Xu Yiran, seorang pemuda lumpuh di bumi yang hanya bisa bermimpi menjadi petarung MMA, mendapati hidupnya berakhir tragis dalam sebuah kecelakaan. Namun, takdir membawanya terlahir kembali di dunia brutal di mana kekuatan adalah segalanya. Ia terbangun di tubuh pemuda lain bernama Xu Yiran, satu-satunya yang tersisa dari pembantaian desanya oleh Sekte Seribu Bunga. Dipenuhi dendam dan tekad baja, Xu Yiran memanfaatkan pengetahuan seni bela diri modernnya untuk menciptakan gaya bertarung unik dalam kultivasi. Dengan setiap langkah, ia mendekati balas dendam dan memulai perjalanan menjadi penguasa dunia yang tak tertandingi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Master
Ketika Xu Yiran membuka mata, yang ia lihat bukanlah tubuh beruang yang masih mengancamnya, melainkan kehancuran yang ditinggalkan oleh ledakan itu. Beruang Batu Hitam yang sebelumnya mengancam hidupnya kini terbaring tak bernyawa, tubuhnya hancur berkeping-keping, seperti baru saja diterjang oleh serangan yang luar biasa kuat.
Namun, Xu Yiran merasa bingung dan heran. "Apa yang terjadi?"
Tiba-tiba, dari dalam kabut asap yang tersisa dari ledakan itu, muncul sosok seorang pria tua yang berjalan tenang menuju arah Xu Yiran. Pria itu mengenakan jubah putih yang sudah agak lusuh, namun aura yang terpancar darinya membuat Xu Yiran merasa tertekan, seolah-olah dia menghadapi makhluk yang jauh lebih kuat daripada siapapun yang pernah ia temui.
Pria tua itu berhenti di depan Xu Yiran dan memandangnya dengan mata tajam, seakan-akan melihat jauh ke dalam dirinya. Xu Yiran merasa seperti ada yang menelanjangi setiap pikiran dan perasaannya di hadapan pria ini.
“Luar biasa…” ujar pria tua itu dengan nada kagum, matanya tetap tertuju pada Xu Yiran. “Bertahan begitu lama melawan binatang roh seperti itu… tekadmu sungguh mengagumkan.”
Xu Yiran merasa bingung dan lelah, namun ada juga perasaan aneh yang mulai tumbuh dalam dirinya. "Siapa… siapa Anda?"
Pria tua itu tersenyum tipis. “Aku hanya seorang pengamat. Aku telah mengamati perjalananmu sejak pertama kali kamu memasuki hutan ini.”
Xu Yiran terkejut. “Mengamati… aku?”
Pria itu mengangguk. “Ya. Sejak pertama kali kamu memasuki hutan ini, aku melihat potensi luar biasa dalam dirimu. Dari mata kamu, aku bisa merasakan aura seorang tiran, seseorang yang memiliki tekad dan keberanian untuk menaklukkan dunia.”
Xu Yiran tercengang. "Tiran? Apa maksud Anda?"
Pria itu menghela napas, seolah sudah menunggu untuk mengatakan hal ini sejak lama. “Kamu memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Potensi untuk menjadi kultivator hebat, bahkan melebihi banyak orang yang lahir dengan akar spiritual yang lebih tinggi. Aku bisa merasakannya dari cara kamu bertarung dan bertahan hidup.”
Xu Yiran terdiam. Ia merasa bingung dan terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya. Tidak ada yang pernah mengatakan hal seperti itu sebelumnya, bahkan dirinya sendiri merasa tidak yakin dengan potensinya.
Namun, pria tua itu melanjutkan, “Aku sudah mengawasi perjalananmu di hutan ini, dan aku melihat ketangguhan yang jarang ada. Jika kamu mau, aku bisa membimbingmu untuk mencapai potensi sejatinya.”
Xu Yiran menatap pria itu dengan hati berdebar. “Membimbingku?”
Pria tua itu mengangguk. “Aku bisa mengajari kamu cara mencapai kekuatan yang lebih besar, dan membantu kamu mencapai tingkat kultivasi yang lebih tinggi. Aku telah mengamati banyak kultivator, namun aku merasa kamu berbeda. Kamu memiliki tekad yang lebih kuat daripada kebanyakan orang.”
Xu Yiran merasa bingung dan terhuyung oleh kata-kata pria tua itu. Mungkin inilah kesempatan yang selama ini ia cari—kesempatan untuk menjadi lebih kuat dan membalaskan dendamnya. Namun, dia masih ragu.
"Jadi, Anda… ingin menjadikanku muridmu?" tanya Xu Yiran pelan, hati berdebar.
Pria tua itu tersenyum lebih lebar, matanya bersinar dengan keyakinan. “Ya, aku ingin mengajarkanmu. Ini kesempatanmu untuk melangkah lebih jauh, menjadi seseorang yang tak terbatas. Kamu hanya perlu memutuskan apakah kamu mau menerima tawaran ini atau tidak.”
Xu Yiran menatap pria itu dalam diam, berpikir panjang. Ini bukan sekadar tawaran biasa. Jika dia menerima, dia akan memasuki dunia yang lebih besar, dunia yang penuh dengan kekuatan, pengkhianatan, dan peluang yang menantang.
“Aku… aku menerimanya, mohon bimbingannya Master” jawab Xu Yiran akhirnya, tekadnya semakin bulat.
Pria tua itu tersenyum, senyum yang penuh kebijaksanaan. “Bagus, kita mulai sekarang. Jalan yang akan kamu tempuh tidak mudah, tapi jika kamu bisa bertahan, tak ada yang bisa menghentikanmu.”
