Ammar dijodohkan dengan Safa yang merupakan anak dari adik angkat ibunya. perjodohan terjadi atas permintaan Ibunda Safa saat menjelang akhir hayatnya karena ingin anaknya memiliki pendamping setelah dirinya tiada
Sedangkan Sang Adik Ubay mengalami insiden tidak mengenakan, dia tidak ingin bertanggungjawab karena dia tak pernah merasa berbuat hal itu tapi karena permintaan sang ibu untuk menikahi gadis itu Maka dia menikahinya.
Begitupun dengan kedua adik lelaki kembar mereka yang menemukan jodohnya dengan cara tak terduga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketemu Salwa
Setelah berpamitan dengan semua keluarga. Ammar dan Safa akhirnya berangkat jalan-jalan bersama. Tujuan utama mereka kali ini adalah ke panti asuhan sesuai keinginan sang istri.
Ammar tersenyum melihat istrinya dekat dengan para anak panti seperti ibu dan juga kedua adiknya. Yayasan panti asuhan ini berdiri di tanah yayasan keluarganya.
"Kelihatannya kamu sudah siap memiliki anak dek?? Tanya Ammar dengan senyuman manis.
" Aku memang ingin punya anak kak, tapi se dikasihnya saja". Ucapnya sambil menggendong bayi mungil berusia sebulan itu.
"Memang kamu tidak keberatan?? Dan bagaimana dengan kuliahmu??
" Kan aku katakan se dikasihnya saja kak, kita tidak tahu cepat atau lambat, kakak kan tahu itu adalah takdir Allah, walau kita berusaha jika belum diberi kepercayaan, ya mau bagaimana??
Ammar tersenyum manis mendengar perkataan istrinya itu. Dibalik pengetahuan yang minim akan agama, dia punya keyakinan kuat kepada Takdir Allah.
"Iya dek, kita hanya akan berusaha saja, kita akan serahkan segalanya pada Allah saja". Ucap Ammar mengelus kepala sang istri.
" Anak yang cantik, aku berharap jika punya anak nanti, aku ingin anak kembar". Ucapnya dengan kegirangan melihat bayi kembar mungil itu.
"Kembar?? Kamu yakin?? Tanya Ammar dengan khawatir
" Memang kenapa kak?? Tanyanya tidak mengerti karena suaminya memasang wajah khawatir.
Ammar menghela nafas berat. Dia jadi membayangkan repotnya umminya saat mengurus sikembar Aryan dan Arjun, belum lagi mereka semua masih kecil-kecil. Jarak mereka saja dekat hanya dia dan kakaknya yang jarak 3 tahun.
"Aku hanya khawatir jika anak kembar dek, aku menyaksikan sendiri ummi pusing saat mengurus kami yang berusia jarak dekat". Ucap Ammar dengan senyum khawatir.
" Iya sih kak, tapi itu takdir Allah kak, aku dikasih ya alhamdulillah, kalau tidak juga tidak apa-apa, mungkin menurut Allah aku belum mampu". Ucapnya tersenyum
"Iya dek, kita berusaha saja, oh iya kita jadi jalan-jalan lagi??
" Aku ingin pergi beli baju couple sama kakak boleh??
"Tentu sayang, apapun keinginan tuan putri selama hamba bisa, maka hamba laksanakan". Ucap Ammar dengan senyum jenaka.
Safa tertawa melihat tingkah suaminya yang kadang-kadang random tidak jelas itu, tapi dia sangat suka. Dia berpikir jika itu akan membuat hubungan mereka semakin dekat.
"Apaan sih kak, aneh banget, kakak tidak marah kan?? Tanya hati-hati.
" Lah, marah kenapa memang dek?? Tanya Ammar tidak mengerti.
"Kita kan baru menikah, terus kakak dan keluarga kakak sudah mengeluarkan banyak uang untuk semua ini. Belum lagi uang yang kakak beri kepada abangku itu". Ucap Safa berubah sendu.
Dirinya takut dicap sebagai istri mata duitan dan tidak tahu diri menguras uang suaminya.
"Selama aku mampu, aku akan memberikannya dek, lagian jika aku membahagiakan istriku tentu saja harus perlu modal, modal tampang, modal uang, modal segalanya. walau aku tidak sempurna, tapi aku akan mengusahakan yang terbaik yang kubisa untuk membahagiakanmu karena itu caraku menarik rejeki". Ucap Ammar memeluk sang istri.
"Terima kasih". Safa membalas pelukan suaminya dan menangis Haru.
Sungguh dia ucapkan beribu terima kasih kepada Allah, pada ibunya karena memilihkan lelaki baik ini untuknya.
" Sama-sama sayangku, jangan sungkan meminta apapun, selama aku mampu aku akan memenuhi nya".
Safa menganggukkan kepalanya dan tersenyum haru. Sungguh dia beruntung bisa mendapatkan lelaki sempurna dengan keluarga baik juga.
