tegas, membuat suasana menjadi semakin tegang. "Sudah aku bilang, kita di kampus. Kamu juga mahasiswa bimbinganku. Kalau kamu masih mau bertahan di sini, jaga tingkah lakumu."

Sherly memanyunkan bibirnya, lalu bergelayut manja pada Rega, seolah mencari dukungan. "Kak Rega, kasih tahu Kak Fajar, kalau aku cuma mau makan siang. Kenapa dia marah gitu? Aku cuma mau ucapin terima kasih."

Rega memejamkan matanya, merasa sangat malu dengan tingkah adiknya ini. Ia tahu betul kenapa Fajar merasa risih, bahkan ia sendiri pun bisa menilai bahwa adiknya ini terlalu murahan.

"Sherly, sebelum kesabaranku habis dan semua kartumu aku blokir, lebih baik segera pergi dari sini," Rega akhirnya mengeluarkan ancaman yang benar-benar membuat Sherly terdiam.

Sherly, yang biasanya tak kenal malu dan takut, kini tampak kebingungan. Ancaman Rega benar-benar membuatnya tidak bisa berkutik. "Iya... iya..." ujarnya, akhirnya melepaskan tangan Rega dan mendekati Fajar. "Kalau gitu, lain kali aku traktir kamu ya, Kak."

Fajar hanya memalingkan wajahnya, tidak memberikan respons apapun. Melihat itu, Sherly langsung berbicara lagi, dan lebih berani tanpa rasa malu. "Kakak diam, aku anggap setuju." Tanpa ragu, ia menarik tangan Fajar dari sakunya dan menggenggamnya erat sebelum pergi.

Fajar langsung mengusap tangannya, seolah baru saja memegang sesuatu yang kotor, lalu dengan nada datar, ia berkata, "Kalau kamu nggak suka, lebih baik jauhkan adikmu dariku. Aku hanya menjaga perasaan istriku."

Sherly berhenti sejenak, namun senyum liciknya tetap melekat di wajahnya, meskipun perasaannya tercampur antara kemenangan dan tantangan.

Setelah mendengar pintu ruangan Fajar tertutup, Rega segera mendekati Fajar dan duduk di kursi di depan sahabatnya. Dengan nada santai, ia berkata, "Ar, kamu tahu adikku seperti itu sudah dimanja sama ayahku. Jadi, jangan terlalu galak."

Fajar mendengus kesal. "Jadi kamu mau aku pura-pura baik padanya? Kamu tahu sendiri dia seperti apa."

Rega mengangkat bahu, mencoba membujuk. "Iya, tapi apa gak ada sedikit kemungkinan buat adikku?"

Fajar menatap Rega dengan datar. "Kamu benar-benar kakak yang berbudi luhur ya. Kalau mau, aku bisa mencarikan lelaki yang lebih baik untuknya. Kamu tahu aku sudah menikah, dan kamu masih ingin aku dekat-dekat dengannya?"

"Tapi, Ar, jujur aja," Rega mulai menggoda. "Aku lihat kamu dan Agnes itu kayak bukan pasangan suami istri. Dan, aku yakin perjakaanmu juga belum hilangkan?"

Tanpa banyak bicara, Fajar langsung melempar sebuah buku tebal ke arah Rega. Beruntung, Rega sudah mengenal tabiat sahabatnya itu. Ia dengan sigap menangkap buku itu, lalu tertawa terbahak-bahak. "Sudah kuduga. Jadi, masih ada gadis yang gak mau melepas keperawanannya untukmu," ejek Rega sambil terus tertawa.

"Kamu bisa diam, gak?" Fajar menyahut dengan nada ketus, matanya menyipit tajam.

Tapi Rega tetap saja tertawa, merasa situasinya sangat lucu. Selama ini, wanita mana yang tidak rela mendekati Fajar dan rela melepas baju untuknya? Namun, lelaki itu selalu dingin dan menolak mereka semua. Bahkan adiknya, Sherly, yang memiliki wajah cantik dan body bak gitar Spanyol, tetap diabaikan begitu saja.

"Jadi, apa yang membuatnya gak menerima kamu, Ar? Dan kamu juga gak memaksanya? Secara, kamu dan dia itu sudah sah," tanya Rega, mencoba mengorek lebih jauh, tatapan penuh rasa ingin tahu.

Fajar memijat pelipisnya, jelas terganggu oleh pertanyaan itu, namun memilih untuk tidak langsung menjawab. Justru benaknya berselancar pada awal mula dirinya dan Agnes menikah. Rahasia besar, benar-benar besar disimpan Fajar seorang diri. Jika Agnes mengetahui hal ini, entah wanita itu masih ingin bersamanya atau tidak, apalagi selama ini Agnes selalu menggaungkan pada dirinya untuk segera menalaknya.