Dengan itu, perjalanan baru Xu Yiran sebagai murid pria tua itu dimulai. Sebuah perjalanan yang penuh dengan rahasia, kekuatan, dan takdir yang belum terungkap.
***
Xu Yiran masih terpesona dengan kejadian yang baru saja terjadi. Setelah menerima tawaran pria tua itu, sebuah perubahan besar dalam hidupnya dimulai. Tanpa berkata banyak, pria tua itu mengangkat tangan, dan dalam sekejap, tubuh Xu Yiran terangkat ke udara.
Rasa terkejut dan bingung tak bisa dibendung lagi. Xu Yiran merasa seperti tubuhnya terlempar oleh suatu kekuatan yang luar biasa, seolah-olah angin dan energi spiritual mengelilinginya dalam pusaran yang tak terlihat. Saat dirinya berada di udara, semuanya terasa begitu cepat, tubuhnya bahkan tak sempat mencerna ke mana ia dibawa.
Setelah beberapa saat, mereka tiba di puncak sebuah pegunungan yang tampak tak terjangkau oleh banyak orang. Pegunungan itu tampak misterius, diselimuti kabut tipis dan aura spiritual yang terasa begitu pekat. Udara di sini terasa lebih segar dan lebih hidup, seolah-olah seluruh alam semesta berdenyut dengan kekuatan yang tak kasat mata.
Pria tua itu menurunkan Xu Yiran dengan lembut ke tanah, dan seketika Xu Yiran merasakan tanah di bawah kakinya bergetar pelan, seperti hidup. Sesaat, ia merasa seakan ada energi spiritual yang mengalir masuk ke dalam tubuhnya, memberikan rasa hangat dan penuh potensi yang tak bisa ia ungkapkan.
"Tempat ini…" Xu Yiran berkata lirih, merasa terpesona dengan aura yang begitu kuat dan murni di sekitar mereka. "Tempat ini sangat berbeda."
Pria tua itu tersenyum kecil, mengangguk. “Ini adalah puncak Gunung Linglong, sebuah tempat yang penuh dengan energi spiritual murni. Tempat seperti ini hanya bisa dijangkau oleh orang-orang yang memiliki tekad dan potensi luar biasa. Aku membawamu ke sini agar kamu bisa merasakannya sendiri.”
Xu Yiran mengangguk perlahan, masih merasakan aliran energi yang begitu kuat di sekelilingnya. Tanpa berkata lebih banyak, pria tua itu melangkah ke sebuah batu besar di dekatnya dan duduk bersila. “Di sini, kamu akan memulai pelatihanmu. Hari ini, aku akan membiarkanmu beradaptasi dengan energi di sekitarmu. Mulai besok pagi, kita akan mulai latihan serius.”
Xu Yiran menatap pria tua itu, merasakan energi yang mengalir deras dalam dirinya. “Beradaptasi? Bagaimana?”
Pria tua itu memandangnya dengan tatapan yang dalam dan penuh arti. “Kamu harus mulai menyelaraskan tubuhmu dengan energi spiritual di tempat ini. Rasakan setiap aliran energi yang ada. Mulailah dengan bernapas dalam-dalam dan biarkan energi itu mengalir ke dalam tubuhmu. Jangan takut atau ragu, biarkan tubuhmu mengatur diri sendiri.”
Xu Yiran mengangguk, mengikuti instruksi pria tua itu. Ia mulai duduk bersila di atas batu besar, menyatukan pikirannya dan berusaha merasakan setiap energi yang ada di sekitarnya. Setiap napas yang ia tarik seolah membawa energi spiritual yang begitu murni dan kuat ke dalam tubuhnya, membuat tubuhnya terasa hangat dan penuh dengan potensi.
Namun, ia tahu bahwa ini bukanlah hal yang mudah. Seluruh tubuhnya terasa seolah sedang disalurkan oleh aliran energi yang tak terlihat, membuatnya merasa sedikit pusing dan tertekan. Namun, ia tidak berhenti. Dengan tekad yang kuat, ia terus berusaha menyelaraskan dirinya dengan alam sekitar, mencoba untuk memahami dan menguasai kekuatan yang ada di dalam dirinya.
Sang pria tua, yang duduk di kejauhan, mengamati Xu Yiran dengan penuh perhatian. Ia tahu bahwa proses ini akan memakan waktu, tetapi pria tua itu juga tahu bahwa Xu Yiran memiliki potensi besar. Semuanya tergantung pada dirinya sendiri untuk membuka potensi itu.
"Besok kita mulai lebih serius," kata pria tua itu pada dirinya sendiri, sambil tersenyum puas melihat usaha keras murid barunya.
Xu Yiran terus berusaha, merasakan perubahan kecil dalam dirinya. Meskipun awalnya sulit, ia mulai merasakan kenyamanan saat energi spiritual mengalir melalui tubuhnya, dan perlahan-lahan, rasa sakit itu mulai mereda. Ia merasa lebih tenang, lebih terkendali, dan ada perasaan bahwa ia mulai menemukan jalannya.
Saat matahari mulai terbenam di balik pegunungan, Xu Yiran membuka matanya dan memandang sekeliling. Ia merasa sudah cukup beradaptasi dengan energi di tempat ini, meskipun baru permulaan. Dengan semangat yang baru, ia tahu bahwa tantangan yang lebih besar menantinya.
"Besok… aku akan lebih kuat," gumam Xu Yiran dalam hati, sambil berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyerah.
Malam itu, Xu Yiran tidur dengan penuh ketenangan, merasakan aliran energi yang terus mengisi dirinya, tanpa dia ketahui bahwa besok adalah permulaan dari penderitaan yang sesungguhnya.