NovelToon NovelToon
Berbisnis Di Isekai

Berbisnis Di Isekai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Dunia Lain / Persahabatan / Fantasi Isekai / Toko Interdimensi
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yeffa

Elise, Luca dan Rein. Mereka tumbuh besar disebuah panti asuhan. Kehidupan serba terbatas dan tidak dapat melakukan apa-apa selain hanya bertahan hidup. Tapi mereka memiliki cita-cita dan juga mimpi yang besar tidak mau hanya pasrah dan hidup saja. Apalah arti hidup tanpa sebuah kebebasan dan kenyamanan? Dengan segala keterbatasannya apakah mereka mampu mewujudkannya? Masa depan yang mereka impikan? Bagaimana mereka bisa melepaskan belenggu itu? Uang adalah jawabannya.

Inilah kisah mereka. Semoga kalian mau mendengarkannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeffa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Sebuah Evolusi

Hari-hari berlalu tanpa arti, Carla mengatakan akan mendiskusikannya nanti dengan Bu Violet tapi hingga kini belum ada kabar terbaru mengenai hal itu. Elise termenung menatap langit malam dari balik jendela tua. Luca dan Rein tampak tertidur pulas sejak tadi sore selepas makan malam. Mereka kelelahan, hanya Elise yang tidak.

Elise masih mencari tahu mengenai bakatnya. Karena ternyata ada beberapa anak yang sudah memiliki bakat tersendiri. Contohnya Melisa, gadis berusia 8 tahun yang pandai memasak. Skill utama yang dimilikinya adalah memasak. Atau Leon yang skill utamanya perkerjaan yang membuat perkakas. Elise masih belum tahu apa perkerjaan yang cocok untuknya. Memang Elise tidak perlu buru-buru menentukan bakatnya tapi Elise ingin segera tahu dan bisa mengembangkan bakatnya lebih cepat.

Umurnya saat ini masih empat tahun. Elise bahkan hampir melupakannya karena disini mereka ulang tahun mereka tidak dirayakan. Elise hanya ingat jika dirinya sudah melewati lima kali musim semi didunia ini. Itupun saat musim gugur awal. yang artinya dirinya sudah bertambah satu tahun. Karena yah dirinya juga tidak tahu kapan dilahirkan.

Beberapa tahun lagi Elise terpaksa harus keluar dari panti dan bekerja untuk dirinya sendiri. Luca sudah pasti akan menjadi petani ataupun petualangan . Rein juga skill mahir dalam sihir apapun setidaknya dia bisa bekerja di menara sihir.

Elise menghela nafas panjang. Tama terlihat tertidur di pangkuannya. Elise membelainya lembut sedangkan Erie terlihat tertidur dibawah pohon memeluk ekornya. Elise juga khawatir, akhir-akhir ini Tama terlihat lebih pucat, padahal sudah makan herba yang banyak. Fikirannya berkecamuk didalam benaknya. Hingga tiba-tiba cahaya putih menyinari tubuh Tama dengan terangnya.

"Eehh, apa yang terjadi." Teriaknya kebingungan.

"Hah! Apa? Ada apa?" Luca dan Rein terkejut mendengarnya kemudian menatap Tama yang menjadi berubah bentuk. Bukan lagi Slime yang berbentuk bulat dengan warna biru transparan. Tubuhnya berbentuk seperti ubur-ubur dengan kaki dibawahnya. Lucu sekali.

"Lihat, kenapa Tama jadi seperti itu?" Tanya Elise kebingungan.

"Oh... Sepertinya dia sedang berevolusi." Jelas Rein sembari mengucek kedua matanya. Perih.

"Evolusi? Apa itu?" tanya Elise bingung tidak mengerti. Bukankah Tama Ratu Slime. Untuk apa sebuah Evolusi.

"Mungkin dia terlalu banyak memakan herba yang membuatnya seperti itu." Luca menduga-duga.

"Lalu bagaimana?" Tanya Elise.

"Bagaimana apanya?" Jawab Rein kesal. Diberondong pertanyaan aneh Elise tengah malam.

