[On-Going] Lili seorang Wanita yang punya masa lalu kelam, mencoba menjadi kepribadian yang baru. Ketika menjalin hubungan Serius dengan Pria selalu gagal. Seperti apa kisah perjalanan Lili yang penuh Lika-liku, apakah Lili bisa mencapai kebahagian hidupnya dengan Pria yang dicintainya. Ikuti kisahnya di NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpisah dalam Diam
Setelah kejadian makan malam itu, selama berhari-hari antara Lili dan Rama tidak saling menyapa satu sama lain, Lili setiap hari melihat isi pesan ponselnya berharap Rama menghubunginya, namun sampai saat ini tak kunjung dihubungi. Lili berdiri didekat jendela kamarnya, menatap kearah pemandangan luar, hatinya merasa gundah gulana dan rindu berat dengan Rama. Namun ia bisa apa sekarang?
Lili hanya bisa terdiam dan tak berani untuk duluan karena pasti Rama tidak akan merespon pesannya. Saat galau melanda dengan rasa berkecamuk dalam hati, sebuah panggilan telepon datang dari nomor tak dikenal. Sontak wajah Lili berubah kaget dan berharap nomor baru itu adalah Rama, saat sudah diangkat dan terdengar suara diujung telepon, suara itu wanita.
"Halo. Lili." Ungkap Pendek suara wanita diujung telepon yang belum Lili ketahui.
"Ia. Dengan siapa ini?" Tanya Lili penasaran siapa Wanita ini.
"Ini aku Talita. Aku ingin berbicara banyak denganmu ditempat biasa kita bertemu! kau masih ingat kan." Ungkap Talita sambil mengajak Lili untuk bertemu empat mata.
Lili tidak menjawabnya begitu saja, ia masih terdiam sejenak untuk memikirkannya lebih dulu.
"Kenapa kau diam. Tidak mau ya?" Ujar Talita.
"Emm Bisa. Kapan?" Jawab Lili akhirnya mengiyakan ajakan Talita, lalu kembali bertanya kapan.
"Pagi ini jam 10 aku sudah disana. Aku tunggu ya." Ungkap Talita.
"Ok." Jawab Pendek Lili. Lalu pembicaraan mereka berdua terputus.
Lili sudah berangkat dalam perjalanan menggunakan Busway Umum, hari ini terlihat renggang karena hari kerja, ia duduk dikursi busway menuju ke taman perkotaan. Lili menyenderkan kepalanya ke dekat jendela kaca, menatap pemandangan cerah kota pagi ini, namun tak secerah hatinya yang galau dan bimbang dengan percintaannya dengan Rama.
Suara busway terdengar sudah sampai ditempat tujuan, Lili berdiri dari duduknya dan melangkah keluar dari busway. Ia lalu berjalan santai menuju ke taman kota yang jaraknya tidak jauh dari halte busway ini. Perjalanan ini sambil matanya melihat pemandangan kota dengan pohon-pohon hijau, orang lalu lalang sibuk dengan urusannya masing-masing. Sampainya di taman kota, Lili masuk ke-area taman dan menatap dari kejauhan Talita sudah duduk dibawah pohon dengan rumput yang baru dipotong, terlihat menikmati suasana yang hangat. Lili melangkah mendekatinya.
"Sampai duluan kau?" Tanya Lili yang sudah dekat dengan Talita.
Talita menoleh ke suara itu dan tersenyum kecil "Duduklah disampingku, kita menikmati sinar matahari lagi biar kulit kita sehat." Ucap Talita.
Lili duduk disampingnya dan mulailah pembicaraan penting.
"Aku minta maaf soal kejadian malam itu. Aku udah salah memberikan bukti aibmu sama Mama Rama. Malam itu aku konflik dengan Mama Rama, aku kira bisa memanfaatkannya untuk bisa bersama Rama, tapi ternyata tidak. Aku malah dihina-hina sama halnya kau dihina sama Mama Rama. Aku benar-benar sakit hati." Ungkap curhat Talita pada Lili.
