Plakk!!!
"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"
Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Tak Boleh Jatuh Cinta!!!
Sinta dan Dimas pun pergi bersama mereka menuju ke Caffe yang tak jauh dari Rumah Sakit.
Di Caffe.
"Sin Bokap lo kok kayak binggung pas lo tanya tentang Nando Fehansyah ya?" Tanya Dimas
"Palingan juga Papa cuma pura-pura ga tau"
"Tapi kalau dari wajah Bokap lo, kayak emangnya ga tau"
"Tau dari mana lo?" Tanya Sinta
"Gue kan punya Kakak, Kakak gue kerja di Rumah Sakit Psikiater ya gue pernah belajar dikit tentang wajah yang beneran ga tau atau cuma pura-pura aja"
"Sok tau lo" kata Sinta
"Gue bukan sok tau, tapi lihat aja wajah Papa lo emang kayak binggung gitu"
"Tapi gue yakin Papa cuma pura-pura aja"
Tak lama kemudian makanan dan minuman yang mereka berdua pesan pun sampai.
"Makan dululah gue laper, jangan bahas Papa gue, gue lagi males"
"Oke, selamat makan"
Mereka pun makan bersama-sama, saat makan Tiba-Tiba.
"Sorry Sin ada itu" kata Dimas sambil mengambil sisa makan yang ada di pipi Sinta
Dimas dan Sinta pun saling pandang satu sama lain.
DEG DEG DEG!!!
Jatung Sinta Tiba-Tiba berdetak kencang, Sinta membeku menatap Dimas.
"Enggak-enggak, Gak mungkin gue suka sama Dimas" kata Sinta dalam hati
Tiba-Tiba!!!
"WOW SAINGAN GUE BERKURANG NIH, BUAT DAPETIN LAILI" teriak Tegar yang tiba-tiba muncul
"Apaan sih lo" kata Dimas
"Benerkan saingan gue berkurang"
"Enggak ya, gue tetep ga mau kalau sampai Laili suka sama lo"
"Kita lihat aja siapa yang bakal di pilih sama Laili"
Dimas pun terdiam. Tegar lansung meninggalkan Dimas dan Sinta.
Sinta yang masih terdiam karena ia masih terpaku karena Dimas.
"Sin, Sinta" kata Dimas
"Eh i-iya, ada apa?" Tanya Sinta
"Kok bengong sih?" Tanya Dimas
"Eh, enggak kok siapa yang begong"
"Lo barusan benggong"
"Enggak kok, gu-gue lagi mikir aja" kata Sinta berbohong
"Mikir apa?" Tanya Dimas
"Mikir Laili, udah selesai kan makannya ayok balik ke Rumah sakit"
"Ayok"
Dimas dan Sinta pun kembali ke Rumah Sakit.
Di Rumah Sakit.
Dimas dan Sinta pun masuk ke kamar inap Laili.
"Hai Li" kata Dimas
"Hai"
"Lo udah makan?" Tanya Dimas
"Belum, gue pengen makan beli di luar sih, kata Dokternya gue boleh beli makanan di luar Rumah Sakit asal beli nasi"
"Lo mau apa, biar gue beli'in ya"
"Ga usah, tadi Tegar abis kesini, terus gue nitip suruh Tegar beli'in makanan sekalian" kata Laili
"Oh gitu, pantes tadi gue ketemu Tegar di Caffe yang ga jauh dari Rumah sakit"
"Oh jadi kalian abis dari Caffe?" Tanya Laili
"Iya, tapi kita abis makan aja kok"
Tiba-Tiba!!