"Jika Tama berevolusi berati Tama punya skill barukan?" Tanya Elise tak kalah sinis.

"Ya kamu tanya aja sama Tama. Dia kan pet mu. Gimana sih. Udah ah aku mau balik tidur. Kukira ada apa." Rein kembali tidur dibalik selimut tipisnya.

"Pii" teriak Tama seperti memahami kalimat Rein. Tama mengeluarkan cairan biru jernih dari balik tangan elastis nya ke tangan Luca yang terlihat penuh dengan Luka akibat berladang.

"Eh. Luka ku sembuh. Yang aku saja tidak sadar kapan aku terluka." Ujar Luca kaget melihatnya. Cairan itu meresap dengan cepat kedalam tubuhnya. Membuatnya juga kembali bertenaga. Cairan itu bahkan tidak berbau.

"Bukankah itu sejenis potion?" Tanya Luca.

"Berati kita bisa menghasilkan potion? Bagaimana jika kita menjualnya?" Tanya Elise.

"Bisa juga. Bagaimana dengan tempatnya. Kita butuh tempat untuk menampungnya kan?" Luca terlihat merenungkan pertanyaan yang terlontar dari mulutnya.

"Bagaimana jika kita investasikan perak yang kemarin kita hasilkan untuk membuat tempat itu. Kita suruh saja Leon membuatnya. Harusnya dia bisa kan? Kemudian kita jual di toko potion." Jelas Elise.

"Wah, kamu pintar Elise. Jika menyangkut tentang uang." Elise terkekeh mendengar pujian itu.

"Baiklah ayo kita bergegas tidur. Agar bisa bekerja dengan baik besok pagi. Kamu tidak lupa untuk mencabut rumput kan besok pagi." Luca memicingkan matanya curiga melihat Elise yang gelagapan mendengar pertanyaannya.

"Eh- tidak. Aku tidak lupa. Baiklah selamat malam Luca." Elise menghindari percakapan itu dengan memilih tidur dengan fikiran yang berputar-putar membayangkan dirinya bisa menjadi kaya raya.

...****...

Pagi-pagi sekali mereka sudah bergegas menemui Leon yang masih tertidur di kamarnya. Kamar Leon berisi empat orang anak. Hanya Leon yang terlihat masih berbaring di kasurnya dengan malas saat mereka masuk ke kamarnya. Rencananya mereka akan memperkerjakan Leon membuat beberapa botol untuk dijadikan sampel.

"Apa yang kalian lakukan pagi-pagi sekali di kamarku." Tanya Leon sembari mengusap kedua matanya.

"Hei Leon, kami punya permintaan." Ucap Elise lebih dulu duduk disamping ranjang Leon.

"Kami ingin kamu membuat botol potion." Sambung Luca.

Leon menatap mereka satu persatu kemudian berkata, " untuk apa botol itu. Kalian tidak akan mampu membuatnya.  Bahan botol itu saja mahal. Membutuhkan material khusus. Makanya potion mahal sekali harganya."

"Eh, jadi kita harus apa? Tidak adakah alternatif?" Elise terlihat murung, berati idenya kali ini pun gagal.

"Baiklah kita akan mencari solusi. Tapi kamu bisa kan membuatnya jika ada itemnya?" Tanya Rein memastikan.

"Tentu. Aku akan membantu."

"Baiklah kami pergi dulu. Lanjutkan saja tidurmu."

"Hemm.." Leon kembali merebahkan tubuhnya ke kasur sementara mereka melangkah pergi meninggalkan ruangan.

"Bagaimana ini. Aku tidak punya rencana apapun." Ucap Elise ketika mereka melewati lorong-lorong panti.

"Aku ada ide, ayo kita daur ulang botol potion yang ada di pembuangan." Bisik Rein saat tiba diruang makan. Mereka terus berjalan keluar ruangan hingga tiba di pekarangan.

"Eh, apakah bisa?" Bisik Elise.

"Tentu. Seharusnya." Rein yakin dengan idenya.

"Atau kita bisa membersihkan botol itu untuk di pakai kembali. Lebih menghemat bukan." Luca memberikan argumen lainnya.

