NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menakut-nakuti

"Cincinku? Dimana cincinku?" Bratawali terperangah. Cincin yang sering dia pakai, kini tidak di tempatnya. Pria tua itu pun segera mencarinya ke setiap sudut kamar. Namun, Bratawali sama sekali tidak menemukannya.

"Sialan! Pasti ada yang berani masuk ke kamarku," dengan amarah yang mulai berkobar, Bratawali langsung beranjak keluar kamar.

"Siapa yang telah lancang, masuk ke kamarku, hah!" teriak pria tua itu, begitu dirinya berada di ruang tengah.

Suara yang menggelegar, sontak saja mengusik semua orang yang ada di rumah itu. Beberapa orang, bahkan langsung menunjukan diri, di tempat Bratawali berada.

"Ada apa, Tuan? Apa yang terjadi?" tanya seorang pengawal.

"Siapa yang sudah berani masuk ke kamarku, hah! Siapa!" bentak Bratawali. Semua yang ada di sana, sontak terkejut. Mereka bahkan saling pandang satu lain dengan berbagai tanya dalam pikiran mereka.

"Katakan! Siapa yang berani masuk kamarku! Ngaku!" bentak Bratawali. "Kalau tidak ada yang mau ngaku, kalian semua akan aku hukum! Cepat, ngaku!"

Lagi-lagi semua saling pandang dan dari wajah mereka, jelas sekali tergambar kepanikan yang luar biasa.

"Ada apa ini?" Tarmini, yang baru saja masuk nampak heran dengan situasi yang dia saksikan. "Kok pada ngumpul di sini semua?"

"Ada yang masuk ke kamarku dan mencuri cincin pusaka keluargaku," balas Bratawali, geram.

"Apa? Cincin pusaka dicuri? Kok bisa?" Tarmini pun terlihat kaget. "Mungkin cincinnya jatuh?"

"Tidak, aku sudah mencarinya."

"Ya ampun, masa bisa hilang?" Tarmini pun merasa heran. "Apa Tuan sudah memeriksa kamera pengawas?"

"Astaga... aku lupa," ucap Bratawali. Pria itu menatap tajam satu persatu orang-orang yang bekerja untuknya, seakan memberi peringatan kepada mereka, lalu dia masuk kembali ke kamarnya.

"Pudel!" Tak lama setelah masuk kamar, Bratawali kembali berteriak. Pria itu segera keluar kamar sambil memegang ponselnya. "Dimana Pudel sekarang!"

"Pudel? Kenapa anda malah mencari Pudel?" Tarmini kembali heran dengan sikap pria yang selama ini memanjakannya dengan uang.

"Pudel yang mencuri cincinku!" bentak Bratawali. "Dimana dia!"

"Dia biasanya jam segini, main keluar kompleks, Tuan," jawab seorang anak buah.

"Sial! Cari dia, cepat!" mendengar titah tersebut, semua langsung menyebar, mencari binatang kesayangan Tuan Bratawali.

Namun tanpa Bratawali sadari, ada satu orang di sana yang justru diam-diam tersenyum. Dialah Tarmini, wanita muda yang saat ini paling dekat dengan pria tua kaya raya itu.

Tarmini lah yang menyusun rencana semuanya, termasuk memanfaakan binatang kesayangan Bratawali untuk mencuri cincin pengendali arwah Klawing.

Sekarang Tarmini tinggal menyusun rencana untuk mencari cincin utama yang hilang kemarin. Kalau kedua cincin sudah berada di tangannya, besar kemungkinan, Tarmini, akan menguasai semua harta Bratawali.

####

Sementara itu, di sebuah kampus ternama, saat ini Juna harus berhadapan dengan empat pemuda yang semalam mengeroyoknya.

"Kau, ikut aku sekarang," titah Axel, anak muda yang selalu diandalkan teman-temannya karena status sosial orang tuanya lebih tinggi.

"Ikut kemana?" Juna sama sekali tidak menunjukan rasa takut sedikitpun.

"Ikut aku atau kamu akan habis di sini!" Axel langsung mengancamnya dan dia juga memberi kode kepada tiga temannya, untuk menarik paksa dan menyeret Juna ke tempat yang aman.

"Jangan ada yang berani, melapor, paham!" Ancam Axel pada yang lain.

Juna tak berkutik. Sebenarnya dia bisa memberontak, tapi Juna memilih pasrah karena penasaran dengan apa yang akan dilakukan empat orang itu kepadanya.

"Gimana? Apa kamu butuh bantuanku?" Tiba-tiba terdengar suara Klawing terdengar di dekat telinga Juna.

Juna menggeleng sebagai tanda kalau Klawing dilarang melakukan tindakan apapun. Klawing pun menurutinya, tapi sosok tak terlihat itu terus mengikuti Juna.

Brak!

Axel menendang pintu ruangan yang sudah tidak digunakan dan ketiga temannya langsung mendorong tubuh Juna masuk ke dalamnya hingga pemuda itu hampir saja terbentur dinding.

Axel mendekat cepat dan langsung menarik kerah jaket yang Juna pakai. "Mana ponsel kamu?"

"Ponsel apa?" Juna malah balik bertanya.