"Yakin cuma makan aja, tadi gue lihat kayaknya Dimas ngelap Pipi Sinta sambil pandang-pandangan lagi" kata Tegar yang muncul secara Tiba-Tiba
"Apaan sih lo, jangan sok tau deh" kata Dimas
"Gue ga sok tau, emang benerkan?" Tanya Tegar
"Gue cuma bantuin Sinta aja ya ga lebih"
"Lebih juga ga papa, biar Laili gue yang jagain"
"Udah deh Gar, lo ga usah cari gara-gara, Laili baru sembuh lo" kata Sinta
"Oke-oke maaf, Laili gue minta maaf ya udah buat keramaian di sini"
"Iya ga papa kok"
"Nih makanan buat lo, biar gue suapin ya" kata Tegar
"Ga usah, gue bisa sendiri kok"
"Biar gue suapin aja"
"Ga usah, gue mau makan sendiri aja"
"Udah mendingan gue aja yang suapin lo berdua mendingan duduk aja deh di situ"
"Tapikan Laili mau gue suapin"
"Gue di suapin sama Sinta aja deh"
"Udah sini, Sini" kata Sinta sambil merebut makanan yang ada di tangan Tegar
Sinta pun menyuapi Laili, sedangkan Tegar dan Dimas duduk di kursi panjang, melihat Sinta yang menyuapi Laili.
"Ga mungkin gue suka sama Dimas, inget Dimas sukanya sama Laili" kata Sinta dalam hati
Laili yang merasa aneh dengan Sinta, Laili pun merasa curiga.
"Sin lo kenapa?" Tanya Laili
"Eng-enggak kok, gue ga kenapa-napa" kata Sinta
"Yakin gue lihat dari lo dateng ke sini, kayaknya lo lagi mikirin sesuatu gitu"
"Enggak kok, gue ga lagi mikirin apa-apa" kata Sinta
"Yakin, kalau ada apa-apa cerita ke gue, ga papa kok"
"Aman kok Li, ga ada apa-apa"
"Beneran"
"Iya beneran"
"Oke"
Selesai makan Laili, Dimas, Sinta Dan Tegar mengobrol sebentar. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.
"Li, udah malam gue sama Sinta pulang dulu ya besok gue kesini lagi, gue mau ikut anterin lo ke rumah" kata Dimas
"Ga usah, besok gue sama Bi Ijah aja"
"Kok ga usah?" Tanya Dimas
"Sorry Dim, bukannya gue ga mau lo kerumah, tapi lo tau kan Bokap gue kayak apa, pas ketemu lo" kata Laili
"Kalau gitu biar gue aja" kata Tegar
"Emang lo boleh?" Tanya Dimas
"Boleh, Bokapnya Laili itu temen nya Bokap gue" kata Tegar
"Emangnya bener Li?" Tanya Dimas
"I-iya"
"Oh oke"
"Gue ikut Tegar" kata Sinta
"Ga mau gue" kata Tegar
"Sorry juga Sin, Bokap gue sebenernya ngelarang gue buat deket-deket sama lo" kata Laili
"Hah, kenapa gue di larang" kata Sinta
"Gue juga ga tau"
"Berarti yang bisa cuma Tegar aja nih?" Tanya Dimas
"I-iya"
"Yeeeessss, oke besok gue kesini ya"
Dimas lansung menatap tajam ke arah Tegar.
"Tapi lo kan sekolah?" Tanya Laili
"Besok gue mau bolos demi lo" kata Tegar
"Jangan, nanti lo kena hukum"
"Gue ga perduli"
"Tapi"
"Udah, ga papa, kalau gitu gue pulang dulu ya, sampai ketemu besok" kata Tegar sambil keluar dari kamar inap Laili
Dimas dan Sinta pun pulang.
***
Ke Esokan Harinya.
Tegar ke Rumah Sakit pagi-pagi sekali sekitar jam enam pagi.
"Gimana Li, udah siap buat pulang?" Tanya Tegar
"Udahlah gue bosen banget disini" kata Laili
"Neng, Neng Laili makan dulu sebelum pulang" kata Bi Ijah
"Ga mau Bi, aku pengen makan di luar aja" kata Laili
"Jangan Neng, ga sehat"
"Pliisss Bi"
"Li, jangan emangnya lo mau sakit lagi?" Tanya Tegar
"Enggak sih"
"Ya udah, kalau gitu makan dulu terus pulang"
"Ya udah deh"
Sebelum pulang Laili makan terlebih dahulu, di suapi oleh Tegar.
"AAAAaaaaa ayok buka mulutnya" kata Tegar
Laili pun membuka mulutnya.