"Tapi potion harus dalam keadaan steril dan bersih." Kata Elise.

"Tidak adakah skill pembersih." Tanya Luca. Mereka menggeleng serempak. Tidak ada hasil.

"Piii" teriak Tama didalam kantong.

"Apa katanya?" Tanya Rein kepada Elise yang mengeluarkan Tama dari kantong.

"Sepertinya kita bisa menggunakan botol potion bekas. Tama akan membersihkan dan memasukan potion itu." Jelas Elise senang.

"Bagaimana jika kita bergegas sekarang. Masih banyak waktu hingga waktu sarapan. Seharusnya mereka juga tidak akan curiga kita hilang sebentar bukan?" Luca memberi ide.

"Untuk apa?" tanya Rein bingung.

"Ya untuk mencari botol itu." jawab Luca. pertanyaan bodoh macam apa ini.

"Kita punya banyak. Lihat." Rein mengeluarkan beberapa botol dari kantungnya. Membuatnya berserakan ditanah.

"Oh iya. Aku lupa. Terakhir kali kita menguras seluruh tempat pembuangan kan." Elise senang mereka tidak perlu pergi menyelinap ke tempat itu lagi.

"Iya. Tentu saja. Jadi bagaimana jika Tama mencoba melakukannya sebagai percobaan." Elise segera menyuruh Tama menunjukan keahliannya dan Tama segera memasukan satu botol ke dalam tubuhnya. Menghilangkan kotoran dan juga noda. Membuatnya terlihat seperti baru. Tama memberikan botol potion ke Elise untuk diperiksa.

"Bagaimana? Sepertinya terlihat bagus." Elise memperhatikan setiap jengkal botol potion berbentuk bulat yang dipegangnya. Sebenarnya Elise sedang mengintip jendela hologram didepan matanya yang menyebutkan jika botol potion ini sudah kembali higienis.

"Bagus. Ini seperti baru. Dan pastinya bersih." jelas Rein.

"Seharusnya kita bisa melakukannya kan?" tanya Luca.

"Asikk... sebuah sapi bukan lagi mimpi." teriak Elise.

"Hei, hari ini jadwalnya sarapan daging kan?" Tiba tiba Elise teringat akan hal itu.

"Iya benar. Ayo bergegas kembali sebelum kita kehabisan. Kita lakukan ini nanti malam saja. Agar tidak banyak orang yang melihat dan bertanya." Mereka segera mempercepat kegiatannya dan kembali ke panti secepat mungkin agar tiba tepat waktu.

1
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat🙏
Kakak Author
sip..keren deh ../Ok//Good/
Miawchan
Ratu slime gatuh wkwkwkkw
One More: terimakasih atas komentar dan dukungannya🥰🥰🥰
total 1 replies
Mbahe Lanang
oke
One More: terimakasih atas komentar dan dukungannya🥰🥰🥰 semoga suka yaaa
total 1 replies
Emi Age
karyanya bagus dan alurnya tdk berbelat belit jadi ringan saat membaca, lanjut kan alurnya
One More: Terima kasih kak atas saran dan komentarnya.../Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
Miawchan
authooor semoga sehat selaluuuuu biar bisa update tepat waktuuuu ..
One More: terima kasih kak atas komentar dan dukungannya kak
total 1 replies
Miawchan
Aku sukaaaaa ... plis jadiin komik ini seru bangettt
One More: terima kasih atas saran dan komentarnya /Determined//Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
aku tiga
Semangat Thor..
One More: pasti semangat demi pembaca🥰🥰🥰
total 1 replies
aku tiga
Semangat authooor... ditunggu update selanjutnya..
One More: terima kasih kak.. atas dukungannya/Angry//Angry//Angry/
total 1 replies
Bianca Garcia Torres
Mantap banget ceritanya!
One More: 😍😍😍 terima kasih komentar dan dukungannya...
total 1 replies
PR0_GGRAM3D
Menegangkan tapi juga romantis, pertahankan kualitasnya!
One More: terima kasih komentar dan dukungannya.. 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!