Desi seorang gadis cantik yang berasal dari kampung. umurnya masih 18 tahun tetapi ia sudah memutuskan untuk merantau ke kota jakarta sendirian demi mencari pekerjaan. 18 tahun cukup muda kan? yeah... dari kecil Desi sudah dididik menjadi anak yang mandiri. di karenakan Desi lahir dikeluarga yang serba kekurangan, gadis itu hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai kelas 6 SD saja. ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan pertama
.
Desi seorang gadis cantik yang berasal dari kampung. Umurnya masih 18 tahun tetapi ia sudah memutuskan untuk merantau ke kota Jakarta sendirian demi mencari pekerjaan. 18 tahun cukup muda kan? Yeah ... Dari kecil Desi sudah dididik menjadi anak yang mandiri. Dikarenakan Desi lahir di keluarga yang serba kekurangan, gadis itu hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai kelas 6 sd saja. Ia tidak punya cukup biaya sekolah untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya.
Walau pun begitu. Semangat Desi untuk hidup mandiri tidak pupus. Ia selalu membantu ibu dan ayahnya bertani dan berkebun demi keberlangsungan hidup mereka. Namun, di usianya yang kini telah menginjak 18 tahun. Desi memutuskan untuk merantau sendiri ke kota Jakarta berharap dirinya mendapat pekerjaan yang lebih layak untuk menghidupi keluarganya yang kini sedang berada di kampung.
Bus!
Bus berhenti tepat di terminal bus. Desi segera menenteng tas besarnya lalu turun dari bus tersebut setelah membayar pak supir dengan uang recehan miliknya.
"Wah ...." Desi melongo dengan kagum ketika melihat di sekelilingnya terdapat banyak gedung-gedung yang begitu tinggi. Desi yang berasal dari kampung tentu merasa kagum dan takjub ketika melihat semua itu. Seumur hidupnya ia tak pernah melihat gedung tinggi sama sekali karena di kampungnya tidak ada gedung tinggi. Yang ada hanyalah rumah-rumah kecil untuk tempat tinggal warga yang ada di sana.
Di saat Desi sibuk melongo. Seorang pria dengan wajah yang tertutup oleh topeng mendekatinya. Dan tanpa sadar pria bertopeng itu langsung menarik paksa tas yang sedang ditenteng oleh Desi. Desi yang mendapat perlakuan itu secara tiba-tiba lantas langsung terkejut dan berteriak.
"Eh?! Pencuri! Pencuri!" teriak Desi ketika melihat pria bertopeng itu berlari dengan sangat cepat sembari membawa tas miliknya yang sudah dicuri.
Desi tidak tinggal diam. Gadis bertubuh mungil itu berusaha mengejar si pria bertopeng itu. Ia tidak akan membiarkan tas miliknya direbut begitu saja oleh seorang pencuri.
"Pencuri! Pencuri, jangan lari!" teriak Desi terus berusaha mengejar pencuri tersebut. Akan tetapi kakinya yang pendek tidak mampu mengejar kecepatan larian si pencuri itu.
Pria bertopeng itu berhasil kabur membawa tas milik Desi yang berisikan barang penting miliknya, yaitu hp, pakaian dan sejumlah uang. Desi yang melihat itu lantas langsung menangis karena barang-barang yang ia bawa dari kampung telah habis dicuri oleh pria bertopeng itu.
"Bagaimana ini ... Hiks ... Hiks ...." isak Desi yang tak tahu harus berbuat apa-apa lagi. Desi sibuk menangis meratapi nasibnya yang sial sampai-sampai ia tak sadar bahwa saat ini ia sedang berhenti di tengah jalan.
Tin-! Tin-! Tin-!
Suara klakson mobil menusuk gendang telinga Desi. Belum sempat gadis itu menoleh tiba-tiba saja ...
Bruk-!
Desi ditabrak dan terpental jauh yang membuat gadis itu langsung pingsan di tempatnya.
"SAM!" bentak Kendra sangat keras.
"Ma--Maafkan saya, Tuan. Sa--Saya tidak sengaja. Ga--Gadis itu berdiri sendiri di tengah jalan," ujar Sam dengan nada terbata-bata.
"Cepat turun! Dan chek keadaan wanita itu sekarang!" bentak kendra.
"Ba--Baik, Tuan!" Sam pun segera keluar dari mobil dan menghampiri Desi yang sudah terbaring tak sadarkan diri di tengah jalan.
Begitu Sam memeriksa keadaan Desi. Sam menghela nafasnya dengan lega karena jantung Desi masih berdetak dengan sempurna. Dengan segera Sam kembali menghampiri mobil.
"Tuan, wanita itu hanya pingsan," jawab Sam.
"Bawa dia ke rumah sakit!" titah Kendra.
"Sekarang, Tuan?" tanya Sam.
"Tahun depan!"
"Baik, Tuan."
"Kau ingin aku pecat, Sam?! Tentu saja sekarang!" teriak Kendra benar-benar emosi menghadapi tingkah bodoh asistennya itu.
"Ba--Baik, Tuan!" Sam kembali menghampiri Desi. Dengan segera Sam mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya masuk ke dalam mobil.
"Kenapa kau menaruhnya di sini?!" bentak Kendra sangat kesal karena Sam menidurkan tubuh Desi di atas pahanya.
"Lalu saya harus meletakkan gadis ini di mana, Tuan? Bagasi mobil kita sudah penuh dengan koper," sungut Sam yang membuat Kendra menghela nafasnya dengan pasrah.
"Lajukan mobilnya! Kita ke rumah sakit sekarang!" titah Kendra.
"Baik, Tuan!" Sam pun segera menjalankan mesin mobil lalu tancap gas menuju rumah sakit.
Di perjalanan. Sejak tadi Kendra menatap wajah Desi yang sedang terbaring tak sadarkan diri di atas pangkuannya. Entah mengapa jantung Kendra tiba-tiba berdegup kencang tak karuan ketika melihat wajah cantik gadis itu. Tanpa sadar sudut bibir Kendra terangkat, memperlihatkan senyuman miring yang cukup menyeramkan jika dilihat.
'Menarik ....' gumam Kendra dalam hatinya.
"Sam!" panggil Kendra.
"Iya, Tuan?" sahut Sam fokus menyetir mobil.
"Ubah arah! Kita langsung pulang ke mansion!" titah Kendra dengan tegas.
"Loh ... Tapi, Tuan, Bagaimana dengan keadaan gadis itu?"
"Panggilkan dokter pribadiku untuk segera ke mansion sekarang juga! Mulai sekarang gadis ini akan tinggal di mansionku!"
"WHAT?!"