"Yeahhh... dia malah melamun," ucap Rega menyadarkan Fajar. 

fajar menelan ludahnya sebentar lalu berkata, "Ga, bagaiamana caranya menaklukan seorang istri yang mau pisah denganmu?"

Rega terkejut mendengar pertanyaan Fajar. Alisnya terangkat tinggi, lalu ia tertawa kecil, seolah tidak percaya.

"Fajar... kamu serius? Kamu—yang biasanya dingin dan nggak pernah mau peduli soal perasaan perempuan—sekarang malah nanya kayak gini?" goda Rega sambil menyandarkan punggungnya ke kursi dengan santai.

Fajar menatap Rega dengan ekspresi datar namun serius. "Aku nggak bercanda, Ga. Jawab aja. Bagaimana caranya?"

Rega mengusap dagunya, berpura-pura berpikir mendalam. "Hmm, kalau aku sih gampang. Puji dia setiap hari, beri perhatian kecil, dan... kasih kejutan romantis. Tapi itu aku, ya. Kalau kamu? Wah, berat, Ar. Karaktermu kayak batu es di kutub."

Fajar menghela napas panjang, jelas tidak terhibur dengan candaan Rega. "Aku serius, Ga. Ini penting. Aku nggak mau dia benar-benar pergi."

Rega akhirnya berhenti bercanda dan memasang ekspresi serius. Namun, selera humornya yang khas tetap muncul saat ia merogoh kantong celananya, mengeluarkan sebuah benda kecil, lalu mengangkatnya dengan gaya dramatis—sebungkus kondom. "Tunjukkan ini padanya, dan kasih tahu kalau ukurannya double XXL."

"Dasar teman Lucnat!"

1
Yulia
bagus👍
Hayurapuji: terimakasih kakak
total 1 replies
Qaisaa Nazarudin
Nah gitu dong Nes Definisi isteri yg bisa diharapkan..
Qaisaa Nazarudin
BODOH..katanya siswa biasiswa,kok oon..
Qaisaa Nazarudin
Jebakan dari Sherly lagi kan .Duh kapan masalah ini selsei..terlalu bertele-tele..
Qaisaa Nazarudin
Kocak juga ya si Berta ini..bikin aku ngakak,Ada aja yg keluar dari mulutnya bikin aku terhibur..😂
Qaisaa Nazarudin
Masih mau belain adek kamu,Ini udah keterlaluan,Ini bukan candaan lho Regan,Ajarin adek kamu yg benar,Sebelum kamu nyesel nantinya..😡😡
Qaisaa Nazarudin
Kan udah ku duga,TAKTIK MURAHAN, Hanya Sherly yg melakukan hal BODOH kayak gini..🙄🙄🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
Hanya seorang ISTERI yang tau/memahami Suaminya luar dalam,Bukan sodara bukan juga Ortu,Tapi ISTERI..👍👍
Qaisaa Nazarudin
Wahh udah ketebak,Pasti itu kerjaan Sherly atau gak buk Ana dosen cewek itu, Apa namanya lupa,Nana apa hana apa Ana??
Qaisaa Nazarudin
Rega sekarang kamu sudah tau kan kalo Fajar begitu mencintai Isteri nya..Jadi tolong kamu kondisikan adek kamu itu..
Qaisaa Nazarudin
Terus siapa yg ngambil poto mereka waktu itu?
Qaisaa Nazarudin
Ternyata udah jatuh Cinta oada pandangan pertama,Lha kenapa gak jujur aja,Ambil hati Agnes baik2,Dia kan belom pernah pacaran,Di manis manisin biar dia cepat meleleh gitu..
Qaisaa Nazarudin
GILA, Ternyata sama2 gilanya, Pantesan adeknya murahan kayak gitu..🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
Makanya jadi kakak harus Tegas,jangan terlalu di manjain tuh adek mu..
Qaisaa Nazarudin
Lha Rega udah salah ya minta maaf dong,Sengaja atau nggak nya,tetap aja kamu udah megang bokong cewek,itu udah dikira pelecehan lho..
Qaisaa Nazarudin
Nah Jar gitu dong jujur,Jadi dia gak nyalahin kamu,kalo sesuatu terjadi sama adeknya..
Qaisaa Nazarudin
Apa hubangannya sidang skripsi dengan daun talas.🤣🤣🤣
Hayurapuji: biar lancar kayak air mengalir kak hahaha konon ceritanya begitu
total 1 replies
Qaisaa Nazarudin
Saat OBSESI sudah menguasai diri..maka Otak udah gak bisa berpikir yg Normal lagi..Sanggup melakukan sesuatu demi ambisi,Itu sangat lah merugikan dan buang waktu sia-sia..
Qaisaa Nazarudin
Gunakan otak Pinter kamu itu utk berpikir positif,jangan negatif tengking mulu..
Qaisaa Nazarudin
Lha kamu yg bikin Ulah ngapain ngajak orang lain masuk dlm masalah yg kau buat..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!