"Ayo jalan, kebetulan kakak juga hanya punya baju sedikit karena tidak terlalu tahu mencari pakaian, biasanya ummi yang pilihkan. Sekarang kakak punya istri, urusan itu akan teralihkan padamu". Ucapnya Ammar.
" Ayo kak, aku akan membeli pakaian couple yang banyak untuk kita". Safa menggandeng suaminya dengan penuh semangat.
Mereka berdua berjalan mengitari pusat perbelanjaan gamis dan baju couple milik keluarga besarnya. Ya Toko ini adalah toko keluarga Ammar yang Ammar buat karena untuk mendedikasikan anak-anak didik pesantren yang memang berbakat membuat pakaian.
Safa tidak tahu jika itu adalah milik keluarga suaminya jadi dia senang-senang saja. Setelah memilih barang keduanya sampai dikasir.
"Loh pak Ustad Ammar ada disini?? Tanya para karyawan dengan sopan dan menundukkan kepalanya.
" Iya, tolong hitungkan belanjaan istri saya". Ucapnya sambil memandang istrinya.
"Apa tidak dimasukkan ke pencatatan pribadi ustad Ammar saja?? Tanya lagi.
" Tidak perlu, karena bukan adik saya yang membeli jadi tidak perlu". Ucapnya dengan senyuman pada istrinya.
"Baik pak ustad". Ucap mereka kemudian menghitung belanjaan istrinya dengan perlahan.
Pakaian yang dibeli Safa beranekaragam mulai dari pakaian tidur, pakaian dinas malam dan baju couple untuk pergi jalan, ke acara kondangan dan yang lainnya.
" Ini ustad totalnya 10 juta pas ". Ucap Kasir kepada Ammar.
Ammar memberikan kartu debitnya untuk membayar belanjaan itu sedangkan istrinya yang berada di sebelahnya, malah melongo mendengar jumlah belanjaan yang dia beli. Dan juga penasaran kenapa suaminya sangat akrab dengan para karyawan toko.
"Kamu kenapa dek?? Tanya Ammar begitu mengambil barang belanjaan istrinya kemudian mengalihkan pandangannya kepada sang istri.
" Tidak apa kak, hanya saja, ternyata belanjaan ku banyak banget sampe menghabiskan uang sebanyak itu". Cicitnya pelan memandang suaminya dengan tatapan bersalah.
"Tidak apa sayang, toh belanjaannya memang banyak apalagi bajunya memang couple jadi wajar jika bayarannya banyak". Ammar mengelus kepala sang istri agar tidak merasa bersalah.
" Makasih kak".
"Sama-sama sayang, yuk kita jalan lagi, mau nonton kan??
Safa mengangguk cepat dan penuh semangat. Sudah lama dia ingin berkencan dengan menonton film di bioskop, tapi tidak pernah kesampaian karena bundanya dulu cukup protektif kepadanya sehingga jika pergi-pergi tidak bisa sembarangan.
Keduanya sampai di gedung bioskop dan ternyata mereka bertemu dengan Salwa adik dari Shifa sepupu Safa.
"Kalian ada disini, mau nonton juga?? Ucap Salwa dengan mata berbinar tepatnya saat melihat Ammar berada di hadapannya.
" Iya kami mau nonton juga, kamu sama siapa kesini?? Tanya Safa dengan kening mengkerut.
Dia merasa sepupunya ini bertingkah genit kepada suaminya karena sejak tadi seperti menggodanya. Tapi dia berusaha menahan kekesalannya agar tidak membuat suaminya malu karena ini ditempat umum.
"Aku sendirian, tadinya sama teman tapi temanku ada urusan mendadak jadi langsung pulang. Kita bareng aja ya". Ucap Salwa dengan genit dan penuh nada manja menggoda Ammar.
Ammar yang risih akhirnya bersuara. " Maaf yah, kami sedang ingin menikmati waktu berdua karena kami sedang honeymoon jadi tidak bisa bergabung". Ucap Ammar dengan sopan tanpa melihat sepupu istrinya itu
Dia sangat tahu wanita dihadapannya itu sedang menggodanya, itulah sebabnya dia tidak mau berdekatan apa lagi bergabung dengannya. Terlihat sekali jika dia sengaja, padahal dia tahu jika Ammar adalah suami sepupunya.
Safa yang mendengar ucapan suaminya mengulum senyumnya, ternyata suaminya tahu dan risih pada sepupunya karena mencoba menggoda suaminya makanya berkata seperti itu.
"Iya benar kata suami aku, maaf yah kami belum bisa gabung karena kami sedang menikmati waktu kebersamaan kami".
Salwa yang mendengarnya pun memaksakan senyumnya, dia mengumpat dalam hati kepada Safa karena tidak membujuk suami nya padahal dia berniat untuk mendekati Ammar.
"Iya tidak apa-apa, Have Fun yah!! ". Ucapnya dengan senyum paksa.
Dia harus merencanakan sesuatu agar bisa mendapatkan lelaki itu bagaimanapun caranya.