"Haaappp, nah gitu dong makan yang banyak" kata Tegar
"Tapi gue pengen makan di luar Gar"
"Nanti kalau lo emang udah sembuh total gue janji bakal beli'in lo makanan apapun yang lo pengen"
"Janji" kata Laili
"Iya janji"
Selesai Laili makan tak lupa Laili minum obat yang sudah di berikan oleh Dokter. Setelah semuanya selesai Laili, Tegar dan Bi Ijah pun pulang menaiki mobil milik Tegar.
Se sampainya di Rumah Laili.
Laili dibantu Tegar dan Bi ijah masuk ke dalam kamarnya, karena Laili yang masih lemas jadi ia masih tak bisa berdiri tegak.
"Makasih Bi, makasih juga Gar"
"Iya sama-sama" kata Tegar
"Mas Tegar tolong tungguin Neng Laili bentar ya" kata Bibi
"Iya Bi, aku jagain"
"Mau kemana Bi?" Tanya Laili
"Saya mau buat makan dulu buat Bapak Neng"
"Oh gitu"
"Jagain ya Mas, sebentar"
"Iya Bi, tenang aja"
Bibi pun keluar dari kamar Laili, tinggal Tegar yang masih di dalam menjaga Laili.
"Gar lo ga kenak marah sama Nyokap lo?" Tanya Laili
"Kenak marah kenapa?" Tanya Tegar
"Ya karena gue, lo bolos sekolah"
"Hahaha, ga bakal, nyokap gue mana peduli sama gue Li, nyokap gue cuma perduli sama kerjaannya"
"Sama dong"
"Udahlah ga usah dibahas, mendingan kita nonton aja, gimana?" Tanya Tegar
"Nonton apa?"
"Nonton Disney, gue ada Disney bagus nih" kata Tegar
"Judulnya?"
"Rahasia dong, nonton aja, nanti juga lo tau" kata Tegar
"Oke deh"
Tegar pun menonton Disney bersama Laili. Tak terasa saat mereka berdua menonton, Laili tertidur di pundak Tegar.
"Cantik, tapi sayang gue ga bisa milikin lo, tapi gue suka sama lo, apa semuanya bisa gue pendem" kata Tegar dalam hati
Tegar pun meletakan kepala Laili ke bantal, Tegar pun keluar dari kamar Laili menuju ke dapur.
"Masak apa Bi?" Tanya Tegar
"Loh kok disini Mas, butuh sesuatu?" Tanya Bibi
"Enggak Bi, Laili udah tidur, jadi aku kesini deh takut nanti dia kebangun"
"Oh gitu"
"Iya Bi"
"Mas Tegar makan dulu ya disini, bentar lagi Bapak pulang Mas"
"Ga usah Bi, aku pulang aja"
Tak lama kemudian Papa pun pulang, terdengar suara mobil milik Papa.
"Nah tuh suara mobilnya" kata Bibi
Papa pun masuk ke dalam Rumah.
"Bi, ini siapa?" Tanya Papa
"Ini Mas Tegar Pak, temennya Neng Laili" kata Bibi
"Om saya Tegar, anaknya temen Om" kata Tegar
"Siapa?" Tanya Papa
"Saya anaknya Fifi Serlina Om, Mama saya temennya Tante Linda" kata Tegar
"Kamu kenal sama Linda?" Tanya Papa
"Kenal Om, tante Linda temen baik Mama saya"
"Oh ya"
"Iya Om"
"Kamu udah makan?" Tanya Papa
"Belum Om"
"Ya udah ayok makan sama saya ya, kamu pasti laperkan"
"Saya makan di rumah aja Om"
"Udah ga papa, makan disini aja sama saya" kata Papa sambil memeluk pundak Tegar
"Tapi Om"
"Ga papa, ga usah sungkan kamu, sering-sering ya main kesini"
"I-iya Om"
Papa dan Tegar pun makan bersama-sama.
"Makan yang banyak kamu" kata Papa
"Iya Om, makasih lo Om"
"Iya sama-sama"
"Jadi gini rasanya makan bareng Papa sendiri" kata Tegar dalam hati.