"Aku baru sadar, mau konflik apapun dalam persahabatan, kalau sahabatan sudah puluhan tahun itu nggak semudah itu hilang. Pasti akan balik lagi, contohnya seperti kita saat ini." Ucap balik Lili pada Talita.
"Kau benar Li. Lelah rasanya kita huru-hara terus soal Cowok. Aku saja yang mengalah soal hal ini, kau harus perjuangan Rama." Ungkap Talita, lalu matanya menoleh kearah wajah Lili.
"Kejadian Malam itu, membuat Rama kecewa denganku, sudah berhari-hari lamanya dia nggak kontak aku. Aku sudah pasrah kalau dia minta pisah." Curhat Lili sambil menahan air matanya.
Talita mendengar ucapan Lili dan melihat Lili mulai meneteskan air mata. Tangan Talita memegang tangan Lili untuk menguatkan. Lalu Talita berkata "Aku lebih kenal karakter Rama, kalau dia masih cinta pasti dia menghubungimu dan memberimu kesempatan kedua. Aku nanti akan membantumu untuk berbicara dengan Rama, aku harus menyakinkan Rama agar bisa kembali padamu." Ungkap Talita, lalu menepuk pundak Lili beberapa kali untuk menenangkannya.
Lili menatap kearah Talita dan tersenyum "Seriusan mau bantu?" Tanya Lili untuk memastikannya
"Ia Serius." Jawab Pendek Talita pada Lili. "Tapi ada syaratnya ya?" Ujar Talita.
"Tuh kan. Apa syaratnya?" Tanya Lili dengan wajah penasaran.
"Kau harus berhasil menikah dengan Rama. Supaya kau dan aku bisa balas dendam dengan Mama Rama. Wanita siluman itu harus diberi pelajaran." Jawab Lili sambil mukan-nya gregetan kalau membahas nama Mama Rama.
"Ok. Ok. Tapi nggak sampai membunuh kan." Ujar Talita sambil bergurau.
"Nggak lah." Jawab Lili, sambil terkekeh-kekeh.
Lili dan Talita tertawa bersama bercerita soal Mama Rama. Calon mertua dengan sifat iblis.
Saat Lili dan Talita sedang bercanda, datanglah Don yang sudah diundang Talita untuk datang ke taman.
Lili melihat Don kaget, merasa sedikit canggung karena masalah ayahnya.
"Tenang Lili. Aku akan bahas disini bersamamu agar Don tidak macam-macam denganmu." Ungkap Talita menenangkan Lili.
Don sudah mendekati Talita dan duduk disampingnya. Lalu menyapa Lili dan Talita.
"Apa kabar Lili?" Tanya Don basa-basi.
"Baik Don." Jawab Lili.
"Langsung aja pada intinya ya Don." Ungkap Talita membuka percakapan obrolan.
"Langsung apa nih?" Tanya Don.
"Soal foto-foto ayah Lili yang kerja diCafe itu. Kalau kau sebar juga nggak ada gunanya karena Rama sudah tahu masa lalu Lili. Jadi kau mulai sekarang stop memanfaatkan Lili." Ungkap dengan tatapan tajam pada Don. "Ngerti nggak?" Ujar Talita, nadanya meninggi.
"Ok. Ngerti." Jawab Don nurut sama Talita. Don lalu mengambil ponselnya dan menghapus semua bukti foto Lili dan ayahnya diCafe.
"Nih sudah aku hapus ya Li." Ujar Don, lalu memberikan bukti ponselnya di folder Lili sudah tidak ada.
"Ya." Jawab Pendek Lili.
Talita lalu tersenyum kecil pada Lili, lalu tersenyum kecil juga pada Don.
Don merasa bahagia karena selama bersama Talita ia tidak pernah melihat senyuman Talita, baru kali ini ia melihatnya dan makin jatuh cinta. Don dirundung asmara.
Saat itulah mereka memutuskan untuk berpisah karena hari sudah semakin siang. Lili pulang kearah berbeda, sedangkan Talita dan Don melanjutkan bermain bersama berdua entah kemana.
*