"Nggak perlu pura-pura!" bentak Axel tepat di depan wajah kamu. "Teman-teman, geledah tas Juna!"

Denis dan Brian langsung bergerak.

"Ini, Xel," Denis yang menemukannya.

Axel menyeringai. "Banting ponsel itu!" titahnya.

"Dengan senang hati," Denis kegirangan. Bahkan mereka tertawa puas karena berhasil menyingkirkan satu-satunya bukti yang Juna miliki.

"Klawing, lakukan sesuatu sekarang, Klawing," Juna bergumam lirih.

"Apa kamu bilang?" Axel salah tangkap. "Kamu mohon ampun? Cih!"

"Udah, Den, nunggu apaan? Banting sekarang ponselnya," seru Marvin yang ikut-ikutan memegangi Juna supaya tidak berontak.

"Oke!" Denis langsung mengangkat tangan yang memegang ponsel Juna. Dengan seringai liciknya, Denis mengumpulkan semua tenaganya untuk melempar ponsel dengan keras.

"Hiyyaaa.... eh," Denis tertegun. Wajahnya seketika mirip orang bingung. "Tanganku kenapa?"

"Ada apa, Den?" tanya Brian yang menyadari ada keanehan pada temannya.

"Tanganku nggak bisa bergerak," jawab Denis, namun dia kembali dibuat terkejut. "Loh, kok, gerak?"

"Jangan bercanda, Den," ucap Marvin. "Itu tanganmu bergerak."

"Tadi nggak bisa, Marvin, serius," Denis mencoba meyakinkan. "Tadi kaya ada yang menahan tanganku."

"Jangan ngaco kamu, Den," ucap Brian.

"Serius, Brian, tadi aku ngerasa begitu," Denis terlihat begitu meyakinkan.

"Udah, udah, udah! Nggak usah ribut," Axel langsung turun tangan. "Banting ponselnya sekarang, Den."

Tanpa mengiyakan, Denis langsung mengangkat tangannya kembali dengan mata fokus kepada teman-temannya.

"Kalian, lihat aku semua," titah Denis kepada teman-temannya. Semua mata kompak memperhatikan Denis.

Dengan segenap tenaga yang Denis miliki, anak muda itu langsung melempar ponsel di tangannya.

Brak!

"Yah, ponselnya langsung remuk," ujar Brian. "Ponsel murah sih," ejeknya.

"Bodo amat, orang itu bukan ponsel aku," ucap Juna dengan entengnya.

Axel dan teman-teman sontak terperanjat. Arah pandang mereka, langsung beralih pada ponsel yang layarnya sudah bergaris dan tergeletak di atas lantai.

"Loh, itu kan," seru Brian dan dia langsung merogoh saku celananya. Di saat anak muda itu menunjukkan isi di kantong celananya, semua mata sontak melebarkan matanya.

"Ba-bagaimana bisa?" Brian sampai tergagap karena ponsel yang dia pegang saat ini adalah ponsel milik Juna. "Bagaimana bisa kamu menuker ponselku?" Brian malah menuduh Denis.

"Siapa yang nuker?" jelas saja, Denis langsung membantahnya. "Kamu buta apa gimana? Tadi kamu juga lihat, aku ambil ponsel itu dimana? Main tuduh aja."

"Tapi kenapa ponselku yang kamu banting?" bentak Brian tak mau kalah.

"Aku nggak tahu, sialan!" Denis teriak lebih kencang. "Kenapa kamu seenaknya nuduh aku!"

Brian murka. Dia langsung mengangkat tangan yang tadi merogoh saku celananya.

"Loh, ponsel yang kamu pegang mana, Bri?" ucap Marvin tiba-tiba membuat semua mata langsung memperhatikan tangan Brian.

"Astaga! Kok ponselnya nggak ada," Brian pun sama terkejutnya. Seketika wajah mereka langsung panik.

"Jangan-jangan di sini ada... "

Brak!

Sebuah bangku, jatuh di dekat mereka.

1
Apriyanti
lanjut thor 🙏💪
Apriyanti
lanjut thor
Was pray
biar tidak ketahuan kamu menyamar waktu menolong bratawali juna bisa minta tlng klawing utk merubah wajah kamu atau memakai topeng ,jadi ntar aman terkendali
Yuliana Purnomo
betuuull dugaan Juna
Was pray
kenapa klawing gak ngasih tau juna kl tarminem nencari cincin itu dan resikonya jika sampai cincin itu bisa diambil oleh tarminem? bego' banget kamu wing wing ...
Apriyanti
lanjut thor
ichcha
lanjut
Hardware Solution
koq Klawing nggak terus terang saja ya?
Yuliana Purnomo
cerdas juga mereka punya pemikiran andai tarmini berkhianat ke mereka berdua,,emng harus antisipasi
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
makin seru cerita nya ni
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
Klawing pasti terkejut kalau ibunya Juna anaknya mantan boznya
Yuliana Purnomo
Klawing firasat mu gak salah lagi,, cepat balik kerumah Juna,, takutnya geng tarmini bikin ulah di rumah juna
Yuliana Purnomo
kapooookkk diciduk polisi Axel
Yuliana Purnomo
siapa lagi yg jadi korban Heng anak manja itu lah,, kasian nya gadis itu
ichcha
lanjut
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!